Mendengar kata Bandung spontan yang terlintas adalah kota yang sejuk, sarat dengan Factory Outlets yang menggoda, kaya tempat makan yang asik, mojang Priangan yang geulis dan gaya, tujuan wisa- ta favorit yang selalu ramai (dan macet) di saat liburan.
Bandung kini makin berkembang pesat. Selain semakin bersih, cantik, dan tertata, Bandung juga makin kaya dengan berbagai ke- las fasilitas akomodasi, mulai dari penginapan sederhana berkon- sep Bed & Breakfast hingga hotel-hotel mewah berbintang lima dengan berbagai style. Yang sudah pasti banyak yang meng-
anggap Bandung adalah surga belanja. Pasar pusat grosir murah me- riah seperti Pasar Baru, konon menjadi tujuan wisata turis-turis asing terutama dari Singapore, Malaysia dan Cina. Penerbangan direct dari Bandung ke Singapore dan Kuala Lumpur pun makin laris manis.
Geliat pesona wisata Bandung seolah tidak pernah berhenti. Hasil searching dari internet dan banyak mendapat referensi dari berbagai social media, membuat saya menetapkan Tebing Keraton, Dusun Bambu, Lawangwangi Creative Space, dan Stone Garden Padalarang menjadi tempat tujuan saya kali ini. 3 hari 2 malam saya pikir akan cu- kup untuk mengobati penasaran terhadap keunggulan tempat-tem- pat wisata tersebut.
Terus terang yang paling menggoda minat saya adalah Tebing Kera- ton. Kerap saya menemukan foto-foto sel e “nekat” di ujung tebing yang mengambil lokasi di pucuk bebatuan Tebing Keraton. Bertem- pat di Dago (Patahan Lembang), tempat wisata ini tidaklah besar.
Hanya saja pemandangan yang disajikan luar biasa indah. Untuk menuju ke Tebing Keraton, Anda bisa menggunakan mobil atau motor pribadi, tetapi harus berhenti di Lembur Kuring Kampung Sekelojang. Mobil atau motor bisa diparkir di situ, dan untuk melanjutkan perjalanan hingga sampai ke Tebing Keraton kita harus menggunakan Ojek. Harga ojek Rp. 50.000/motor un- tuk Pulang Pergi, atau Rp. 30.000/motor untuk sekali jalan. Dengan biaya masuk sebesar Rp. 11.000/kepala, pemandangan yang didapat selama di sana tidaklah mengecewakan. Hanya saja, lagi-lagi masalah klasik di In- donesia adalah sampah.
Heran rasanya melihat begitu sulitnya mengajak masyarakat untuk tertib membuang sampah di tem- pat yang telah disediakan. Seringkali keindahan-kein- dahan tempat wisata jadi ternoda hanya karena sam- pah-sampah yang tak perlu dan mengganggu panda- ngan mata.
Untungnya Tebing Keraton memang menyajikan sesuatu yang ber- beda. Yang paling kekinian adalah “Sel e Menantang Maut”. Sel e yang dilakukan dengan nekat dan penuh risiko di luar pagar pengaman tebing. Banyak anak muda melompati pagar pembatas dan sel e di tumpukan batu dengan berbagai gaya. Terlihat keren, tapi bagi saya sangat mengerikan dan menyeramkan, haha.
Tempat wisata lain yang tidak kalah menarik adalah Dusun Bambu. Dusun Bambu ini lebih cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Fasil- itas-fasilitas restaurant, tempat bermain anak-anak, cottage di tepian danau, dan aktivitas-aktivitas seperti mengendarai ATV, panahan, y- ing fox, dan sebagainya, sangat pas untuk dinikmati bersama dengan keluarga tercinta.
Anak-anak tampak sangat menikmati wahana Rabbit Wonderland. Rumah-rumah kelinci ditata cantik, dilengkapi dengan labyrinth, memfasilitasi anak-anak untuk bermain dengan berbagai bentuk kelinci yang sehat dan lucu. Sayuran dan wortel sengaja disediakan untuk memberi makan kelinci. Untuk menikmati wahana Rabbit Won- derland, setiap anak dikenakan biaya Rp. 30,000. Harga yang pantas untuk mendapat pengalaman yang menyenangkan di sana.
