Memelihara Karier, Memelihara Masa Depan

Kehilangan motivasi dalam bekerja atau menuntut ilmu, bisa mengancam masa depan. Simak kiat-kiat berikut ini agar kita bisa menjaga motivasi untuk menggapai prestasi puncak.

Layaknya pepohonan, ada pohon yang tumbuh liar, ada pula yang harus dirawat. Ada yang punya buah bermanfaat, ada pula yang menumbuhkan duri tajam, bahkan racun pada buahnya. Analogi ini sebenarnya berlaku juga berlaku pada dunia kerja. Ada orang yang mampu tumbuh lebih cepat dari orang lain. Ada yang tumbuh menjadi benalu atau parasit sehingga cenderung menghambat karier. Ada pula yang begitu-begitu saja, namun bila ia tak ada, banyak orang kelabakan karena butuh bantuannya.

Lantas, seperti pohon apakah karier yang kita bina selama ini? Sudah tentu, kita ingin menjadi pohon yang tumbuh rindang, berbuah lebat penuh manfaat, dan mampu menjulang tinggi sehingga selalu bisa memberi arti bagi sekelilingnya. Jika ini berhasil dicapai, masa depan gemilang pun bukan hanya impian.

Untuk itu, salah satu yang harus dilakukan adalah dengan mampu menjaga dan memelihara motivasi. Mengapa? Sebab, dengan motivasi menggebu, sadar bahwa kita punya hak untuk sukses, dan mau serta mampu terus berjuang, akan menjadikan kita pohon yang mampu memberi manfaat bagi banyak orang.

Namun, sudah jadi rahasia umum, bahwa motivasi sering kali tak selalu berada di puncak. Kesadaran hak akan sukses pun kadang hanya membuat kita berangan-angan. Akibatnya, saat bekerja pun sering kali kurang maksimal. Jika sikap semacam ini terus dipelihara, niscaya “pohon” karier kita pun akan layu. Lantas, apa yang harus dilakukan saat motivasi sedang berada pada level negatif atau bahkan minus? Berikut beberapa hal yang disarankan.

Jangan terjebak pada satu masalah. Segera cari kegiatan lain atau beristirahat

Kadang kala, tanpa disadari, kita terbebani dan akhirnya mengalami degradasi mental akibat permasalahan yang tak kunjung henti. Saat satu masalah belum selesai, masalah lain segera menimpali. Jangan jadikan hal itu sebagai beban. Sadari bahwa itu adalah kondisi yang manusiawi dan semua orang bisa mengalaminya. Maka, jika hal  itu dirasa sudah sangat membebani pikiran, tak ada salahnya untuk beristirahat sejenak. Cuti atau liburan dengan meninggalkan pekerjaan, serta mengambil jarak dari masalah sering kali bisa membuka banyak perspektif berpikir sehingga solusi terbaik bisa didapatkan. Jika pikiran sudah kembali segar, segeralah untuk mencari cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan satu per satu.

Maksimalkan potensi, bagikan pekerjaan

Jika kita bekerja, sadari bahwa berbagi beban pekerjaan adalah hal yang wajar, sepanjang masih ada salingpengertian dengan sesama rekan kerja. Karena itu, jika ada pekerjaan yang menumpuk, cobalah bagi pekerjaan sesuai dengan potensi terbaik yang kita miliki. Misalnya kita mampu membuat konsep namun lemah dalam eksekusi, cobalah cari rekan kerja yang jago di lapangan. Berbagilah tugas sehingga tugas bisa selesai dengan lebih maksimal. Namun, dalam hal ini, komunikasi yang seimbang harus dikembangkan. Jangan sampai, saat berbagi tugas, muncul kesan saling melempar tanggung jawab.

Kenali waktu terbaik dari diri kita

Adalah hal yang wajar jika kita beraktivitas berdasarkan mood. Namun, jangan sampai pula kita tergantung sepenuhnya pada mood yang harus selalu ditunggu. Karena itu, coba ciptakan suasana yang bisa memicu mood kita keluar dengan cepat dan maksimal. Salah satunya, adalah mengenali jam dan kondisi yang paling sering membuat mood kita keluar dengan mudahnya. Misalnya, kita terbiasa bekerja di malam hari saat sepi, cobalah untuk benar-benar memaksimalkan waktu itu untuk pekerjaan/tugas yang lebih berat. Dengan begitu, beban tak akan menumpuk dan mengganggu motivasi kerja.

Mengelompokkan tugas yang hampir sama

Biasanya ada beberapa tugas yang paling kita senangi atau justru sebaliknya, kurang disukai. Cobalah kelompokkan pekerjaan tersebut menjadi satu bagian. Lantas, misalkan kita lebih cenderung menyukai mengerjakan yang sulit dulu baru yang lebih mudah, cobalah selesaikan kelompok pekerjaan yang kurang kita sukai dulu. Begitu juga sebaliknya. Dengan cara itu, kita akan menghemat banyak waktu sehingga motivasi kita pun bisa kita pelihara karena pekerjaan bisa terselesaikan lebih cepat.

Tingkatkan konsentrasi

Cobalah kenali hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian kita pada pekerjaan/tugas. Yang paling adalah “godaan” masuknya e-mail yang berkedip di layar komputer/laptop atau panggilan chatting dari kawan kita. Bila memang bisa, hilangkan fasilitas notifikasi untuk sementara waktu. Dengan begitu, konsentrasi kerja bisa lebih maksimal dan pekerjaan pun segera selesai, sehingga motivasi pun terus terjaga.

Beri penghargaan pada diri sendiri

Sekali lagi, penghargaan pada diri sendiri adalah hal yang juga utama untuk kita perhatikan dalam menjaga motivasi. Karena itu, dalam setahun, setidaknya jadwalkan liburan ke tempat impian atau hadiahkan barang yang kita suka. Dengan begitu, kita akan selalu termotivasi dan bahagia, terutama saat menerima “hadiah” dari prestasi yang kita hasilkan.

Salam sukses luar biasa!