Indonesia Calling 2020 Curhatan Pandemi Seniman Indonesia

Diadakan dari 31 Oktober sampai 12 Desember 2020 di galeri seni 16albermarle Sydney, pameran Indonesia Calling menampilkan karya 29 seniman Indonesia bertemakan dampak pandemi terhadap kehidupan di tanah air. 

Acara Indonesia Calling sendiri terdiri dari dua komponen besar melibatkan berbagai seniman Indonesia. Komponen pertama adalah pameran langsung yang diadakan offline di galeri 16albermarle di Newtown NSW, sedangkan komponen kedua hadir dalam bentuk pameran online berjuluk Pasar Seni yang melibatkan 11 kelompok seni asal Jawa-Bali yang bisa diakses di laman 16albermarle. 

Menurut John Cruthers selaku direktur galeri dan kurator pameran, tujuan dari Indonesia Calling adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Australia akan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia. 

“Dari pameran ini kita bisa melihat berbagai karya seni yang menggambarkan keadaan kehidupan orang-orang [di indonesia],” kata John dalam sebuah wawancara virtual. “Kita berharap dengan meningkatnya kesadaran Australia, pemerintah di sini bisa menunjang Indonesia dengan meningkatkan jumlah bantuan yang datang ke Indonesia.” 

Tajuk Indonesia Calling sendiri terinspirasi dari sebuah film dokumenter pendek tahun 1946 yang berjudul Indonesia Calling arahan Joris Ivens. Film tersebut mengisahkan perjuangan pelaut dan pekerja pelabuhan di Sydney untuk mencegah armada kapal Belanda berisi senjata dan amunisi sampai ke Indonesia, yang saat itu sedang memperjuangkan kemerdekaannya. Kerjasama dan tenggang rasa dari Australia ke Indonesia di film ini lah yang menjadi inspirasi 16albermarle untuk menyelenggarakan pameran ini.  

Waktu persiapan pameran ini tergolong cukup sempit, yakni sekitar enam minggu. Namun John berpendapat bahwa lebih dari 100 karya seni yang terpajang memiliki kualitas yang tinggi. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Felicia Cindyagatha selaku manajer dan co-curator pameran. 

“Karya yang dihasilkan di pameran ini sangat kuat, mampu mewakili tahun 2020 dan situasi yang dialami oleh para seniman saat ini,” ujar dia. “Mereka bekerja dengan sepenuh hati dan punya cerita dibalik karya mereka.” 

Seperti misalnya seniman asal Bandung, Maharani Mancanagara dan karyanya yang berjuluk Ulah Wenang. 

Ulah Wenang memiliki wujud lukisan media campuran yang tergambar dalam 21 bingkai lingkaran yang terbuat dari sulaman kain blacu. Setiap bingkai memiliki lukisan yang berbeda, namun secara keseluruhan mereka mempunyai satu pesan besar: kecemasan yang lahir dari respon pemerintah terhadap pandemi COVID-19 di Indonesia. 

“Saya berusaha mengekspresikan kecemasan mengenai kebijakan yang dilaksanakan pemerintah dalam mengatasi pandemi,” ujar seniman lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut. 

Pengerjaan Ulah Wenang berlangsung selama tujuh bulan, dimulai setelah Maharani tiba di Indonesia dari Jepang. Perbedaan situasi pandemi di kedua negara itulah yang menjadi salah satu inspirasi Maharani untuk Ulah Wenang. 

Tidak hanya lukisan seperti milik Maharani, Indonesia Calling juga menampilkan beragam ekspresi seni di berbagai media seperti seni keramik, tekstil, fotografi, cetak, dan video. 

Sementara itu, Pasar Seni yang mengundang 11 kelompok seni berfungsi sebagai sebuah pameran online bagi seniman yang tidak bisa menyumbang ke pameran offline Indonesian Calling. 

“Di situ seniman dan kurator asal Australia bisa menghubungi para seniman tersebut, dan [program ini] menjangkau artis secara luas,” jelas John. 

Seperti diketahui, Pasar Seni bisa diakses langsung di situs web 16albermarle. Di sana pengunjung bisa mengakses deskripsi mengenai kelompok seniman tersebut, spesialisasi seni mereka, dan katalog karya seni yang bisa dibeli oleh pengunjung situs. 

Meskipun belum genap sebulan setelah pameran diluncurkan, pihak 16albermarle sudah puas dengan koleksi yang terpajang di Indonesia Calling. 

“Kami sangat terinspirasi dengan karya seni Indonesia yang kami tunjukkan, mereka sangat hidup, penuh dengan berbagai perumpamaan dan ide,” tutur John. “Pameran ini memberikan gambaran bagus mengenai kekuatan seni Indonesia dan saya senang mendengar dari para seniman serta cerita-cerita mereka.” 

Sekata dengan John, Felicia memuji unsur diversitas yang terdapat dalam Indonesia Calling. “Ini adalah sebuah pengalaman bagus bagi para pengunjung, mereka bisa belajar mengenai berbagai medium yang bisa dihasilkan oleh para seniman.” 

Sedangkan dari pihak seniman, Maharani mengaku senang akan kontribusinya untuk Indonesia Calling. “Saya sangat bangga dengan apa yang saya hasilkan,” ungkapnya. 

Teks: Jason Ngagianto

Foto: 16albermarle Project Space