Behind the Scene Celebration of Indonesia

Sesuai dengan namanya, Celebration of Indonesia (COI) adalah ajang semua orang untuk merayakan keberagamanan dan keindahan budaya Indonesia.

Menuju puncak acara yang berlangsung tanggal 5 Agustus 2017, panitia dan segenap pemain dan kru sudah mempersiapkan acara semaksimal mungkin. project director Sherley Hadisaputra dan costume designer Ganda Marpaung berbagi cerita pada Ozip tentang behind the scene Celebration of Indonesia: Celebrating The Eastern Beauty of Indonesia.

Screen Shot 2017-08-13 at 2.33.49 pm

Behind The Show

COI pertama yang diadakan tahun 2015 adalah drama musikal bertemakan perang menuju kemerdekaan Indonesia. Untuk tahun ini, tema yang diadakan lebih ringan, yakni komedi romantis berlatar Indonesia timur, menggabungkan tari, nyanyi dan akting.

“Berlanjut dari COI pertama yang menceritakan bahwa Indonesia sudah merdeka, kami pilih tema drama komedi romantis di Indonesia timur supaya lebih santai dan tidak boring. Orang-orang Australia belum banyak yang mengetahui tentang Indonesia timur. Jadi kami perkenalkan lewat pertunjukkan ini. Dengan harapan mereka nantinya akan datang berkunjung, seiring dengan program pemerintah menggalakkan pariwisata di beberapa bagian Indonesia Timur, seperti Wakatobi -Sulawesi Tenggara, Pulau Morotai – Maluku, dan Labuan Bajo – Nusa Tenggara Timur.” ujar Sherley.

Perubahan tema ini juga membuat jumlah orang yang berpartisipasi di COI lebih sedikit. Jika tahun 2015 lalu ada 300 orang, tahun ini hanya 150 orang. Tapi bukan berarti kualitasnya menurun, justru sebaliknya, talenta-talenta yang dipilih adalah yang terbaik di kelasnya. Mereka ditunjang dengan latihan intensif selama 8 bulan. Semakin intensif di sebulan sebelum hari H karena dituntut untuk latihan 2 kali seminggu.

“Untuk latihannya tidak ada masalah yang berarti karena kami sudah pernah melakukan ini sebelumnya. Anggota choir kali ini tidak banyak, jadi tidak ada kendala mengurus musik. Yang butuh perhatian lebih adalah penari, yang dikoordinir oleh Maria Leeds. Karena latar drama ini adalah beberapa tempat di Indonesia timur, di antaranya Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, jenis tarian yang ditampilkan pun beda-beda. Jadi, butuh orang banyak serta kostum, perhiasan dan aksesoris dalam jumlah besar namun memiliki ciri khas dan detil yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, makeup setiap daerah pun berbeda. Jadi, tantangan terbesar tahun ini adalah mengurus para penari.” lanjutnya.

Screen Shot 2017-08-13 at 2.34.06 pm

 

Behind The Costume

Kostum yang ditampilkan di COI berasal dari banyak daerah Indonesia timur, antara lain Manado – Sulawesi Utara, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Ambon – Maluku, dan Papua. Untuk membuat kostum-kostum semakin menarik, Ganda mengaplikasikan konsep glamorisasi. “Saya ingin semua yang berkostum terlihat seperti princess. Saya banyak menambahkan detail dengan sequin dan bulu-bulu warna warni.” ujarnya.

Tantangan membuat kostum untuk COI kali ini diakui Ganda lebih sedikit. “Rata-rata koleksi kostum saya sudah punya. Jadi hanya tinggal menambahkan beberapa. Bahan-bahannya dibeli di Indonesia kemudian dikirim ke Melbourne. Ganda menambahkan bahwa kostum- kostum COI tahun ini lebih unik dibanding tahun 2015. “Karakter masing-masing daerah sangat berbeda. Papua misalnya, yang bertema nature dengan warna dominan cokelat, berbeda sekali dengan Sulawesi yang warna warni cerah dengan sentuhan emas. Begitu juga NTT yang banyak berwarna gelap. Berbeda sekali! Kita bisa melihat betapa kayanya budaya Indonesia lewat kostum yang ditampilkan di COI.” imbuhnya.

Mayseeta

Photo: Windu Kuntoro