Notice: Undefined index: file in /home/ozipcoma/public_html/wp-includes/media.php on line 1763
The 9th Indonesian Film Festival (IFF) akan berlangsung di Melbourne pada tanggal 24 April 2014 sampai 3 Mei 2014 yang bertempatkan di Australian Centre for the Moving Image (ACMI), dan di Sydney pada tanggal 25 sampai 27 April 2014 di Event Cinemas.
Something in the Way berhasil terpilih sebagai opening film yang akan mengawali festival ini baik di Melbourne maupun di Sydney. Film yang di sutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja ini mengisahkan tentang seorang supir taksi di Jakarta bernama Ahmad (Reza Rahadian) yang kecanduan hal-hal yang berbau pornografi baik bacaan maupun video seks, namun ia tak mampu melampiaskannya karena tidak mampu dalam segi ekonomi. Meskipun kecanduan akan hal-hal tersebut, ia juga rutin ke masjid dimana ia belajar tentang pentingnya kesucian, moral, dan Al Quran. Suatu hari, Ahmad bertemu dan jatuh cinta kepada tetangganya, Kinar (Ratu Felisha), seorang pekerja seks komersial. Film ini sukses menggambarkan konflik tentang seks dan tekanan moral agama yang dialami oleh Ahmad.
Pada hari Jumat 25 April 2014, film yang disutradarai oleh Anggy Umbara, Comic 8, akan ditayangkan di Melbourne. Film yang merupakan hasil produksi Falcon Pictures ini menceritakan tentang delapan anak muda dari berbagai macam background dan dengan kisah hidup yang berbeda, yang secara kebetulan merampok sebuah bank dalam waktu bersamaan. Comic 8 ini dibintangi oleh 8 Stand Up Comedian yang masing-masing membawa character yang unik ke dalam cerita dan mempunyai alasan dan motif yang berbeda-beda. Situasi yang tidak lazim, Heavy Hard Hitting Actions dengan berbagai scene adu tembak, serta twist-twist unpredictable akan membawa hiburan seru yang pastinya akan mengocok perut penonton.
Sokola Rimba (The Jungle School) akan ditayangkan pada tanggal 26 April di Melbourne sekaligus menutup festival di Sydney pada tanggal 27 April 2014. Film yang disutradarai oleh Riri Riza ini mengisahkan tentang Butet Manurung (Prisia Nasution) yang menjalani hidup yang diimpikannya. Butet mengajar baca tulis dan berhitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas. Karena suatu hal, Butet berjumpa dengan seorang anak bernama Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) yang menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapat restu baik dari tempatnya bekerja maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bisa membawa malapetaka bagi mereka.
What They Don’t Talk About When They Talk About Love merupakan film Indonesia pertama yang terpilihi sebagai World Cinema Dramatic Competition Sundance Film Festival 2013 serta dianugerahi sebagai best Asian Film-NETPAC award di Bright Future in International Film Festival Rotterdam 2013. Film ini akan di tayangkan di Melbourne pada hari Minggu 27 April 2014 dan di Sydney pada hari Sabtu tanggal 26 April 2014. Film ini mengisahkan tentang seorang perempuan tuna netra bernama Fitri. Fitri jatuh cinta pada hantu dokter yang ia kirimi surat berisi hal-hal pribadi. Suatu hari, hantu dokter tersebut yang merupakan seorang pria tuli berusia 30 tahun bernama Edo, muncul tanpa sepatah kata. Sementara itu kisah selanjutnya menceritakan tentang Diana, seorang gadis 17 tahun yang hanya mampu melihat dalam jarak 2 cm. Selain gangguan pada penglihatan, di usianya tersebut, Diana belum juga menstruasi. Hingga suatu hari, dunianya berubah dengan datangnya Andhika, seorang murid baru di sekolah khusus. Kehadiran Andhika akhirnya membuat Diana menjadi seorang wanita.
99 Cahaya di Langit Eropa (99 Lights Over Europe), yang merupakan sebuah film yang diangkat dari novel karangan Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra, akan ditayangkan di Melbourne pada hari Senin, 28 April 2014. 99 Cahaya di Langit Eropa ini menceritakan tentang perjalanan Hanum Rais (Acha Septriasa) dan sang suami Rangga Almahendra (Abimana Aryasatya) dalam mendapatkan cahaya Islam saat menjelajahi benua Eropa. Menetap di Eropa selama tiga tahun, mereka menemukan banyak hal menarik, seperti tempat-tempat di Eropa yang menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Bagaimana perjalanan Hanum Rais dan Rangga Almahendra dalam mencari 99 cahaya kesempurnaan Islam dibenua Eropa?
