Merayakan Keberagaman dengan ReelOzInd! 2024

Festival film pendek ReelOzInd! 2024 digelar pada hari Kamis (24/10/2024) dengan merayakan tema “Keberagaman/Diversity”. Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival kali ini dilaksanakan di ACMI (Australian Centre of Moving Images), sementara peluncurannya di Indonesia dilakukan di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

Jemma Purdey selaku Direktur Festival ReelOzInd! mengatakan, pilihan kota di luar Jawa merupakan salah satu upaya festival tahun ini untuk menunjukkan berbagai perspektif yang jarang diperlihatkan. Perspektif-perspektif yang ditunjukkan dalam program festival tahun ini, antara lain, termasuk sudut pandang perempuan, LGBTQ+, anak-anak, dan warga First Nations. Hasilnya, film yang ditampilkan tahun ini memenuhi visi Jemma dan panitia ReelOzInd! karena memperlihatkan kehidupan orang-orang dari berbagai latar belakang sambil memicu berbagai emosi yang berbeda.

Seperti misalnya, Bubur Fight, sebuah film animasi yang menggambarkan konflik antara para pecinta bubur tidak diaduk dan diaduk, mampu mengisi bioskop dengan ketertawaan. Film ini juga memukau dengan pengarahan seni dan animasi 3D-nya. Di sisi lain, Bubblegums and Bunyips (“Permen Karet dan Bunyip”) adalah sebuah kisah mengharukan tentang seorang perempuan Aborigin yang merupakan bagian dari the Stolen Generation (Generasi yang Diculik). Istilah ini mengacu ke generasi anak-anak Aborigin yang diambil dari keluarganya oleh pemerintah Australia sebagai bagian dari program asimilasi Australia. Selain itu, ada film pendek Interlude yang menceritakan kerumitan hubungan antara seorang ibu dan anak perempuannya. Film ini adalah salah satu film yang tercipta dari kolaborasi antara aktris Australia dan Indonesia.

Dua film Indonesia lainnya yang cukup menonjol adalah Tamu (I’m Happy but not Today) dan Saru Latar Biru (Azure Vacillation). Berlatar di sebuah kota di Jawa Timur, Tamu adalah salah satu film pendek yang paling unik di festival ini karena dialog yang sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa. Terlebih lagi, bahasa Jawa yang jarang ditampilkan di media, yakni bahasa Jawa Timur dengan logat Banyuwangi. Sementara itu, Saru Latar Biru merupakan kisah seorang bocah laki-laki yang tersesat di pinggiran Jakarta dalam perjalanan untuk mencari orang tuanya. Di tengah perjalanannya, bocah ini bertemu dengan seorang waria; pertemuan ini memantik sebuah dialog mengenai kehidupan di antara mereka berdua.

Mirip dengan tahun-tahun sebelumnya, perhelatan ReelOzInd! 2024 ditutup dengan sebuah sesi tanya jawab dengan pembuat film yang ditampilkan dalam festival. Kali ini, sineas yang terlibat dalam panel adalah Nadia Syarifah dan Miranda Anwar dari Interlude; Nadia merupakan penulis sekaligus sutradara dari film pendek tersebut, sedangkan Miranda memerankan Farah dalam film. Keduanya menyampaikan kebanggaan terhadap film karya mereka yang masuk ke dalam shortlist ReelOzInd! Selain itu, Miranda juga berkelakar mengenai peristiwa-peristiwa jenaka yang terjadi dalam proses pengambilan gambar. Sementara itu, Nadia juga bercerita mengenai proses penulisan film, termasuk alur kisah dalam film yang terinspirasi dari Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020) dan Lady Bird (2017).

Tentu saja, masih ada banyak lagi film yang masuk shortlist ReelOzInd! 2024 yang mengangkat tema beragam. Bersamaan dengan itu, OZIPmates yang penasaran atau ingin memberikan dukungan terhadap film-film pendek ini dapat melihat setiap film secara langsung di website ReelOzInd!

Teks: Victoria Winata

Foto: Jason Ngagianto