Satu Hari di Kobe, Ke Mana Saja?

Setelah dua bulan tinggal di Jepang, saya sering mendengar tentang indahnya masjid di Kobe dan betapa spesialnya Kobe beef. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengunjungi Kobe.

Kobe (神戸, Kōbe) adalah ibu kota Prefektur Hyogo dan salah satu dari sepuluh kota terbesar di Jepang. Lokasinya berada di antara laut dan pegunungan Rokko. Saya tidak menyangka bahwa Kobe adalah kota yang sangat menarik dan memiliki vibe yang sangat menyenangkan. Area Pelabuhan Kobe yang sangat hidup, mengingatkan saya akan area St. Kilda Beach di Melbourne. Cukup mudah untuk menjangkau Kobe dengan transportasi umum seperti kereta karena kotanya terletak kurang dari satu jam dari Osaka dan Kyoto.

Pada tahun 1868, Kobe dibuka sebagai pelabuhan perdagangan internasional pertama Jepang. Sejak saat itu, Kobe berkembang menjadi kota internasional yang mengadopsi adat dan budaya Barat. Bisa dilihat banyak bangunan di Kobe yang memadukan gaya arsitektur tradisional Jepang dan Eropa klasik.

Letak geografis pusat kota Kobe sangat strategis karena berada di antara gunung dan laut. Di sisi selatan, pengunjung bisa merasakan angin laut dan berlayar mengitari laut sekitar Pelabuhan Kobe. Sementara di sisi utara kota, pengunjung bisa menyaksikan rumah-rumah bergaya Eropa di Kawasan Kitano Yamamoto.

Kali ini saya akan menceritakan beberapa tempat yang bisa dikunjungi saat berlibur satu hari di Kobe. Saya mengunjungi café shop yang bersejarah, mencoba Kobe beef, dan mengunjungi beberapa spot popular lainnya. Berikut kisahnya:

Nishimura Coffee

Di pagi hari, saya memutuskan untuk mencoba coffee shop yang sangat bersejarah di Kobe, Nishimura Coffee, yang didirikan tahun 1948. Menariknya, coffee shop ini merupakan yang pertama yang menyajikan kopi hitam, cappuccino, dan jeli kopi di Jepang. Hingga saat ini, Nishimura Coffee menyajikan biji kopi panggang rumahan yang diseduh dengan air kaya mineral dari lingkungan Nada di Kobe. Salah satu biji kopi yang mereka jual juga berasal dari Indonesia.

Begitu memasuki area café, pengunjung bisa menyaksikan interior bergaya Eropa yang sangat kental. Saya mencoba café au lait dan rhubab pastry dengan krim stroberi. Paduan kopi yang pekat tapi tidak terlalu pahit dengan asamnya rhubab dan krim stroberi yang segar membuat saya siap melanjutkan perjalanan di panasnya musim panas Jepang.

Weathercock House

Sekitar 650 meter berjalan ke utara, saya mengunjungi Weathercock House di Kawasan Kitano Yamamoto. Kawasan ini sangat populer akan bangunan Eropa bersejarah yang dulunya ditinggali oleh para pejabat asing. Weathercock House sendiri merupakan sebuah Ijinkan (rumah asing) dibangun sebagai tempat tinggal pedagang Jerman, G. Thomas, yang dulu tinggal di Kobe.

Kebanyakan Ijinkan dalam Kawasan Kitano menjadi museum yang bisa dikunjungi semua orang. Di antara Ijinkan di sana, Weathercock House adalah satu-satunya rumah berdinding bata merah dan memiliki penunjuk arah angin di menaranya yang dikenal sebagai simbol di kawasan Kitano.

Kobe Muslim Mosque

Turun ke arah selatan sekitar 700 meter, Saya mengunjungi Kobe Muslim Mosque untuk mampir shalat dzuhur. Ternyata, dari tahun ke tahun semakin banyak warga Jepang yang tertarik dengan Islam. Kini, masjid ini dibuka tidak hanya untuk umat Islam tetapi untuk semua orang yang ingin mengetahui tentang Islam.

Disebutkan bahwa Masjid Kobe merupakan salah satu masjid terbesar di Jepang. “Masjid ini merupakan masjid tertua di Jepang yang s        elamat dari Perang Dunia II,” sebut Budi Amra salah seorang jamaah masjid yang memuat cerita di akun Instagram pribadinya.

Kobe beef Sushi

Jangan bilang pernah ke Kobe kalau belum mencoba Kobe beef yang sangat terkenal. Daging sapi Kobe ini spesial karena berasal dari sapi ras Tajima yang dilahirkan dan disembelih di Prefektur Hyogo. Daging Kobe beef terkenal empuk dan beraroma serta kaya akan fat marbling. Produk ini dihasilkan dari sapi ras Tajima yang dilahirkan dan disembelih di Prefektur Hyogo.

Daging sapi Kobe biasanya disajikan sebagai steak, shabu-shabu (irisan tipis daging yang direbus sebentar dalam kuah) atau sukiyaki (irisan daging yang direbus dalam panci panas). Salah satu cara terbaik untuk menikmati daging sapi Kobe adalah di restoran teppanyaki, di mana seorang koki memanggang daging di atas piring besi di depan para tamunya. Harganya berbeda-beda di tiap restoran, namun Anda mungkin harus membayar beberapa ribu yen untuk setiap seratus gram daging sapi, sedangkan makanan lengkap di restoran teppanyaki biasanya berharga antara 8,000 dan 30,000 yen per orang.

Karena dana terbatas, saya memutuskan memakan Kobe beef sushi yang cenderung lebih murah karena ukuran dagingnya kecil dan tipis. Namun, saat saya mencobanya, saya sangat terpukau dengan citarasa dan tekstur dari Kobe beef; dagingnya sangat lembut, tidak amis, dan kaya akan rasa. Meskipun harga Kobe beef sushi sangat bervariasi tergantung restoran, namun jangan khawatir karena harga rerata satu pasang Kobe beef sushi tidak lebih dari 3,000 Yen.

Kobe Harborland dan “Be Kobe”

Menjelang sore, saya melanjutkan perjalanan ke selatan untuk window shopping di area perbelanjaan dan hiburan yang sangat popular di Kobe, yakni Kobe Harborland. OZIPmates bisa mencicipi berbagai makanan khas Kobe, mengunjungi berbagai toko bergaya Eropa, hingga menaiki bianglala besar dengan pemandangan laut yang indah. Di area Kobe Harborland, kamu bisa menikmati suasana tepi laut yang syahdu.

Di sekitar Harborland, Anda bisa mengunjungi Kobe Port Tower, Maritime Museum, “Be Kobe” sign, dan mampir shalat di Cruise Port. Jika Anda tertarik untuk naik kapal laut, Anda bisa mendaftar di Cruise Port ini juga.

Saya pun memutuskan untuk menikmati sunset sambil duduk-duduk di Taman Meriken. Taman ini juga popular karena adanya monumen “Be Kobe” yang dipasang untuk memperingati 150 tahun dibukanya Pelabuhan Kobe pada tahun 2017. Lokasi ini menjadi incaran para turis lokal dan internasional untuk berfoto. Karena pada saat itu saya sudah lelah mengantre, saya putuskan untuk foto selfie dari samping.

Jika kamu berkunjung ke Osaka atau Kyoto saat berlibur ke Jepang, Saya merekomendasikan untuk mengikutsertakan Kobe dalam itinerary. Tidak hanya kaya akan asimilasi budaya Jepang dan Eropa yang kental, berbagai macam kuliner menarik bisa kamu temukan disini.

Teks dan foto: Siti Mahdaria