Kekuatan Tekad

 Sekali merdeka, tetap merdeka! Itulah salah satu semboyan yang menggelorakan semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. 

Perjuangan tersebut membuat tekad yang luar biasa, sehingga para pahlawan bangsa rela berjuang mati-matian.

Di sinilah terjadi peristiwa yang disebut-sebut sebagai salah satu pertempuran paling hebat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di Surabaya. Menurut sejarah, dalam peperangan tersebut, pejuang Indonesia memang berhasil dipukul mundur oleh tentara sekutu. Tapi, mereka setidaknya—de ngan persenjataan seadanya melawan kekuatan lawan yang jauh lebih lengkap—berhasil menggelorakan semangat perjuangan ke seluruh antero Nusantara. Pergolakan yang bermula dari Surabaya, akhirnya mampu membangkitkan semangat mempertahankan kemerdekaan ke penjuru negeri.

Inilah bukti kekuatan tekad. Ketika bertemu dengan keadaan yang memaksa, target yang menantang, atau tujuan yang besar, dari bara yang kecil, bisa terpercik menjadi api semangat yang menggelora. Saya tidak akan bicara banyak soal sejarah. Tapi, sejarah membuktikan, mereka yang punya tekad kuat dan sangat kuat, akan mampu mendobrak berbagai halangan, rintangan, dan tantangan sekeras apa pun yang mereka jumpai. Bahkan, tak jarang, meski akhirnya kalah oleh waktu—usia yang renta atau bahkan kematian telah datang menjemput—energi dari tekad itu sering kali tetap abadi. Hingga, banyak hal yang tadinya hanya berawal dari sebuah impian, telah menjadi kenyataan beberapa waktu kemudian. Kadang setahun, dua tahun, atau bahkan berabad kemudian.

Namun, tekad saja barang kali memang tak kan pernah cukup. Sebab, tekad adalah apa yang ada dan dirasa dalam diri. Semua itu tak kan berjalan, bergerak, menjadi daya dan tenaga jika tak digerakkan oleh keseluruhan diri. Memulai bertindak, memulai kerja, memulai berkarya, semua itu akan menjadikan energi tekad menjadi kekuatan nyata yang bisa mewujudkan perubahan.

 

Saya jadi teringat sebuah pepatah Jawa ati karep, bondho cupet. Ini berarti punya tekad dari hati yang kuat, tapi tak dilandasi dengan harta yang cukup. Tanpa bondho atau harta yang cukup, karep atau tekad hanya akan ngarep-arep, atau sekadar berharap-harap. Yang ingin saya tekankan di sini, harta tentunya bukan soal materi semata. Tapi, harta yang sejati adalah modal dari dalam diri, yakni ketekunan, keuletan, kemauan yang kuat, dan kesungguhan dalam memiliki karep agar mewujud sebagai perubahan yang diinginkan.

Semua hal tersebut harus saling mendukung dan terkait satu sama lain. Karep tak akan jadi kekuatan tanpa adanya bondho. Ibarat seorang atlet yang sangat termotivasi, namun ia tak mau berlatih keras dan berjuang dengan kesungguhan. Tentu, hasil yang didapat tak bisa klop. Sebaliknya, meski ia berlatih dan berjuang keras, tanpa ia memiliki motivasi yang tinggi, biasanya prestasi yang dicapai akan begitu-begitu saja.

Inilah nilai perjuangan yang sebenarnya. Maka, jika ditilik masa perjuangan para pahlawan di Surabaya, tak salah jika hari tersebut dijadikan Hari Pahlawan Nasional. Tentu, harapannya bukan semata menjadikan sebagai hari yang sakral. Tapi, tekad perjuangan itulah yang ingin dilestarikan.

Begitu juga ketika kita ingin membangun Indonesia. Semangat juang yang tinggi, atau tekad yang kuat tak kan pernah cukup. Semua harus saling bahu-membahu ikut membantu, mendorong, dan turut aktif memperjuangkan. Sebab, di sanalah bondho atau harta yang bisa menggerakkan tekad menjadi kekuatan nyata.

Maka, ketika banyak orang berharap dengan perubahan positif pada Negara, misalnya, tentu harapan tersebut tak akan jadi nyata tanpa disertai dengan kerja keras semua pihak. Tekad memperbaiki Negara, harus didukung oleh semua elemen. Pemimpin tak akan bisa mengubah banyak jika tidak didukung—baik materi maupun non-materi—dari semua pihak untuk mewujudkan semua program yang akan dilaksanakan. Begitu juga perusahaan sehebat apa pun. Tekad yang dimiliki, harus didukung oleh seluruh komponen agar benar-benar mampu menjadi kekuatan nyata mewujudkan impian.

Mari, kita kuatkan tekad, perbanyak usaha, perkeras kerja, dan lakukan yang terbaik. Niscaya, perjuangan mati-matian yang kita lakukan akan banyak membuka pintu kesuksesan!!!

Andrie Wongso (Motivator) 

AndrieWongso.com