The Marvels – Ketika Tiga Nona Marvel Bersatu

Rilis: 2023

Durasi: 105 menit

Rotten Tomatoes: 62%

Setelah kita dikenalkan pada Captain Marvel / Carol Danvers (Brie Larson) di film Captain Marvel (2019), pengemar MCU pun akhirnya berkenalan dengan dua versi Ms. Marvel lain, yaitu Monica Rambeau (Teyonah Parris) di WandaVision (2021) dan Ms. Marvel / Kamala Khan (Iman Vellani) di Ms. Marvel (2022). Meskipun dalam serial komik Marvel mereka dikenal dengan julukan Captain Marvel / Ms. Marvel, ketiga pahlawan ini memiliki kekuatan yang sangat berbeda. Jadi, apa hasilnya bila ketiga versi Ms. Marvel ini bertemu?

Dalam The Marvels, Danvers, Rambeau, dan Khan berada dalam sebuah situasi aneh: mereka selalu bertukar posisi setiap kali mereka menggunakan kekuatan super mereka secara bersamaan. Hal ini menyebabkan ketiga Ms. Marvel kerap terlempar dalam situasi aneh dan berbahaya, sekaligus menyebabkan kebingungan dimanapun mereka pergi. Oleh karena itu, ketiga tokoh utama memutuskan untuk bekerjasama mencari tahu asal muasal situasi aneh mereka, yang membuat mereka berhadapan dengan pejuang ras alien Kree bernama Dar-Benn (Zawe Ashton).

Menyusuri jalan cerita The Marvels, penonton akan menemukan ketiga Ms. Marvel ini rupanya terhubung satu dengan yang lain, dan hubungan tiga arah inilah yang menjadi salah satu pilar penopang film ini. Kamala Khan merupakan fans berat Carol Danvers, dan Danvers sendiri dianggap sebagai salah satu keluarga dekat Rambeau berkat pertemanannya dengan ibu Monica, Maria Rambeau.

Meskipun ini merupakan kali pertama ketiga tokoh Ms. Marvel bertemu, chemistry di antara ketiga pemeran utama sangat terlihat dan kompak. Bahkan di dalam ‘ketidakkompakan’ mereka dalam adegan aksi karena baru bertemu, dialog dan interaksi di antara ketiga tokoh utama terasa sangat akrab. Salah satu faktor pendukung chemistry ini terletak pada Khamala Khan yang seakan berperan sebagai ‘lem’ kelompok ini, tentu saja diperankan dengan baik oleh Iman Vellani. Bisa dibilang, film ini seakan memperbaiki penokohan kaku Carol Danvers di film sebelumnya berkat dinamikanya dengan kedua pemeran utama lain.

Namun tentu saja, tetap ada ketegangan di antara ketiga tokoh utama karena perbedaan pendapat dan pendirian mereka masing-masing; konflik dalam kelompok ini seringkali terjadi antara Rambeau dan Danvers dengan Khan sebagai penengah. Meskipun demikian, sayangnya perkembangan karakter dalam film ini tidak matang. Hubungan antarkarakter dalam film ini terkesan terburu-buru, dimana konflik seringkali selesai dalam sekejap tanpa adanya pembangunan yang cukup, sehingga resolusi menjadi tidak memuaskan. Bisa jadi, ini diakibatkan oleh durasi film yang terlalu pendek.

Masih mengenai durasi film yang pendek, banyak unsur dalam film yang di-‘kompres’ agar bisa dimuat dalam cerita. Mulai dari cerita latar Danvers setelah peristiwa Avengers Endgame (2019) hingga motivasi asal Dar-Benn, semua dipersingkat agar muat dalam film terpendek MCU sejauh ini. Akibatnya, tokoh Dar-Benn sebagai antagonis film tidak semenarik penjahat MCU lainnya. Motivasi dendamnya terhadap Danvers tidak cukup kuat untuk membuat penonton tertarik pada rencana jahatnya. Imbasnya adalah pada klimaks film yang, sayangnya, terkesan antiklimaks.

Terlepas dari kekurangan dalam film, The Marvels rupanya memiliki kelebihan dalam adegan aksi yang memukau. Konsep pertukaran tempat ketiga tokoh utama dimanfaatkan dengan sangat baik sepanjang film, sehingga setiap adegan aksi terkesan segar, dinamis, dan sulit diprediksi. Ini semua tentu saja dibantu dengan koreografi mantap dan sinematografi terukur sepanjang film, sehingga penonton tidak kelewatan aksi seru ketiga Ms. Marvel dalam film. Meskipun kerap terpotong demi kelanjutan jalan cerita, sedikitnya aksi dalam film setidaknya masih mampu memukau penonton. Hal ini tercermin dalam pertarungan klimaks film yang, sekali lagi, kurang ‘menggigit’ berkat durasi pendek film.

Akhir kata, The Marvels adalah salah satu film ter-‘aman’ yang pernah dirilis oleh MCU, hampir setara dengan jajaran film keluarga Disney lainnya. Hal ini tercermin dari durasi pendeknya yang menyebabkan perkembangan karakter dan cerita dalam film yang kurang matang. Namun, durasi singkat ini juga mampu menonjolkan beberapa titik terang, yaitu chemistry kuat antar ketiga tokoh utama serta adegan aksi yang seru. Tidak perlu memasang ekspektasi terlalu tinggi untuk film ini; jika OZIPmates datang untuk sebuah hiburan singkat-padat-jelas segala umur, maka The Marvels adalah film yang pas untuk anda.

Rating: 7.5/10

Teks: Jason Ngagianto

Foto: IMdB