THE 11TH SPACE, Menuju Ikon Ekosistem Bisnis di Melbourne

Di masa awal membangun bisnis, ada beberapa hal yang sering mengakibatkan para entrepreneur pemula terpeleset dalam kegagalan. Di antaranya adalah buramnya visi dan misi bisnis, ketiadaan rencana pertumbuhan, kurangnya riset sehingga pebisnis menjual sesuatu yang tak diinginkan orang banyak, serta kebingungan mau berkantor di mana. Navanti Holdings, salah satu perusahaan holding multinasional yang bergerak di bidang investasi bisnis, mencoba membantu pebisnis kecil dan menengah untuk lepas dari momok-momok di atas.

Kamis (27/9) lalu, Navanti Holdings beserta belasan anak perusahaannya memperkenalkan THE 11TH SPACE kepada publik Indonesia dan Australia. Dengan pengalaman berbisnis lebih dari satu dekade, perusahaan yang dimiliki dan dimotori anak-anak muda Indonesia ini meluncurkan THE 11TH SPACE sebagai wadah inkubator bisnis sekaligus co-working space bagi pebisnis Indonesia maupun Australia yang ada di Victoria.

Sebagai co-working space, THE 11TH SPACE yang berlokasi di Level 11 Collins Tower, 568-580 Collins St, Melbourne ini memiliki 11 kubikel, 30 meja kerja (work stations), 7 hot desks, serta auditorium yang dapat disewa oleh para pebisnis pemula. Lebih jauh, Ivan Tandyo, CEO Navanti Holdings memaparkan, sebagai inkubator bisnis THE 11TH SPACE menyediakan layanan mentoring dan coaching bagi para pebisnis yang bekerja sama dengan mereka. “Kami ingin menciptakan ekosistem bisnis melalui THE 11TH SPACE. Jadi, tidak sekadar berinvestasi pada bisnis start-up, kami juga menyediakan diri untuk membantu para pelaku start-up berjejaring, mencari investor, dan mengembangkan bisnis mereka,” jelas Ivan.

“Selama 11 tahun terakhir, Navanti telah menjadi mentor dan inkubator bagi sekitar 15-20 anak perusahaan yang ada, dan metode ini berjalan dan berhasil,” tambah Ivan. Karenanya, menurut Ivan, tahun 2018 yang berbarengan dengan ‘ulang tahun’ Navanti yang ke-11, adalah waktu yang tepat untuk membuka diri kepada publik yang lebih luas. “Secara pribadi, saya sudah jatuh-bangun membangun bisnis. Sudah pernah gagal dan terpuruk, pokoknya habis-habisan. Pada akhirnya saya bisa bangkit dan bisnis saya bertahan hingga lebih dari sepuluh tahun. Itu bukan hal yang mudah, namun banyak sekali pelajaran yang kami petik dari perjalanan Navanti. Jadi, saya rasa di titik ini Navanti telah memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni untuk bisa menjadi mentor dan inkubator bagi pebisnis lain,” ujarnya.

Acara perkenalan THE 11TH SPACE kemarin dihadiri oleh Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia; Spica A. Tutuhatunewa, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Victoria dan Tasmania; serta perwakilan dari kalangan pemerintah dan pebisnis Australia, termasuk Chaiperson LaunchVic (semacam BEKRAF di Indonesia), Laura Anderson.

Thomas Lembong menyatakan, hadirnya THE 11TH SPACE di Melbourne merepresentasikan dua megatrend di dunia saat ini. “Pertama, adanya hubungan yang semakin baik antara Indonesia dan Australia. Sejak pemerintahan PM Malcolm Turnbull dan diteruskan oleh PM Scott Morrison, semakin banyak kerja sama dan dialog yang terjalin antara kedua negara,” jelas pria yang akrab disapa Tom ini, saat diwawancara OZIP di sela acara. Megatrend yang kedua, ujar Tom, yakni bahwa kita sedang berada di tengah gelombang Gen-Z dan Milenial, sebagai dampak dari bonus demografi. Generasi ini sangat terkoneksi dan terekspos secara global melalui internet. Mereka juga sangat pandai menggunakan teknologi komunikasi dan informasi terbaru. “Dampaknya, muncul jenis bisnis baru yang diikuti dengan cara dan pola kerja yang inovatif, seperti co-working space ini. Menurut saya, co-working space merupakan perwujudan budaya gotong-royong di Indonesia dalam bentuk mutakhir. Sebab di co-working space, kita kerja rame-rame,” katanya lagi.

Sementara itu, Konsul Jenderal Spica Tutuhatunewa menyambut baik THE 11TH SPACE, terutama karena ia digerakkan oleh anak muda Indonesia. “Masa depan Indonesia ada di tangan mereka, karenanya ini penting sekali. Pemerintah memberikan dorongan, dukungan serta fasilitasi bagi langkah-langkah seperti ini,” katanya.

THE 11TH SPACE muncul dengan visi menciptakan ekosistem bisnis yang mempertemukan pebisnis Indonesia dan Australia. Dari sini, mereka dapat menjalin kerja sama lebih luas, sinergis, dan kelak memberikan kontribusi signifikan bagi hubungan kedua negara. “THE 11TH SPACE akan berperan sebagai business hub yang dapat membawa investor Indonesia ke Australia dan sebaliknya. So, I think this is the beginning of something magnificent for both countries,” tandas Ivan Tandyo.

Teks: Pratiwi Utami

Foto: Dalvin Danindra/NAVANTI