Ulang tahun Indonesian ke-73 dirayakan di Melbourne salah satunya melalui persembahan teater dari Temulawak (Teater Muda Langkah Awal Merdeka). Tahun ini, Temulawak yang diadakan di Athenaeum Theatre ini bertajuk Solara. Tiket acara ini terjual habis, di hari H pun, antrean Panjang menjadi pemandangan menuju pintu masuk. Tidak dimungkiri lagi, drama musikal komedi Solara kali ini begitu ditunggu-tunggu oleh para penonton, yang sebagian besar berkebangsaan Indonesia.
Temulawak 2018 – Solara dipersembahkan oleh PPIA Victoria, melalui kerja keras kolaborasi sembilan cabang PPIA di Victoria. Temulawak tahun ini ekstra spesial, karena sebagian dari penjualan tiket dipersembahkan kepada yang membutuhkan, melalui yayasan Ilmu Untuk Anak Bangsa (IUAB). Temulawak 2018 secara resmi dibuka oleh Spica A. Tutuhatunewa, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne.
Mengapa Solara? “Solara” merujuk ke si karakter utama, Tara Solara. Diperankan oleh Ayu Gitah Lesmana, Tara merupakan seorang atlet nasional badminton Indonesia, yang juga sehari-hari adalah siswa di universitas lokal. Walau sudah berkali-kali memenangkan medali dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, Tara merasa tidak dihargai sekali-kalinya ia kalah.
Seperti pepatah “life imitates art” – situasi yang dialami Tara serasa begitu familiar. Dengan baru-baru ini diadakan Asian Games 2018 Jakarta Palembang, banyak atlet bangsa yang dicibir dengan begitu dahsyatnya oleh netizen, hanya karena tidak membawa pulang medali.
Problema saudara laki-laki Tara, Alfa, beda lagi. Walau pintar dan cerdas, Alfa merupakan seorang yang pemalu dan sering minder menghadapi teman sebayanya yang dinilai lebih populer. Seiring bertumbuhnya karakter Tara dan Alfa, mereka pun sadar bahwa tanggapan dan pandangan orang lain akan kita adalah di luar kendali diri mereka. Hal yang terpenting adalah bekerja sekeras mungkin untuk meraih mimpi dan angan-angan kita. Cerita dari teater musikal ini mengandung moral yang dalam, yaitu melalui kerja keras menggapai mimpi, kita bisa mengharumkan nama bangsa.
Kerja keras seluruh tim produksi Temulawak patut diacungi jempol, mulai dari kru belakang panggung sampai para pemain. Solara ditutup dengan tepuk tangan riuh dari penonton, menandakan suksesnya produksi Temulawak tahun ini. Pelaksanaan Temulawak 2018 – Solara dipimpin oleh Tania Shannon Arifin selaku Project Manager dan Laura Olivia sebagai Sutradara. Musik untuk Solara disusun oleh Jacklyn Marta, dengan soundtrack yang begitu catchy dan mengandung lirik yang dalam.
“Kejarlah mimpimu, gapailah cita-cita, jangan putus asa. Besama-sama kita membangun dunia, aku yakin kita bisa….”
Teks: Rachel Melisa
Foto: Devina Krismarina