Pada hari kedua Detalks 2022 yang berlangsung Sabtu (21/05/2022), acara talkshow daring tahunan tersebut mengundang tiga figur terkemuka untuk membahas isu kesehatan mental. Ketiga pembicara yang diundang antara lain adalah motivator Merry Riana, influencer kecantikan Marcella Febrianne yang dikenal dengan julukan daringnya Cindercella, dan terakhir Listia Magdalena atau Paopao selaku co-founder channel YouTube LASTDAY Production.
Merry Riana yang kerap disapa Ms. Merry hadir untuk mengangkat tema depresi dan anxiety. Meskipun kedua istilah itu sering dikelompokkan bersama, entrepreneur tersebut menganggap kedua istilah mewakili dua emosi yang berbeda. Depresi dideskripsikannya sebagai perasaan putus asa, sedangkan anxiety dianggapnya sebagai sebuah ketakutan terhadap suatu peristiwa yang akan terjadi.
Sedangkan membahas depresi yang disebabkan oleh suatu kabar atau peristiwa yang luar biasa buruk, Merry menyatakan wajar bila seseorang mengalami perasaan negatif. Menurutnya, perasaan itu muncul karena adanya konflik antara logika dan perasaan seseorang. “It’s normal to have an emotional roller coaster,” pungkasnya.
Namun agar bisa keluar dari keadaan tersebut, penting bagi seseorang untuk bisa membedakan situasi yang bisa dan tidak bisa dikendalikan oleh seseorang. “Yang bisa dikendalikan cuma dua: sikap dan tindakan kamu,” nasehat Merry.
Dalam mendengarkan keluh kesah orang yang mengalami anxiety atau tekanan mental Merry berpesan kepada peserta talkshow untuk mengedepankan sikap kasih sayang atau compassion. “[Penting untuk] Bersama mereka, mendengarkan, dan berada dalam mereka dalam perjalanan tersebut,” katanya. “You are not alone, and it’s not okay to not feel okay.”
Pesan senada juga disampaikan oleh Cindercella yang juga kerap disapa Maru yang membahas topik eating disorder. Menurut Maru, eating disorder atau gangguan makan bisa memengaruhi kesehatan mental. Oleh karena itu, Maru menggarisbawahi pentingnya memilih support system yang baik.
Di sisi lain ketika mendengarkan curahan hati penderita eating disorder, Maru mengingatkan pentingnya mendengarkan. “Jangan pernah capek dengar mereka curhat,” katanya. “Mereka pun capek banget, mereka ngomong ke kamu berarti mereka percaya sama kamu.”
Lalu bagaimana bila harus berhadapan dengan sikap berbeda, yaitu toxic behavior? Dalam pembahasan isu tersebut, Paopao menyarankan tindakan mundur bukan hanya dari interaksi, tapi dari hubungan dengan pihak toxic tersebut. “Kalau akau sih stay away aja, benar-benar cut dari berhubungan dengan orang itu.”
Menarik dari pengalaman penusukan dirinya pada tahun 2010, Paopao merasa bahwa pengalamannya memberikan pelajaran berharga. “Kalau gak ngalamin, gak akan belajar ya,” ujarnya.
“Daripada gue buang energi ke arah sana, mendingan gue fokus untuk tumbuhin diri sendiri dengan cara lebih banyak siapin waktu untuk orang yang kita sayang,” simpul Paopao.
“Secara gak langsung, kita membersihkan mental kita dari interaksi tersebut dan bisa maafin si pelaku maupun diri sendiri.”
Teks dan foto: Jason Ngagianto