KONFERENSI PERS SOUNDSEKERTA 2019: NGOBROLIN MUSIK SAMPAI CARA BANGKIT BERSAMA RAN, YURA, DAN TOMPI

Jumat sore, tanggal 27 September 2019, Ruang Bhinneka KJRI Melbourne kedatangan tiga musisi bertalenta dari tanah air. Mereka adalah RAN, Yura, dan Tompi. Ketiga artis ini datang ke Melbourne untuk memriahkan acara Soundsekerta yang akan diadakan keesokan harinya. Hadir dengan berbusana semi-casual, para tamu spesial ini menempati kursi di belakang meja putih panjang yang telah disediakan panitia. 

Acara konferensi pers hari itu dibuka oleh duet MC Dita dan Hirzi. Berkesempatan hadir memberikan sambutan pada sore itu adalah Ibu Spica A. Tutuhatunewa selaku Konsulat Jenderal Indonesia untuk Melbourne dan Tasmania.

Sesi tanya jawab berlangsung santai. Beberapa kali RAN, Tompi, dan Yura berhasil mengundang gelak tawa hadirin dengan jawaban-jawaban yang diberikan sambil sesekali saling melempar kelakar satu sama lain. Berikut OZIP membawakan cerita dari konferensi pers Soundsekerta 2019 yang bertabur tawa dan inspirasi dari ketiga bintang tamu hari itu.

Cerita Yura tentang bangkit dari titik nadir

Pemilik nama lengkap Yunita Rachman ini pernah mengalami saat yang berat dalam hidupnya. Saat ditanya tentang apa yang memotivasi dirinya di saat dirinya merasa down, Yura yang hari itu tampil cantik dengan blazer warna putih gading terlihat semangat. Yura bercerita tentang saat-saat terpuruknya sampai akhirnya bertemu dengan sosok yang kemudian menginspirasinya mengeluarkan album kedua yang berjudul “Merakit”. Bertemu saat Yura tengah tampil di panggung Yayasan tunanetra Wiyata Guna Bandung, dirinya bertemu dengan Delia. Yura mengenal Delia sebagai sosok yang “menamparnya” dengan satu kalimat sederhana. 

“Dia ingin menjadi seorang penyanyi. Alasan dia juga sangat sederhana – dia ingin membuat bangga kedua orang tuanya dan ingin membuat orang-orang senang dengan lagunya,” tutur Yura mengenang kata-kata Delia satu setengah tahun yang lalu. Dari pertemuannya dengan Delia, Yura kemudian kembali merilis album lagi.

Teman dari SMP yang sudah seperti keluarga

Tidak banyak yang tahu bahwa Rayi, Asta, dan Nino adalah teman satu sekolah. Karena itu, bagi pemilik lagu “Pandangan Pertama” ini, tidak sulit membangun kekompakan karena sudah serasa keluarga. Didapuk kembali sebagai pengisi acara Soundsekerta tahun ini, RAN mengaku senang dapat kembali lagi ke Melbourne untuk ketiga kalinya. 

“Jadi moga-moga besok lagu-lagu kita dapat mengobati luka-luka yang mungkin sedang terluka, mengobati rindu buat yang lagi rindu dan membahagiakan semua orang,” harap Nino untuk acara Soundsekerta yang akan dihelat esok.

Band yang sudah berdiri sejak 13 tahun lalu ini baru saja menerbitkan album baru yang berjudul “Omne Trium Perfectum”. Jika biasanya mereka membuat lagu bersama, kini masing-masing personel merilis lagu masing-masing secara bertahap. Bagi yang mengikuti RAN, jangan lupa untuk membeli album baru mereka ini!

Cara Tompi memaknai musik dan mimpi membuat film

Dibalut jaket hijau, dokter yang kini merambah dunia sutradara ini menyayangkan mudahnya ketersinggungan terjadi. Namun, Tompi meyakini musik adalah salah satu jalan agar ketersinggungan tidak terjadi. Terlebih lagi, musisi kelahiran Aceh ini percaya bahwa di era sekarang, musik dapat menjadi kendaraan bagi sesiapa yang menguasainya untuk hidup lebih layak. 

Saat ditanya mengenai musik dan representasi kepribadian, Tompi mengamini bahwa tidak hanya lagu, sikap dan perilaku seseorang akan terlihat dari ekspresi seni orang tersebut. “Orang yang relatif pendiam pasti musiknya akan lebih syahdu. Tidak ada istilah baik atau buruk. Bukan berarti yang merilis lagu rock akan lebih buruk dari yang merilis lagu mellow. Tidak ada nilai-nilai seni yang membuat satu wujud seni lebih baik daripada yang lain. Pada akhirnya, derajat seseorang ditentukan oleh keimanan dan ketakwaannya,” tandas Tompi sedikit bercanda, yang diikuti tepuk tangan awak media. 

Alih-alih bermimpi membuat album musik sendiri, Tompi malah bermimpi membuat film garapannya sendiri. Dan pada pertengahan tahun ini mimpi Tompi membuat film sendiri telah terwujud melalui produksi “Pretty Boys”. Karena itu, Tompi menyarankan untuk tidak takut mencoba hal yang baru jika merasa terpuruk di satu bidang. Satu lagi mimpi Tompi yang ingin diwujudkan adalah membuat film musikal mengenai industri musik dan motivasi musisi. Karya yang sangat patut dinantikan dari dokter serba bisa ini.

Teks dan foto: Mutia Putri