Pada hari Selasa 29 April 2014, film Sagarmatha yang disutradarai oleh Emil Heraldi ini akan ditayangkan di the 9th IFF Melbourne. Film ini mengisahkan tentang Shila (Nadine Chandrawinata) dan Kirana (Ranggani Puspandya) yang bersahabat sejak kuliah. Mereka pergi ke Nepal untuk mewujudkan mimpi mendaki pegunungan Himalaya. Sepanjang perjalanan, mereka menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar hidup dan kematian, kedewasaan, cinta dan harapan. Hingga akhirnya keduanya menapaki Himalaya, satu persatu pertentangan muncul.
2014, yang merupakan film produksi Mahaka Pictures dan Dapur Film, akan menjadi closing film untuk the 9th IFF di Melbourne. Film ini menceritakan tentang Ricky Bagaskoro (Rizky Nazar), seorang anak SMA tingkat akhir yang sedang mengalami dilema dalam memilih antara mengejar mimpinya menjadi pengajar bagi anak-anak terlantar atau mengikuti keinginan ayahnya, Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy), untuk meneruskan pendidikan setinggi-tingginya dan mengikuti jejaknya menjadi seorang Politikus. Bagas sendiri adalah seorang ayah yang sedang berjuang menjadi presiden Indonesia periode 2014-2019 menggantikan Presiden Jusuf Syahrir (Deddy Sutomo). Kesibukannya membuat hubungannya dengan Ricky menjadi renggang. Ricky sama sekali tidak setuju dengan langkah ayahnya dalam dunia politik, tetapi Ningrum (Donna Harun), sebagai ibu dan istri yang setia, selalu berusaha menyatukan mereka. CINTA – AMBISI dan POLITIK, semua disajikan dalam kemasan drama action berjudul 2014.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, the 9th IFF kali ini akan menyajikan special screening yang akan menayangkan film Street Society pada hari Sabtu, 3 Mei 2014 di Melbourne. Film ini adalah sebuah kisah tentang Rio, seorang pembalap jalanan berusia 23 tahun, yang pada satu kesempatan memenangkan adu kencang melawan Nico. Lamborghini Gallardo Rio mengasapi Ferrari 458 Nico saat berpacu di atas jembatan Suramadu. Sejak dikalahkan Rio, Nico bersumpah akan menebus kekalahannya. Ketika merayakan kemenangannya di sebuah klub, Rio berkenalan dengan Karina, seorang DJ yang cantik. Pertemuan keduanya terganggu ketika hadir Yopie, seorang street racer yang memiliki pergaulan luas. Untuk membalas penghinaan Yopie, Rio harus mau menerima tantangan adu kebut mengelilingi area SCBD. Klimaks adu kencang mobil dan rencana penculikan Nico demi menyelamatkan Karina sungguh menjadi hiburan memikat nan segar. Adu kencang mobil-mobil mutakhir di jalanan sempit Jakarta hingga pelabuhan Tanjung Priok, menjadi klimaks hiburan yang begitu menegangkan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, the 9th IFF juga akan menyelenggarakan Educational Program yang ditujukan kepada pelajar lokal Australia tingkat 8th sampai 12th. Program ini diadakan dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang beraneka ragam kepada penonton serta turut berperan dalam pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah menengah di Australia. Film yang akan ditayangkan dalam Educational Program ini adalah 9 Summers 10 Autumns. Diangkat dari kisah nyata, film ini mengisahkan anak sopir angkot di kota Batu, Jawa Timur, yang hidup dengan keterbatasan ekonomi, namun mampu menembus batas mimpi dan sukses menjadi direktur di sebuah perusahaan multinasional di New York, Amerika Serikat. Itu semua bisa dicapai berkat kegigihan, cinta, dan kebersamaan keluarga. 9 Summers 10 Autumns adalah kisah inspiratif tentang keberanian menembus batas ketakutan, untuk keluarga, untuk cinta.
Selain penayangan film-film Indonesia, the 9th IFF juga akan menyelenggarakan Meet & Greet dan workshop. Meet & Greet akan diadakan pada hari Rabu, 23 April 2014 pukul 6.30 pm yang akan bertempat di La Di Da, 577 Bourke Street, Melbourne VIC 3000. Acara Meet & Greet ini akan mendatangkan guest speaker dari film Something in the Way dan Comic 8. Sedangkan Seminar dan Workshop “Meet the Makers” akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 April 2014 pukul 1.00 pm bertempat di Yasuko Hiraoka Myer, Level 1, Sidney Myer Asia Centre The University of Melbourne. Hanung Bramantyo dan Mira Lesmana akan menjadi guest speaker dalam acara seminar ini. Tema dari “Meet the Makers” adalah Discover Indonesia Film Industry and Film Making yang akan disertai dengan tanya jawab langsung dengan guest speaker. Acara pre-event ini terbuka untuk umum dan merupakan kesempatan yang baik bagi publik untuk bertemu dan berdiskusi bersama para artis, sutradara, dan produser.