Pameran Lukisan Warpan Djoyo – Warna, Bentuk, dan Garis

Dari tanggal 30 April hingga 27 Mei, seniman Warpan Djoyo mengadakan pameran lukisan bertemakan “Color, Shape, and Line” di Bendigo Bank cabang Carlton. Pameran yang diadakan setiap hari kerja ini merupakan pameran Warpan yang kesembilan serta pameran tunggalnya yang pertama. 

Warpan mengangkat tema “Color, Shape, and Line” bukan hanya berdasarkan ciri khas dari lukisannya, tapi juga dari keterbatasannya sendiri. Hal ini terlihat dalam penjelasannya mengenai tema warna atau “Color”. “Karena saya memiliki kekurangan dalam melihat warna, saya lebih suka memilih warna terang dan mudah dilihat,” katanya dalam sebuah wawancara virtual dengan OZIP. 

Sedangkan untuk tema bentuk atau “Shape”, Warpan merasa lukisannya memiliki karakter yang kuat berkat bentuk-bentuk yang tegas. “Beberapa lukisan memiliki tingkat ketebatan yang tinggi yang membuat lukisan saya menjadi lebih berkarakter.” 

Dan terakhir dari segi garis atau “Line”, aspek ini sering terlihat jelas dalam lukisan-lukisan Warpan untuk menggambarkan makna-makna yang lebih mendalam. “Setiap garis yang saya tuangkan dalam beberapa lukisan saya memiliki makna tentang kehidupan,” jelasnya. 

Lukisan yang mencakup tema besar pameran secara keseluruhan adalah lukisan utama Warpan dalam pameran berjudul “Colour of Life”. Didominasi oleh kontras antara warna merah dan warna hitam dipadukan dengan figur-figur gelap dan mencekam, “Colour of Life” sebenarnya menceritakan perjuangan seseorang dalam menghadapi masalah dalam hidup. 

“Secara singkat, [lukisan ini] memiliki cerita tentang seseorang yang hampir putus asa dalam menjalani kehidupan yang penuh warna dan lika-liku,” jelas Warpan. “Atas dukungan dari temannya dan keluarganya dia menemukan titik cerah kehidupan ini.” 

Tidak hanya itu, Warpan juga menghadirkan berbagai macam lukisan dengan beragam tema. Koleksi lukisannya yang tidak kalah mencolok adalah beragam lukisan potret wajah penuh warna dimana setiap goresan garis dalam wajah subjek lukisan menggambarkan karakter pemilik wajah tersebut: ada yang perfeksionis, ada yang berwatak kuat, dan ada pula yang sedang mencari jati diri. 

Meskipun tergolong pameran tunggal, Warpan tidak sendirian. Ia juga berkolaborasi dengan 20 seniman Melbourne lainnya, dimana mereka mengadakan sesi live painting pada tanggal 4, 5, dan 19 Mei. Beberapa karya mereka juga dipajang dalam pameran ini. Menariknya, salah satu seniman yang berkolaborasi dengan Warpan untuk pameran ini adalah seniman fluid art asal Indonesia, Dyah Bazerghi. 

“Bahagia banget ya, akhirnya menemukan teman-teman [sesama seniman],” kata Dyah mengenai keterlibatannya dalam pameran Warpan. “Saya menyukai banget kalangan artist di sini.” 

Seakan bercermin pada situasi yang relatif membaik pasca pandemi COVID-19, pameran Warpan memiliki pesan tersendiri. “Kehidupan itu penuh warna,” ujarnya. “Kadang indah kadang buruk, pengalaman itulah yang membuat kita menjadi lebih dewasa.

“Tanpa warna, ibarat kita makan tanpa rasa.” 

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: Gandiva Wisanjaka dan Warpan Djoyo