Pada hari Rabu (8/3/2023), mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara dialog “Indonesia and Urban Transformations” di Chancellery Building, Monash University Clayton Campus.
Acara yang berlangsung secara hibrid siang itu dimoderasi oleh Presiden Monash University Indonesia, Professor Andrew Maclntyre. Di depan Sharyn Davies selaku Director of Herb Feith Indonesia Engagement Centre dan para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Australia, Anies Baswedan memaparkan tentang transformasi ibu kota negara di bawah program JakLingko selama kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta periode tahun 2017-2022.
Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki pekerjaan rumah besar terkait mobilitas warganya, kesenjangan sosial masyarakatnya, serta polusi udara dalamnya. Ada tiga akar permasalahan yang menurut Anies selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta menjadi fokus pemerintah. Pertama, car-oriented development dimana Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sangat memanjakan para pemilik mobil dibandingkan menyediakan transportasi umum yang baik dan memadai untuk masyarakat. Kedua, insufficient basic services terkait dengan kualitas pendidikan yang adil bagi semua warganya, kurangnya lapangan kerja, ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan air bersih yang cukup, dan semakin mahalnya harga tempat tinggal di Jakarta. Ketiga adalah unsustainable development dimana sampah sebanyak 7,800 ton yang dihasilkan Jakarta setiap harinya mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Di akhir paparannya, mantan rector Universitas Paramadina tersebut memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertukar pikiran dengan para pelajar Indonesia tentang wujud Jakarta yang ideal sebagai kota terpadu di masa depan.
Acara dialog ditutup dengan acara ramah tamah, makan siang, serta foto bersama dengan para pelajar Indonesia. Anies berpesan kepada para mahasiswa yang hadir untuk memberikan sumbangsih terbaik selama belajar di benua Australia demi mengharumkan nama Indonesia.
Teks dan foto: Nurfita Kusuma Dewi