Siapa yang tidak kenal dengan Indomie? Tidak hanya bagi warga Indonesia, Indomie sendiri sangat terkenal di banyak negara, misalnya Nigeria dan Australia. Bertujuan untuk mengenalkan citarasa Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membuka Warung Indomie di Australia. Berlokasi di HWKR Melbourne, 137 A’Beckett Street warung ini berbentuk pop-up store yang akan beroperasi di food court ini selama empat bulan ke depan.
William Ho selaku Regional Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menjelaskan bahwa warung yang bertemakan kuliner Nusantara, “Warung Indomie” ini pertama kali dibuka di Melbourne. Lokasi Melbourne sendiri dipilih karena dianggap sebagai kota kuliner, dan membuka restoran percobaan di HWKR merupakan kesempatan baik untuk memulai bentuk lain dari promosi Indomie. Indofood pun mengadakan Grand Opening warung ini pada Jumat, 15 Maret 2019.
Restoran ini menyediakan berbagai variasi menu inovasi berbahan dasar utama Indomie. Untuk saat ini hanya beberapa varian Indomie saja yang digunakan, seperti Indomie goreng, Indomie kari ayam, dan spesial ayam, ke depannya direncanakan akan menghadirkan Indomie geprek untuk menu terbatas. Beberapa menu andalan yang tersedia di warung ini adalah Mie Goreng Gokil (Indomie goreng dengan iga ayam krispi, telur balado, kacang, dan saos pedas manis), Mie Goreng Sambal Matah (Indomie goreng dengan daging sapi Bali, sambal tahu, acar, dan sambal matah rumahan), Indomie Fried Chicken (Iga ayam goreng bumbu Indomie), Curry Mie (Indomie kuah kari dengan kari ayam, wortel, kentang, dan dadar jagung), dan berbagai makanan pembuka dan penutup khas Indonesia lainnya.
Untuk sementara waktu, warung ini akan buka selama empat bulan dikarenakan durasi kontrak yang ada dengan pemilik venue hanya berlangsung selama 4 bulan atau 6 bulan. Sebagai percobaan, Indofood memilih kontrak empat bulan untuk melihat animo warga Melbourne terhadap eksistensi warung ini. “Jika kemudian respon masyarakat positif, maka kita akan memperpanjnag kontrak hingga enam bulan sebelum memutuskan untuk membuka warung permanen,” ujar William Ho. Sejauh ini William menemukan bahwa respon yang ada sangat positif, tidak hanya dari warga Indonesia yang tinggal di Melbourne, bahkan juga dari masyarakat lokal sendiri.
Selain membuka warung ini, Indomie juga sangat aktif mempromosikan dirinya melalui sosial media, khususnya Facebook dan Instagram. “Khusus di Instagram @indomieau, Indomie sering kali memberikan giveaway paling tidak sebulan sekali dengan melakukan selfie challenge. Sesuatu yang fun!” jelas Emir selaku social media marketer dari Indomie Australia. Selain itu, Fox FM dan City of Melbourne sendiri berinisiatif secara sukarela membuat video documenter tentang “Warung Indomie” ini dan mengunggahnya di channel mereka. Dalam beberapa bulan ini, Indomie akan fokus mempromosikan diri melalui “Warung Indomie”, media sosial, dan perluasan distribusi barang. Ke depannya, pihak Indomie berharap untuk melibatkan influencer untuk melakukan food review dan menyebarkan informasi tentang “Warung Indomie” online.
Pihak Konsulat Jendral Republik Indonesia sendiri sangat antusias menanggapi pergerakan untuk mengenalkan produk dan citarasa Indonesia di Melbourne. “Saya rasa, Indomie sangat akrab di mata tidak hanya orang Indonesia saja, tetapi juga warga Singapura dan negara-negara Asia lainnya. Pemerintah sendiri selalu mendukung dengan cara menggunakan produk Indonesia (aka Indomie) dalam berbagai kegiatannya.” Jelas Ibu Spica A. Tutuhatunewa selaku Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk daerah Victoria dan Tasmania. Beliau juga melanjutkan bahwa sebagai perwakilan Indonesia, beliau sangat bangga melihat Indomie tidak hanya tersedia di supermarket Asia, tetapi juga di banyak supermarket lokal. Ibu Orchida S. Danudjaja selaku Wakil Konsul menambahkan bahwa pihak KJRI siap mendukung dengan memberikan capacity building program jika diperlukan. Tidak menutup kemungkinan di masa depan bahwa pihak KJRI akan meningkatkan perannya sebagai jembatan bagi para pegiat UMKM Indonesia yang ada di Melbourne dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, seperti satu kegiatan yang pernah terlaksana, yaitu Creative Economy Forum: Ngobrol Kuliner Indonesia di Victoria.
Teks: Siti Mahdaria
Photo: Devina Krismarina