Innalillahi rojiun. Telah berpulang kehadiratNya, Bapak Sjahbandi Tarumun, seorang bapak, kakek, teman ngobrol pada tanggal 2 Mei 2022 di saat masa pandemik mulai mereda. Beliau lahir di Padang 12 Oktober 1937. Dan juga beliau lebih dikenal dengan nama Pak Tarumun dan beliaulah yang membuka restoran Padang pertama di Melbourne Bundo Raya di Commercial Road, Prahran.
Berhasil dalam usaha restoran di luar negeri tentu jauh lebih sulit dibandingkan dengan usaha restoran di Indonesia. Tantangan yang harus dihadapi pasti jauh lebih berat dan membutuhkan ‘keuletan dan ketangguhan yang teruji’. Di sinilah Pak Tarumun pantas mendapatkan acungan jempol. Sebelum pindah ke Melbourne dari Sydney, beliau punya restoran Padang yang bernama Bundo Raya di Darling Harbour.
Mempunyai restoran tentu juga harus mempunyai ketrampilan bergaul yang luas dengan bermacam-macam kelompok masyarakat dan menguasai banyak topi pembicaraan yang beragam. Semasa beliau di Sydney aktif di Mesjid Tempe dan juga aktif di organisasi IMGT (Ikatan Masyarakat Guguk Tinggi) serta aktif di CIDE.
Di samping itu beliau juga memiliki pengetahuan agama yang luas dan pandangan yang toleran dalam diskusi lintas agama. Sudah menjadi kebiasaan beliau setiap ustad yang datang ke Melbourne pasti singgah di Surau Kita, seperti Ustad Aep Saifullah, Agus Setiawan dan Irene Handono.
Penulis kenal Pak Tarumun setelah beliau pindah ke Melbourne ketika punya restoran Padang ‘Bundo Raya’ yang dikenal dengan Nasi Lapau-nya di Commercial Rd di Prahran di depan Prahran Market. Sejak itu kami sering ngobrol tentang bermacam topik sampai berjam-jam. Tapi setelah masa pandemik COVID-19, jarang bertemu. Tiba2 dengar kabar beliau sudah tiada. Masyarakat Minang Melbourne khususnya dan masyarakat Indonesia di pada umumnya kehilangan seorang sesepuh dan penulis sendiri terus terang ada rasa bersalah karena tidak sempat datang pada waktu penguburan tapi sempat ikut dalam acara virtual berdoa pada malam harinya.
Hanya doa dan tentu Allah SWT menempatkan arwah beliau disisi-Nya dan keluarga yang ditinggal diberi kekuatan menghadapi cobaan ditinggal oleh sosok yang dicintai.
Selamat jalan Pak Tarumun…
Teks: Anton Alimin