Mengukir Prestasi yang Dimulai dari Sebuah Hobi

Semua orang memiliki hobi tersendiri. Membaca, memasak, melukis, berkendara keliling kota maupun berolahraga, setiap individu tentu memiliki motivasi dan alasan tersendiri mengapa mereka memilih hobi tertentu. Di saat Anda masih belia, besar kemungkinan bahwa orang tua Anda turut membantu Anda mengembangkan bakat dan hobi yang Anda miliki. Hal ini dapat mencakup kursus bahasa, pelajaran piano atau biola maupun latihan bulu tangkis. Akademik, musik maupun olahraga, Anda dapat memilih hobu yang ingin Anda teladani sesuai dengan kemauan Anda. Beberapa dari hobi yang Anda teladani mungkin juga dapat menjadi sumber pendapatan Anda di masa depan. Seperti ungkapan terkenal dari Marc Anthony, “Do what you love and you will never have to work a day in your life” – lakukanlah apa yang Anda suka agar Anda tidak merasa bahwa Anda bekerja. 

Hobi dan kegemaran di masa muda dapat turut berubah seiring waktu. Ketika masih belia, Anda mungkin suka bermain dengan boneka atau mobil-mobilan. Namun, seiring bertambahnya usia, kegemaran Anda mungkin berubah menjadi bernyanyi dan berkendara. Hal ini tentu umum terjadi karena faktor usia yang semakin dewasa. Namun, beberapa dari kegemaran Anda mungkin juga dapat berubah menjadi mimpi dan cita-cita. Kegemaran Anda dapat juga menjadi sebuah inspirasi untuk membentuk cita-cita Anda sendiri. 

Ambil saja contoh Agnes Monica Muljoto, lebih dikenal dengan stage name Agnes Monica. Bermula dari debutnya sebagai seorang penyanyi muda di tahun 1992 (ketika dirinya baru berusia enam tahun) Agnes Monica kini telah menjadi penyanyi Indonesia dengan jumlah penghargaan terbanyak, termasuk penghargaan nasional dan internasional. Pencapaiannya bermula dari sebuah hobi di kala dirinya masih belia dan berubah menjadi karier yang mengharumkan nama bangsa. Sungguh menginspirasikan!

Mungkin banyak daripada Anda yang berpendapat bahwa contoh di atas kurang tepat dijadikan sebagai contoh sebuah hobi. Hobi dan bakat tentulah merupakan dua hal yang berbeda. Namun, tidak ada yang mengatakan bahwa bakat tidak dapat menjadi sebuah hobi tersendiri. Talenta Anda tentu akan membantu mempercepat proses perkembangan hobi Anda dan seringkali sebuah bakat kemudian menjadi kegemaran yang tidak diduga. Kuncinya adalah untuk selalu mencoba hal-hal baru dan menemukan talenta Anda sendiri.

Namun, memadukan hobi dan karier turut memiliki resikonya sendiri. Layaknya sebuah pekerjaan, tentu ada sebuah titik dimana Anda akan merasa capek dan bosan dengan tanggung jawab Anda. Jikalau Anda menjadikan hobi Anda sebagai karier Anda, ada kemungkinan bahwa Anda akan merasa capek dengan pekerjaan (dan hobi) Anda. Jika tidak ditanggulangi, rasa bosan akan merambat ke dalam pekerjaan dan mempengaruhi pandangan Anda terhadap hobi Anda. Sebuah hobi yang pada awalnya merupakan sebuah kegemaran kini menjadi beban pekerjaan yang melelahkan. Oleh karena itu, bagi beberapa orang yang takut akan kemungkinan terjadinya hal ini, mereka lebih memilih untuk memisahkan hobi dan pekerjaan mereka. Tentu hal ini juga dapat dipahami dan pada akhirnya, Anda sendiri yang memiliki pilihan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk Anda. 

Teks dan foto: Edward Tanoto