Sebanyak 20 penerima beasiswa LPDP di University of Melbourne meluncurkan buku kumpulan esai bertajuk Indonesia dari Seberang. Buku ini menyajikan refleksi, aspirasi, dan gagasan para mahasiswa yang lahir dari pengalaman belajar dan tinggal di Australia. Kegiatan peluncuran berlangsung pada hari Kamis (12/12/24) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne.
Dr. Jonathan Haposan, salah satu editor buku tersebut, menjelaskan bahwa ide proyek ini berasal dari pengurus periode sebelumnya di LPDP University of Melbourne Association (LUnA). “Afdhal Fikri Nasser, Presiden LUnA saat itu, punya ide untuk memfasilitasi teman-teman yang punya bakat menulis. Ada yang sudah menulis di The Conversation, artikel, atau opini. Kami ingin mengakomodasi tulisan-tulisan itu agar bisa menjadi legacy untuk University of Melbourne,” katanya.
Proyek ini mulai dirancang sejak Maret 2024. “Kami buka pendaftaran untuk yang berminat, dari 400 penerima beasiswa, ada sekitar 20 orang yang tertarik dan akhirnya berkontribusi,” ujar Jonathan.
Buku ini, lanjutnya, mencakup berbagai tema yang merangkum impian dan pandangan para mahasiswa, termasuk soal politik, pendidikan, seni dan budaya, serta kesehatan. “Semuanya bermula dari esai kontribusi saat mendaftar LPDP. Sekarang, ide-ide itu telah berkembang berdasarkan pengalaman dan realitas di Melbourne,” tambahnya.
Salah satu esai dalam buku ini membahas pentingnya data akurat untuk pembangunan energi berkelanjutan di Indonesia, ditulis oleh mahasiswa Master of Energy Systems. Jonathan, yang berlatar belakang kesehatan, menulis tentang tantangan penerimaan vaksin baru di Indonesia.
Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania, Kuncoro Giri Waseso, dalam sambutannya memberikan apresiasi besar terhadap inisiatif ini. “Saya sangat mengapresiasi karena karya seperti ini menjadi khazanah dan aset kita, kebanggaan untuk mewariskan pemikiran. Kalau tidak dituangkan, tidak akan dikenang,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan karya ini universal. “Semoga karya ini borderless dan universal,” katanya.
Kuncoro juga menyoroti momentum yang tepat bagi mahasiswa untuk berinovasi. “Momentum ini sangat luar biasa, apalagi dengan kesempatan yang diberikan untuk kalian berkarya. Saya percaya patriotisme kalian tetap ada,” ujarnya.
Anselmo Jason, salah satu editor lainnya, menjelaskan tantangan utama dalam proses penyuntingan. “Kami semua mahasiswa, jadi harus juggling antara tugas kuliah, ujian, dan menulis buku. Time management menjadi tantangan terbesar,” katanya. Ia menambahkan bahwa hasil akhir buku ini memuat banyak cerita menarik, termasuk pengalaman para mahasiswa dengan perbedaan budaya di Melbourne.
Buku Indonesia dari Seberang diterbitkan melalui kerja sama dengan NTD Publishing dan saat ini didistribusikan dengan sistem pre-order untuk mengukur minat pembaca. Buku ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa Indonesia lainnya di seluruh dunia untuk terus berkarya, serta menjadi pengingat akan kontribusi mereka kepada tanah air, meskipun berada jauh secara geografis.
Teks: Rivi Satrianegara
Foto: Berbagai sumber