Dialog dan Aspirasi Diaspora Indonesia dengan Wakil Ketua MPR RI

Diaspora Indonesia di Melbourne berkumpul di 11th Space Collins Street pada hari Minggu (4/12/2022) siang untuk menghadiri acara dialog bersama Wakil Ketua MPR RI dan anggota Komisi III DPR RI, yakni Bapak H. Arsul Sani. Kegiatan ini diprakarsai oleh Indonesian Diaspora Network Victoria (IDN VIC) dan Forum Masyarakat Indonesia di Australia (FMIA) untuk mendiskusikan isu-isu terkini terkait diaspora Indonesia. Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania, Bapak Kuncoro Giri Waseso, beserta jajarannya juga tampak hadir untuk turut mendengarkan aspirasi yang ada.

Bapak Arsul Sani sendiri merupakan lulusan fakultas hukum Universitas Indonesia, LSPR, Glasgow Caledonian University, dan Collegium Humanum-Warsaw Management University. Pengalaman hidup di negeri orang telah dirasakan oleh Bapak Arsul Sani selama beberapa tahun sehingga isu-isu terkait diaspora dapat dipahami oleh beliau, salah satunya adalah tentang kewarganegaraan ganda.

Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan pada dasarnya Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) maupun tanpa kewarganegaraan (apatride) namun mengakomodasi asas dwi kewarganegaraan secara terbatas. Dalam hal ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Kewarganegaraan, diantaranya adalah anak-anak yang memiliki orang tua dengan status kewarganegaraan berbeda dan salah satunya adalah WNI.

Wacana Indonesia untuk mengakui kewarganegaraan ganda sendiri memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Salah satu sisi positifnya, menurut yang disampaikan oleh Sulistyawan Wibisono selaku Ketua Diaspora Australia, adalah keperluan perlindungan diaspora. Selain itu seiring persaingan pasar tenaga kerja yang semakin mengglobal, anak-anak muda potensial yang merupakan human capital bagi negara Indonesia harus dipertahankan agar tidak berpindah kewarganegaraan demi kepentingan nasional.

Diskusi semakin hangat saat berbagai perwakilan diaspora menyampaikan aspirasi, pertanyaan, dan masukan kepada narasumber. Acara ditutup dengan ramah tamah sembari menikmati kudapan nusantara yang telah disiapkan oleh panitia.

Teks dan foto: Nurfita Kusuma Dewi