Pemutaran Perdana ReelOzInd! 2017 di Melbourne

Penikmat film pendek dimanjakan oleh ReelOzInd! melalui Australia + Indonesia Short Film Festival yang diselenggarakan di Australian Centre for the Moving Image (ACMI), Melbourne pada hari Rabu, 27 September 2017.

Acara dimulai dengan pembukaan dari Jemma Purdey selaku koordinator penyelenggara dengan mengutarakan tujuan ReelOzInd! “ReelOzInd bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman di antara warga Australia dan Indonesia yang bisa dikemukakan melalui film. Film adalah sebuah media kreatif yang memungkinkan kita untuk berbagi cerita sekaligus membangun hubungan yang lebih baik.”

Adapun Short Film Festival kali ini merupakan acara tahun kedua, di mana peminat untuk tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tema yang diangkat kali ini adalah Water, topik khusus yang dipilih dengan cermat mengingat kedua negara, Indonesia dan Australia sama-sama tak terpisahkan dari air. Purdey juga menyampaikan bahwa di hari yang sama juga sedang berlangsung premiere di Indonesian, tepatnya di Lembaga Indonesia Prancis, Yogyakarta.

Joel Backwell, ‎Executive Director- International Education dari Department of Education and Training, Victoria, yang juga seorang pencinta Indonesia kemudian mendapat kesempatan untuk memberi apresiasi atas terselenggaranya Short Film Festival ini yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara Australia dan Indonesia yang lebih baik.

Sesi berikutnya adalah sambutan singkat dari Riri Riza dan Mira Lesmana selaku juri melalui video. Pda hari itu keduanya tidak dapat menghadiri premiere baik di Melbourne maupun di Yogjakarta namun tetap memberi inspirasi bagi para penggiat film.

Setelah itu, masuk ke acara inti, pemutaran 13 film pendek dari 24 shortlisted film yang lolos penilaian juri. Film yang diputar berkisar antara satu sampai dengan 10 menit. Kisah yang disampaikan pun beragam, mulai dari suasana hati yang galau dalam Entangled, perjuangan hidup setelah berhari-hari terombang-ambing di laut dalam Arohuai, sampai dengan kesaksian mengenai tragedi tsunami dalam Mukhtar’s Story. Tak hanya kisah serius, komedi pun tersampaikan dengan baik di The Hotel’s Water. Untuk lebih jelas, keseluruhan film tersebut dapat dilihat di http://reelozind.com/en/shortlisted-films/

Seusai pemutaran 13 film pendek tersebut, beberapa sineas lokal Australia diberi kesempatan untuk menyampaikan kisah di balik film yang mereka buat. Malam itu ada Olivia yang menghadirkan Play Like a Girl, Ben Mortley yang membawa Mukhtar’s Story, Jenae yang berdiri di balik Entangled, dan Mark Pearce yang membesut A Gentle Giant.

Jemma Purdey juga diberi kesempatan menyampaikan pendapatnya mengenai film yang masuk nominasi tahun ini, di mana Jemma terkesan dengan beragam ide brilian yang masuk, termasuk dalam kategori animasi.

Di penghujung ujung acara, Melanie, salah satu pengunjung mengungkapkan rasa puasnya menghadiri acara ini. Ditanya mengenai film yang berkesan, Melanie menjawab mantap bahwa Aquescence dan Ojek Lusi merupakan dua film favoritnya. Keduanya sama-sama kuat di unsur cerita dan penyampaiannya, terutama Aquescence yang menampilkan animasi yang menarik.

Teks: Putri

Foto: Maseta