Ma’af kalau judul tulisan ini terkesan agak kurang sopan. Maklum, yang ingin dibicarakan adalah soal buang angin dari “knelpot” seorang manusia, yang biasanya memang tidak lazim atau sopan disebut.
Namun kini Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan dan Industri Australia (CSIRO) mengajak masyarakat di benua ini agar bersedia ikut serta dalam penelitian yang akan mereka lakukan tentang “buang angin” oleh manusia – kasarnya, kentut.
CSIRO ingin agar masyarakat mengukur “bau, kenyaringan dan keberadaan di udara (setelah lepas dari knelpot) angin buangan anda.”
Para peneliti di bidang ini sedang mencoba untuk mengajak sejumlah orang agar bersedia merekam jumlah dan mutu dari kentut mereka.
Kehabisan bahan, apa?
Ternyata CSIRO ingin mengetahui “buang angin” yang dialami oleh masyarakat di Australia.
Untuk keperluan ini CSIRO telah menciptakan app yang diberi nama “Lacak Kentut Anda”.
Menurut para peneliti, meski bagi sementara orang soal “buang angin” adalah sesuatu yang pantang untuk dibicarakan, namun kenyataannya adalah bahwa “kentut” bukan saja merupakan fungsi jasmani yang alamiah, melainkan juga sehat.
Diakui oleh para peneliti bahwa bukan sesuatu yang tidak lazim apabila ada orang yang mencatat jenis-jenis makanan yang disantapnya dan gerak badan yang dilakukannya. Namun, kini CSIRO menghimbau agar sebagian dari masyarakat juga memantau kentut mereka. Ternyata melalui kentut, CSIRO berharap dapat lebih memahami kesehatan perut manusia di Australia.
Yang diajak agar ikut serta dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah berusia 14 tahun ke atas.
Di antara pertanyaan yang harus dijawab adalah “seberapa sering anda kentut dan seperti apa kentut saudara itu?”
Meski buang angin pada hakikatnya merupakan fungsi alamiah tubuh manusia, namun suatu kajian tentang kesehatan perut penduduk Australia yang diselenggarakan oleh CSIRO menyimpulkan bahwa lebih dari 60 persen warga di Australia melaporkan mengalami apa yang mereka sebut “kentut berlebihan”, dan 40 per sen di antaranya melaporkan tentang pengalaman mereka buang angin secara berlebihan.
Seorang peneliti pada CSIRO, Megan Rebuli, mengatakan meski ada orang yang merasa bicara soal buang angin cukup memalukan dan kurang enak, namun kenyataannya tubuh yang sehat sudah diprogram oleh “alam” untuk harus kentut.
Cerita-cerita menarik tentang kentut
- Seorang professor bidang kedokteran di Australia mengatakan, kebanyakan “gas” alias kentut yang tersembur dari knelpot manusia tidak punya bau, namun sekitar empat dari tiap-tiap sepuluh orang punya “kemampuan” untuk menghasilkan hidrogen sulfida (H2S) dari sisi kiri bagian dalam lambung yang mengandung bakteri.
- Ternyata sekadar bau saja bukan dan belum berarti ada masalah medis, kecuali kalau yang membuangnya memang mengalami pembengkakan usus besar.
- Bernard Clemmens, seorang penduduk London, Inggris, mampu memecahkan rekor dunia dalam melakukan kentut – ia buang angin terus-terusan selama 2 menit 42 detik. Ini yang menurut orang Medan “sakitna tidak seberapa maluna itu..”
- Dilaporkan ada lukisan di dinding gua di Prancis yang mengesankan tentang makhluk yang kentut. Itu, konon, adalah catatan pertama tentang kentut. Tidak mengherankan kalau Prancis kini menjadi produsen minyak wangi/parfum paling ternama di dunia.
- Ternyata kentut sapi adalah di antara buangan gas dari perut (methane) yang sangat mencemari alam.
Ada kajian ilmu jiwa yang menyimpulkan konon “pasangan yang akrab, rukun dan nyaman satu sama lain, tidak akan menghiraukan kentut dari yang lainnya!” Itu namanya toleransi!
Teks: Nuim Khaiyath