Pilih Mana: Mobil Jepang atau Eropa?

Beberapa orang kerap bertanya apa bedanya mobil pabrikan Jepang dengan Eropa, dan mana yang lebih baik. OZIP menyampaikan pertanyaan ini kepada Richard Darmawan, pemilik bengkel Pro-R yang berlokasi di Dandenong South. Simaklah berikut ini!

Lebih baik beli mobil Eropa atau mobil Jepang? Apa, sih, bedanya perawatan mobil Eropa dengan mobil Jepang? Tidak sedikit orang yang menanyakan itu ke saya. Berikut sedikit analisa saya selama menggeluti bidang otomotif.

Dalam pengamatan saya, keluarga muda lebih memilih mobil Jepang yang biasanya lebih sesuai dengan anggaran dana mereka. Selain itu, perawatannya tergolong lebih murah dan simple. Seiring dengan ekonomi keluarga yang makin mapan, banyak yang mulai berpikir untuk upgrade mobilnya dengan mencoba membeli mobil yang lebih mahal pabrikan Eropa. Keinginan itu bertambah ketika melihat harga mobil Eropa secondhand yang sangat menarik.

Perlu diingat bahwa mobil Eropa identik dengan prestise, kenyamanan, dan rasanya mantap saat dikendarai. But they come at a cost, harganya memang tinggi. Lihat saja merek-merek seperti Mercedes-Benz, Porsche, Land Rover, Fiat, BMW, dan berbagai merek lain, yang memang identik dengan kemewahan. Biasanya, mobil Eropa memang dibuat di negara-negaranya sendiri baru kemudian dikirimkan di beberapa negara mobil dijual. Artinya, tentu membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk memperbaiki atau sekadar melakukan servis karena suku cadang didatangkan dari Eropa. Soal perawatan, walau service interval-nya berkisar antara 15.000-40.000 km, biasanya tiap kali service Anda harus merogoh kocek lebih dalam karena mobil Eropa membutuhkan oli khusus yang harganya tidak murah. Sudah begitu, mobil juga kadang membutuhkan alat khusus saat service yang tidak setiap bengkel dapat mengerjakannya.

Secara umum, ada beberapa komponen di mobil Eropa yang lebih cepat aus, seperti komponen sepatu rem, brake discs, dan beberapa komponen suspensinya yang membutuhkan perawatan lebih sering. Selain itu, standar emisi di negara-negara Eropa yang sangat ketat mengharuskan pabrikan mobil Eropa mengadopsi teknologi baru terutama di bagian mesin, transmisi, dan perangkat emission control. Ini bagus karena berarti mobil kita jadi lebih ramah lingkungan dan irit bahan bakar. Hanya saja, sisi negatifnya, ada perawatan jangka panjang untuk merawat mesin dan perangkat emission control.

Sementara itu, mobil Jepang diklaim bandel kalau bicara durabilitas, serta lebih mudah perawatannya. Biasanya service interval-nya adalah setiap 10.000-15.000 km. Artinya, mobil Jepang harus di-service lebih sering daripada mobil Eropa, tapi setiap service biayanya lebih murah. Tentunya ini cocok buat Anda yang berkantong pas-pasan namun ingin tetap memiliki mobil. Akan tetapi, berkaitan dengan prestise dan gaya hidup, bagi sebagian orang, tingkat kenyamanan dan gengsi mobil Jepang masih kalah dengan mobil Eropa.

Apa kesimpulan yang dapat kita ambil? Setiap pabrikan menghasilkan mobil dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda harus mempertimbangkan segala sisi sebelum memutuskan membeli mobil yang mana. Saran saya, pilihlah mobil yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan masing-masing. Nah, satu hal yang tidak kalah penting, pilihlah bengkel yang berpengalaman merawat mobil pilihan Anda.