Prabowo Subianto, Presiden RI ke-8, telah dilantik 20 Oktober lalu. Jumlah menteri naik pesat dibandingkan pemerintahan sebelumnya, tapi dengan alasan merangkul semua golongan. Ini bisa dimengerti karena membangun bangsa besar seperti Indonesia tidak bisa dibangun hanya oleh beberapa golongan atau kelompok, tapi semua kelompok di masyarakat harus ikut membangun bangsa ini menuju Indonesia Emas 2045!
Bravo untuk Pak Prabowo Subianto, dan memang ini yang diinginkan oleh bapak-bapak pendiri bangsa ini.
Juga yang menarik beberapa kali Presiden Prabowo Subianto mengucapkan kata-kata seperti ‘saya bicara dari hati’. Utamanya, salah satu pidatonya dihadapan para menteri Kabinet Merah Putih yang terdiri dari 67 kata:
‘’Jangan ragu-ragu kalau ada masalah apapun untuk menghadap saya dan juga jangan ragu-ragu telpon saya, saya terbuka, boleh telpon saya. Kita tinggalkan sekarang hal-hal yang terlalu protokoler, terlalu feudal, kita ini adalah kolega, kita sama-sama mengabdi kepada rakyat. Saya menduduki posisi, bisa dianggap pemimpin dari tim kita, memang saya mandataris, menerima mandat dari rakyat, bersama wakil presiden, tapi kita adalah sama dalam kewajiban, tanggung jawab kepada rakyat!’’
Mungkin Mochtar Lubis (almarhum) seandainya mendengar 67 kata tersebut diatas pasti akan bangkit dari kuburnya. Seperti kita ketahui pada tahun 1978 di Taman Ismail Marzuki, Mochtar Lubis pernah mengeluarkan pernyataan bahwa masalah terbesar bangsa Indonesia adalah ‘FEODALISME’! Atributnya modern tapi ‘dalam/mental’ feudal! Sampai-sampai presiden yang baru saja dilantik harus mengeluarkan pernyataan keras diatas!
Yang lebih-lebih mencengangkan dan mengagetkan adalah pada waktu pelantikannya tanggal 20 Oktober lalu. Presiden tanpa teks/daftar mampu menyebut satu persatu nama tamu asing yang jumlahnya lebih dari 30 orang dengan pelafalan bahasa yang tepat dan lancar lengkap dengan jabatannya! Berarti Presiden Prabowo Subianto punya daya ingatan yang luar biasa! Ini menunjukkan bahwa kondisi tubuh tidak ada kaitannya dengan daya ingat seseorang.
Akan tetapi, tapi ada satu kesalahan ‘fatal’ yang dilakukan Presiden ke-8 Indonesia yang baru dilantik, yaitu berbahasa Inggris di forum resmi kunjungan pertamanya ke luar negeri.
Para guru Bahasa Indonesia terutama di luar Indonesia marah dan sakit hati dan mungkin ada yang menangis karena mereka yang sudah susah payah mempopulerkan Bahasa Indonesia di kelas, eh tiba-tiba Presiden ke-8 RI ini menggunakan bahasa Inggris dalam forum resmi, bukannya menggunakan Bahasa Indonesia!
Padahal, pada tanggal 20 November 2023, Bahasa Indonesia ditetapkan oleh PBB sebagai bahasa resmi ke-10 di Markas Besar Unesco Paris. Jadi, sudah setahun Bahasa Indonesia diakui sebagai salah satu bahasa dunia.
Sangat disayangkan, kenapa presiden ke-8 RI, seorang jendral TNI yang dikenal begitu patriotik tidak menggunakan Bahasa Indonesia dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri?
’Berikut ini komentar dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia dan Australia di sosial media’.
- Terus terang saja, saya tidak mengerti sama sekali kenapa Prabowo berbahasa Inggris, seharusnya dia berbahasa Indonesia.
- Semua kepala negara menggunakan bahasa nasional mereka karena mereka bangga dengan bahasa nasional mereka.
- Kalau percakapan sehari-hari, ya bisa dimengerti. Tapi ini presiden RI di forum internasional dan kunjungan resmi pertamanya ke Tiongkok.
- Kayaknya dia pingin pamer. Padahal ga perlu. Mestinya pakai Bahasa Indonesia.
Sebenarnya sudah ada ‘Perpres’ presiden mengenai bahasa Indonesia harus digunakan dalam forum internasional. Perpres ini menyebutkan penyampaian pidato resmi Presiden dalam forum yang diselenggarakan di luar negeri dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Pidato resmi sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, disampaikan dalam forum resmi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi internasional, atau negara penerima.
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dicanangkan, yaitu pada 30 September 2019 oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly.
“Penyampaian pidato resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dapat disertai dengan atau didampingi oleh penerjemah,” Pasal 18 Perpres ini.
Sekali lagi, kenapa kenapa Prabowo berbahasa Inggris di mana seharusnya dia berbahasa Indonesia? Para menteri lainnya terutama menteri luar negeri seharusnya mengingatkan Presiden.
Pada tanggal 16/11/24 kemarin, dalam wawancara bersama Iwan Wibisono, Presiden IDN Global, beliau juga menyatakan keheranannya kenapa Presiden Prabowo Subianto tidak menggunakan Bahasa Indonesia dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri. Semua heran, semua lapisan masyarakat Indonesia, seluruh rakyat Indonesia heran!
Presiden Prabowo mengakui betapa hebatnya para pendiri bangsa yang masih berusia muda tapi berhasil menjadikan negeri yang begitu kompleks dengan banyak suku bangsa, 17,000 pulau, lebih dari 100 bahasa, 468 dialek, kaya sumber alam, tapi memilih bahasa etnis minoritas sebagai bahasa persatuan, yaitu bahasa Melayu yang sekarang bernama Bahasa Indonesia. Bahkan Presiden menyebutkan dengan bangga bahwa PBB sudah mengakui sebagai Bahasa Indonesia sebagai internasional! Tapi mengapa presiden sendiri tidak menggunakan Bahasa Indonesia?
Mungkin betul kata Mahfud MD bahwa baru-baru ini Prabowo sosok yang membingungkan! Walahualam!
PESAN UNTUK PRESIDEN
Ada apa Pak Bowo
Ada apa
Masa pakai bukan bahasa Indonesia
Bahasa asing
Apa maksudnya?
Katanya bangga Bahasa Indonesia
Kita punya Bahasa Indonesia
Bahasa Ibu Pertiwi
Bahasa negerimu bernilai lebih indah
Tak perlu
Bahasa asing
Orang menilaimu dari kata-kata
Bahasa adalah jembatan manusia
Bahasa alat pemersatu
Bahasa alat revolusi
Bahasa jati diri bangsa
Bahasa adalah ‘Aku’ kata Chairil
Aku dan kau Bung Karno satu zat
Nanti kalau ke luar negeri lagi
Tak ada pilihan lain ‘ngoceh’ Bahasa Indonesia ya
Teks: Anton Alimin