Ada Apa dengan Jokowi?

BEIJING, CHINA - MARCH 27: Indonesia's President Joko Widodo speaks during the Indonesia-China Economic Cooperation Forum at the Great Hall of the People on March 27, 2015 in Beijing, China. (Photo by Feng Li - Pool/Getty Images)

‘Belum waktunya bikin revolusi’ – Romo Magnis Suseno

Dalam suatu acara “Moral & Etika Indonesia dalam Tantangan”, Romo Magnis Suseno menyebutkan kalimat di atas. Kalau bukan Romo Magnis Suseno yg ‘ngomong’ orang mungkin tidak peduli dan tidak ambil pusing, paling-paling orang akan komentar “Emang gue pikirin!?” Namun yang bicara kali ini adalah seorang romo, sosok masyarakat yang dihormati oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia.

Sebelum marak isu ‘politik dinasti’, nama Jokowi sebagai presiden ke-7 Indonesia belum ada cacatnya (?).  Sosok teladan dalam banyak hal; bersih dalam hal korupsi, bersih dalam hal kolusi dan bersih dalam hal nepotisme! Beliau juga dikenal sebagai sosok yang taat. Pokoknya sosok presiden yang ke-7 yang bernama Joko Widodo ini adalah sosok panutan setelah sosok presiden pertama RI yang bernama Sukarno. Bahkan ada yang mulai melihat sosok Jokowi bukan sosok manusia lagi, tapi seperti sosok suci di bawah malaikat! Pokoknya terkait Jokowi, ‘hidup matiku untuk Jokowi’! Kita lupa Jokowi masih manusia!

Jadi ingat kalimat Mahfud MD, menteri polhukam, salah seorang sosok manusia Indonesia lain yang berani dan jujur serta salah seorang panutan masyarakat di Indonesia. Di Konsulat Jenderal beberapa waktu silam, Mahmud MD pernah berucap: ‘’Di Indonesia malaikat pun bisa jadi iblis!”

Biasanya, dimanapun di dunia, dalam periode ke-2 masa jabatan, penguasa seperti presiden dan perdana menteri ‘cari aman’ dan hanya konsentrasi untuk bagaimana namanya bisa diingat oleh bangsa dan tertulis dalam sejarah sebagai seorang ‘penguasa baik’. Tidak mau lagi bikin kebijakan yang kontroversial apalagi bikin heboh!

Di sini Jokowi berbeda. Justru di masa akhir jabatannya yang tinggal beberapa bulan lagi, Jokowi bikin kejutan, betul-betul kejutan!  Muncul di media cetak dan medsos judul:

  • Skandal MK dan Maneuver Istana
  • Ketika Dinasti Jokowi Meninggalkan Megawati
  • Dalam Politik, Ada Etika & Hati Nurani
  • Butet Kartarejasa dan Petinggi Projo Bicara Putusan MK
  • Jokowi Ungkap Hubungan Dengan Megawati usai Gibran Khianati PDIP
  • Intelektual Pendukung Jokowi Kini Bereaksi Negatif

Dan ratusan judul lainnya di media cetak dan medsos.  Bahkan ada pendukung fanatik menulis surat pribadi ke Jokowi dan bertanya: “Ada apa dengan Bapak Presiden Jokowi?’’ Bahkan Adian Napitupulu yang selama ini pendukung fanatik Jokowi jadi gusar dan marah!

Titik permasalahan adalah ‘Mengapa Jokowi Membiarkan Anaknya / Anggota Keluarganya Masuk ke Dalam Lingkaran Kekuasaan selagi Dia Sendiri masih Berkuasa?’

Di India, Indira Gandhi selaku anak Jawaharlal Nehru menjadi PM India lama setelah Nehru turun sebagai PM. Benazir Bhutto menjadi PM lama setelah Ali Bhutto (yang dihukum gantung ketika penulis sedang ada di Pakistan) turun dari PM Pakistan. Di Filipina, Benigno lll menjadi presiden lama setelah ibunya Corazon Aquino pensiun sebagai presiden.  Di Amerika Serikat pun, George W. Bush Jr. menjadi presiden lama setelah George W. Bush Sr. sudah bukan presiden lagi.

Bahkan di Indonesia pun sama!

Puan Maharani tidak diorbitkan selagi Megawati Sukarno berkuasa. AHY tidak diorbitkan selagi SBY berkuasa. Tapi kenapa Jokowi presiden yang hampir dinobatkan sebagai ‘presiden terbersih’ melakukan ‘blunder fatal’ dengan membiarkan anaknya Gibran sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto?

Ingatlah Pak Jokowi, Suharto jatuh dan lengser dari kekuasaannya pada 21 Mei 1998 bukan hanya karena krismon, tapi ada juga faktor dimana Suharto mencoba mengorbitkan putrinya Tutut sebagai pewaris/putri mahkota menggantikan dirinya sebagai presiden!

Ini bermula dari Mahkamah Konstitusi mensahkan batas usia capres/wacapres menjadi 35 tahun! Prof. Denny Indrayana yang sekarang tinggal di Melbourne mengatakan perkawinan ketua MK Anwar Usman dengan Idayati, adik Jokowi, menjadi pangkal rusaknya independensi MK yang jelas berakibat lolosnya putra sulung Jokowi ke Pilpres 2024. Kelihatan ada bau nepotisme!

Ada juga salah satu analis politik mengatakan: “Atau mungkin saja Jokowi rela mempertaruhkan/ menghancurkan nama baiknya sendiri asalkan program-programnya berjalan terus terutama pindahnya ibukota ke IKN Nusantara!’’

Betul-betul gila & luar biasa Pak Jokowi kalau ini betul! Penulis sendiri tidak ambil pusing siapa presiden/wakil presiden 2024 asalkan Indonesia selamat dan maju terus. Bukan seperti tercatat di buku ‘maju lima langkah mundur tiga langkah!’

Ada apa Pak Jokowi, ada apa?

Ada apa?

Kau hampir dianggap sufi

Bagi sebagian pengikutmu

Bahkan ada pengikutmu

Melihatmu seperti malaikat

Ada apa?

Kok bisa begini?

Gibran masih terlalu hijau!

Bahkan teman baikmu Ahok, ga setuju!

Ini bukan main-main!

Gimana kalau Prabowo jadi presiden?

Setelah dilantik Tuhan manggil

Tinggal Gibran!

Mengurus Indonesia?

Jangan, jangan, jangan aja!

Tapi masih setitik kepecayaan

Terhadap sepak terjangmu….

Semuanya ini kau lakukan

Untuk Indonesia maju & supaya ada

Kesinambungan program yang sudah

Dilakukan selama ini….?

Atau betul kata salah seorang pembantumu, salah satu sosok baik

Mahfud MD ‘Di Indonesia malaikatpun bisa jadi iblis?’

Edan!!!

Atau betul kata salah seorang sejarawan Belanda,

Van Leur ‘Indonesia seperti dunia ghaib?

Selamat Hari Natal 2023 &

Tahun Baru 2024

Teks: Anton Alimin

Catatan redaksi: Artikel di atas merupakan artikel opini kontributor OZIP dan tidak serta-merta mewakili lajur pendirian OZIP Magazine terhadap Pemilu 2024.