Mengintip Keceriaan Acara Buka Puasa Bersama YIMSA 2018

Euforia bulan Ramadhan rupanya tidak hanya bisa kita dengar gaungnya di negara-negara muslim saja, namun negara dengan minoritas kaum muslim juga tengah sibuk merayakan bulan agung ini. Di kota Melbourne Australia, kota dengan jumlah pendatang terbanyak di negeri kanguru, juga tercium aroma dan suasana Ramadhan. Riuhnya acara buka puasa dan shalat tarawih berjamaah bisa ditemukan di berbagai sudut kota Melbourne. Tak heran jika Melbourne disebut sebagai kota dengan tingkat toleransi tinggi, sebab masyarakatnya dapat menjalankan praktik ibadah dengan mudah dan aman.

Baru-baru ini, salah satu organisasi umat muslim Indonesia, Young Indonesian Muslim Students Association (YIMSA) mengadakan acara buka puasa bersama. Acara tersebut diselenggarakan di kantor Konsulat Jenderal RI, 26 Mei 2018 lalu. YIMSA, yang merupakan tempat berkumpulnya anak muda muslim yang tengah menempuh studi di Melbourne, bekerja sama dengan Muslim Youth Seeking Knowledge (MYSK), sebuah organisasi bagi orang-orang Indonesia yang lahir di Australia. Melalui kerja sama antar keduanya, acara buka puasa bersama secara rutin terselenggara sejak tahun 2013.

Selalu ada konsep baru yang membuat acara ini semakin meriah dan khitmad dari tahun ke tahun. Pada kesempatan kali ini, YIMSA juga turut mengundang Imam Fadil Fachni untuk memberikan kajian keislaman kepada teman-teman mahasiswa yang hadir dengan tema “Imagine if this is your last Rramadhan”. Dalam tausiyahnya, Imam Fadil mengajak hadirin yang hadir untuk berefleksi terhadap apa yang telah dilakukan selama hidup. Hadirin diajak bertanya: “Sudahkah kita menjadi muslim yang baik dan santun dan siapkah kita untuk berpulang jika ini memang Ramadhan terakhir kita?” Sungguh ini merupakan pelajaran dan ilmu segar bagi anak-anak muda yang hadir di acara tersebut.

Dari segi acara, terdapat perbedaan yang mendasar dari acara buka bersama YIMSA tahun ini dengan tahun lalu, yakni struktur kolaborasi antara YIMSA dan MYSK serta konsep acara yang semakin tertata rapi dengan adanya project manager yang bertugas untuk memfasilitasi setiap persiapannya. Perbedaan lainnya adalah pada kolaborasi antara YIMSA dan media partnership di Melbourne. Jundi, ketua panitia acara, mengaku bahwa acara buka bersama YIMSA tahun ini adalah kali pertama mereka membangun partnership dengan beberapa media di Melbourne, salah satunya OZIP Magazine. “Tahun kemarin, jurnalis hanya datang dan meliput acara tanpa ada hubungan timbal balik. Nah, untuk tahun ini, kami dari panitia ingin membangun semacam media partnership yang bersifat mutual. Jadi, media tidak hanya meliput acaranya saja tapi kami juga ingin menawarkan kerja sama saling menguntungkan,” tutur Jundi.

Dalam kesempatan kali ini, acara buka puasa bersama juga semakin meriah dengan hadirnya lebih banyak anak muda yang ingin bergabung dan berpartisipasi. Ada sekitar 250 orang yang hadir dan mayoritas dari mereka adalah mahasiswa. Menariknya, hadirin tidak hanya orang Indonesia saja. Muslim muda dari Sudan, Kazakhstan, dan negara muslim lainnya juga turut meramaikan. “Kami senang tahun ini makin banyak teman-teman yang hadir. Bahkan ada kawan-kawan muslim bersedia meluangkan waktunya untuk datang ke acara kami,” tutur Jundi.

Acara buka puasa bersama tersebut berlangsung meriah dan ramai, meski demikian panitia organisasi juga menjumpai beberapa tantangan pada proses persiapan, mulai dari perancangan konsep sampai pendanaan. Sumber dana acara ini berasal dari donasi, baik berbentuk materi atau makanan besar dan snack. “Para donatur dibebaskan untuk memberikan donasi baik dalam bentuk materi, snack, sampai makanan besar. Kami dari panitia tidak memaksa. Namun kemudian, alhamdulilah berkat berkah Ramadhan akhirnya semua kebutuhan dapat terakomodasi,” kata Jundi.

Dijumpai dalam sesi wawancara tempo lalu bersama tim OZIP, Jundi dan segenap panitia acara buka puasa bersama YIMSA juga sangat berharap agar acara tahunan ini dapat terus diadakan, mengingat banyak sekali manfaat yang diperoleh. Selain menjadi tempat berkumpul dan bertemu kawan baru, acara ini juga dapat dijadikan sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antarumat Islam, terutama di bulan suci Ramadhan. Selain itu, hadirin juga dapat menerima ilmu-ilmu baru melalui kajian keislaman yang disampaikan ustadz selama acara berlangsung.

Nudia Imarotul Husna