Dusun Bambu juga menyediakan berbagai pilihan restaurant. Ada Pasar Khatulistiwa Food Hall (banyak menyediakan makanan lokal/ tradisional), Burangrang Resto yang lebih formal, Purbasari resto yang berkonsep lesehan di pondok-pondok bambu yang terletak di pinggi- ran danau, hingga Lutung Kasarung, yaitu resto yang terletak di atas pohon.
Bagi Anda yang ingin menginap, Dusun Bambu mempunyai fasilitas Sayang Heulang, premium camp concept, yang biasa disebut juga dengan Glamping alias Glamour Camping (tidur menggunakan tenda tapi dengan fasilitas bintang 5), dan juga Kampung Layung yang beru- pa villa/cottage bergaya tradisional Sunda. Dengan pemandangan yang indah dan udara yang masih sangat segar, bisa dipastikan menginap di Dusun Bambu akan menjadi pengalaman yang mengesankan.
Keesokannya saya memutuskan untuk menikmati siang di Lawangwangi Creative Space. Bertempat di Dago Giri – Me- karwangi, tempat ini merupakan gabungan dari Art Gallery, Design Space, sekaligus Café. Kesan modern yang hangat menyambut kedatangan kami di sana. Lawangwangi Art Gal- lery mempunyai jadwal pameran seni kontemporer setiap bu- lannya dengan menghadirkan artist beskala nasional maupun internasional. Tujuan didirikannya art gallery ini salah satunya adalah untuk memberi kesempatan seniman-seniman muda yang mempunyai potensi untuk berkembang agar dapat mempromosikan hasil karyanya.
Di lantai atas, Lawangwangi Café tidak hanya menghadir- kan konsep design modern minimalis yang apik, tetapi juga pemandangan yang breathtaking. Yang paling popular adalah adanya jembatan yang menuju suatu look out spot. Spot itulah yang sangat digandrungi sebagai tempat berfoto.
Selanjutnya dalam perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Stone Garden di Citatah-Padaralang yang menjadi primadona geo- wisata baru. Lagi-lagi bagi pecinta fotogra mungkin tempat ini akan menjadi tujuan destinasi utama.
Apa yang tersirat pertama kali melihat tempat ini? Seperti The Flinstones yang berada di kota batu dan berasa di zaman purba. Batu-batu yang tersusun rapi, ada juga yang tersusun berantakan, tetapi masih membentuk suatu koloni bebatuan yang indah. Kita bisa melihat tekstur bebatuan yang ada di sana berbeda dengan bebatuan yang sering kita temui. Ada yang berlubang lubang yang berasal dari fosil kerang laut. Di tengah wisata Stone Garden terdapat satu gubuk yang ber- fungsi untuk tempat peristirahatan, namun di atas sana tidak ada orang yang berjualan sama sekali. Jadi jangan lupa mem- bawa bekal makanan dan minuman.
Saat jalan-jalan, jika beruntung, Anda akan menemukan ba- tuan dengan cetakan karang, kerang laut, atau fosil tumbu- han laut. Konon berjuta-juta tahun yang lalu tempat ini adalah dasar lautan yang karena keadaan alam lautan tersebut men- jadi terangkat dan menjadi pegunungan batu yang sangat in- dah seperti sekarang.
Seperti namanya Stone Garden, taman ini memang tidak di- penuhi bunga-bunga indah seperti mawar, bunga matahari atau bunga-bunga lainnya. Hamparan tanah yang dihiasi oleh formasi batuan tak beraturan yang indah dan membentuk ta- man alam yang memberi sensasi yang berbeda. Dan Bandung menjadi semakin lengkap dengan makin banyaknya varian tempat tujuan wisatanya.
Bila ada kesempatan pulang, jangan lupa mampir ke Bandung. Kota kecil yang selalu mempunyai banyak sajian tempat-tem- pat attractive dan selalu kekinian.