Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Bandara Internasional Soekarno Hatta memiliki fasilitas terbaru buat penumpang, yaitu Skytrain, berupa layanan kereta antar terminal yang baru saja diujicoba pada tanggal 17 September 2017.
Kereta yang juga dikenal dengan nama Automated People Mover System (APMS) saat ini baru bisa melayani perpindahan penumpang dari terminal 2 ke terminal 3 dan sebaliknya. Skytrain ini sendiri memiliki teknologi yang sama dengan beberapa bandara internasional lainnya yaitu Automated Guideway Transit (AGT) atau kereta berjalan tanpa masinis.
Saya berkesempatan untuk mencoba Skytrain ini dari terminal 3 menuju terminal 2. Untuk mencari lokasi stasiun Skytrain tidak terlalu sulit. Banyak sekali petunjuk arah di sekitar terminal dengan warna yang cukup terang. Area stasiunnya berada di area publik artinya siapapun yang datang ke bandara bisa mencobanya. Berbeda dengan Skytrain di Changi dan KLIA yang berada di dalam terminal penumpang.
Fasilitas di stasiun Skytrain terminal 3 tidak jauh berbeda dari beberapa terminal bandara luar negeri lainnya. Di stasiun ini terdapat meja informasi, papan pengumuman yang berisi jadwal Skytrain dan beberapa informasi lainnya yang memudahkan penumpang di dalam stasiun yang berpendingin.
Dari beberapa sumber informasi yang saya dapatkan Skytrain ini menggunakan kode penomoran KI 2 17 01 dan KI 2 17 02 yang artinya Skytrain ini menggunakan tenaga diesel elektrik sebagai penggeraknya. Cukup berbeda dengan Skytrain umumnya yang hanya mengandalkan listrik.
Dikarenakan jadwal kereta yang tidak terlalu lama, kondisi ruang stasiun memang tidak banyak menyediakan kursi tunggu. Termasuk pada saat saya masuk ke dalam kereta. Suasana interior Skytrain tidak jauh berbeda dengan beberapa Skytrain di negara tetangga. Lebih sedikit kursi yang tersedia dan menyediakan banyak ruang untuk penumpang berdiri dan tentunya kaca besar buat penumpang melihat suasana bandara dari atas. Desain ini sendiri dibuat mengingat jarak tempuh antar terminal yang tidak terlalu lama hanya beberapa menit dan mempertimbangkan banyaknya penumpang yang akan berdiri.
Saat saya mencoba, waktu tempuh dari terminal 3 menuju ke terminal 2 atau headway-nya sekitar 5 menit. Waktu ini masih terbilang lama jika dibandingkan dengan headway di Changi Airport yang sekitar 2 menitan. Hal ini dikarenakan memang masih dalam tahap ujicoba. Jadwalnya pun masih terbatas, yaitu pukul 07.05 – 08.45 WIB, pukul 12.05 – 13.45 WIB, dan pukul 17.05 – 18.45 WIB. Pada saat saya tanya ke petugas yang mengoperasikan, kedepannya Skytrain akan beroperasi nonstop selama 24 jam dengan total waktu tempuh sekitar 7 menit mengitari seluruh stasiun terminal. Artinya headway per stasiun sekitar 1-2 menit.
Skytrain dengan nilai investasi sebesar 950 miliar ini memiliki tiga rangkaian kereta. Setiap rangkaian mempunya dua gerbong kereta yang bisa mengangkut penumpang sebanyak 176 orang dengan panjang lintasan sekitar 1.700 meter. Penumpang juga bisa memasang aplikasi bandara sehingga bisa mengetahui jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta ini via iOS dan android.
Dikarenakan masih tahap ujicoba. Saat ini Skytrain masih dikendalikan oleh petugas selama enam bulan. Kedepannya Skytrain murni akan bergerak secara otomatis tidak ada petugas.
Rencananya, akhir tahun 2017 semua terminal akan terhubung dengan Skytrain ini baik dari terminal 1, terminal 2, terminal 3, dan integrated building membentuk loop sehingga memudahkan mobilisasi penumpang untuk pindah antar terminal lebih cepat dan tanpa dipungut biaya.
Selain Skytrain, rencananya akan ada kereta khusus dari Bandara ke Jakarta dan sebaliknya yang akan beroperasi di akhir tahun ini. Diharapkan semua kemajuan ini dapat meningkatkan rating bandara Soekarno Hatta yang masih bintang tiga menjadi bintang empat sejajar dengan Bandara Internasional di negara tetangga, seperti bandara Changi, KLIA, Suvarna Bhumi, dan Incheon.
Teks & Foto: Asril Wardhani
IG:@asrilwd