MEMBAWA IDENTITAS SEBAGAI BANGSA INDONESIA DIMANAPUN BERADA : BRINGING INDONESIAN IDENTITY TO WHEREVER YOU ARE

Menjadi bagian dari bangsa Indonesia adalah suatu hal yang mem- banggakan. Bagaimana tidak, bangsa yang sangat besar dengan 252 juta penduduk, ribuan pulau, ratusan suku dan bahasa ini menyim- pan banyak sekali hal yang unik sekaligus indah. Tidak banyak negara lain yang mempunyai “keberuntungan” seperti itu. Keragaman bahasa misalnya, harus dipandang sebagai sesuatu yang indah. Bahasa Indonesia menjadi subject yang menarik untuk dipelajari oleh bangsa lain, termasuk di Australia. Belum lagi ratusan bahasa daerah yang menjadi bahasa pengan- tar bagi suku bangsa yang berbeda-beda.

Sebagai dosen di Monash University yang mengajar mahasiswa S1, S2, termasuk co-pembimbing untuk mahasiswa S3 dengan disiplin ilmu Kajian Indonesia (Indonesian Studies), cita-cita Yacinta untuk membuat dunia lebih mengenal tentang Indonesia membuahkan banyak cerita. Yacinta ingin mengambil bagian secara aktif sebagai jembataan hubungan antara Indonesia – Australia.

Yacinta memula kiprahnya ke benua Kangguru sebagai guru tamu Bahasa Indonesia di Tasmania pada tahun 1994 (melalui program dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tasmania). Tidak puas hanya menjadi tutor, ia pun aktif bersama-sama membuat buku, materi pelajaran bahkan film tentang budaya Indonesia. Hingga kemudian Yacinta berhasil mendapat- kan beasiswa dan melanjutkan studi di bidang Master of Education dengan spesialisasi LOTE-AppliedLinguistic di universitas yang sama.

“Memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia bisa melalui banyak hal. Tidak hanya dari mengajar, tetapi dari berkesenian seperti menari dan membaca puisi, menjadi pembicara dalam seminar, aktif dalam berbagai diskusi dan pertukaran ide, dan masih banyak lagi hal positif yang bisa dilakukan’, papar Yacinta. Untuk dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat, dan paham akan isu-isu terkini, Yacinta percaya akan kekuatan membaca.

Bagi Yacinta, buku, lingkungan, dan didikan orang tua telah mengantarnya menjadi “manusia internasional”, namun dengan identitas ke-Indonesia- an yang sangat kuat. “Memiliki dan bangga akan identitas sebagai bangsa Indonesia itu penting. Kita tidak akan lupa akan akar kita, siapa kita, darima- na kita berasal, apa bahasa daerah yang bisa kita kuasai, bagaimana latar belakang keluarga kita dan masih banyak lagi. Identitas itu akan kita bawa seterusnya. Dan banyak elemen identitas sebagai bangsa Indonesia itu akan selalu unik. Seringkali membuat kagum bangsa lain”, tambah Yacinta.

Selama tinggal di Australia, Yacinta menyadari satu hal bahwa kehidupan di Barat yang cenderung individualistik dan hanya diajarkan untuk mengenal satu bahasa (monolingual), membangkitkan pencerahan akan kelebihan bangsa Indonesia yang hidup komunal, mudah bekerjasama, lebih cepat menganggap orang lain sebagai keluarga sendiri dalam ke-Bhinneka-an budaya, falsafah dan keragaman bahasa yang luar biasa. Baginya inilah skill manusia Indonesia yang tidak atau jarang dimiliki bangsa lain.

Namun begitu, kaum muda Indonesia juga bisa menyerap banyak hal posi- tif dari negara Australia. Belajar tentang ketertiban, kedisplinan, kebersihan, sadar lingkungan, budaya kritis dan anti korupsi, lebih menikmati alam, adalah merupakan hal yang tak kalah penting. “Nilai-nilai positif tersebut bisa dibagikan ke masyarakat di Indonesia. Sebaliknya juga, kita bisa ber- peran aktif dapat mengenalkan kekayaan budaya Indonesia, falsafah-falsa- fah lokal dan bahasa-bahasa daerah dari Indonesia kepada teman-teman kita di Australia”, ujar Yacinta penuh semangat.

Generasi muda juga harus mulai mengadopsi budaya yang penting sekali, yakni membaca dan menulis. Ke depan, menurutnya akan banyak sekali bangsa asing yang datang untuk belajar karya-karya sastra hingga berba- gai kearifan lokal yang belum digali di Indonesia. Dengan membaca dan menulis, generasi muda Indonesia akan lebih dapat menuangkan gaga- sannya secara lebih akurat dan memperluas kontribusi untuk dunia dan kemanusiaan. Yacinta optimis, “Generasi muda yang memiliki nasionalisme demikianlah yang kelak akan bisa lebih aktif berkontribusi kepada dunia”.

Yacinta_pict 2Yacinta Kurniasih

Lecturer, Researcher, Writer and Cultural Activist

Being part of the nation of Indonesia is something to be proud of. How can a nation of 252 million inhabitants, thousands of islands and hundreds of tribes and languages hold on to lots of beautiful and unique things. Not many other countries can be so “fortunate”. The diver- sity of languages, for example, should be seen as something beautiful. The study of Indonesian in other countries can be seen as something interest- ing, including in Australia. Not to mention the hundreds of local languages that has become the working language for different ethnic groups.
As a lecturer at Monash University who teaches undergraduate students (S1), masters students (S2) and co-supervisors PhD students (S3) in the field of Indonesian Studies, Yacinta’s ambition is to make the world know about Indonesia through her many stories. Yacinta wants to take an active part as a bridge between Indonesia-Australia relations.
Yacinta started her mission in the Kangaroo continent as guest Indonesian teacher in Tasmania in 1994 (via a program of the Tasmania Ministry of Education and the Culture). Not satisfied with just being a tutor, she worked actively in making a book, subject material even a movie about Indonesian culture. Finally Yacinta succeeded in obtaining a scholarship to continue her studies in the field of Master of Education specializing in LOTE-Applied Linguistic at the same university.
“Introducing Indonesian culture and language can do many things. Not only teaching, but in art such as dancing and the reciting of poetry, speaker at a seminar, active in various discussions and exchanges of ideas, and there are many other positive things that can be done,” said Yacinta. To be able to provide complete and accurate information, and understand the current issues, Yacinta believes in the power of reading.
For Yacinta, books, environment, and education from parents, have led her to become an “international person” but still hold Indonesian identity strongly. “Having pride in our identity of the nation of Indonesia is impor- tant. We do not forget our roots, who we are, where we come from, what languages we speak, what’s our family background and much more. The identity we continue to main. And the identity of the nation of Indonesia is always unique. Often impressing other nations,” added Yacinta.
During her time in Australia, Yacinta has found that life in the West is largely individualistic with people only taught to speak one language (mono- lingual). This has led to her realisation that Indonesia’s great strength lies in its strong sense of community, cooperation, and openness to accepting all people as family, in the spirit of cultural diversity. She considers this to be Indonesia’s unique skill, one not possessed by other nations.
That being said, the youth of Indonesia can take away a lot of positives from Australia. Learn about order, discipline, hygiene, environmentally conscious, critical and non-corrupt culture, an enjoyment of nature, are things that are no less important. “These positive values should be shared with the community in Indonesia. Conversely, we can play an active role
in introducing the rich culture of Indonesia, the local philosophies and the local languages of Indonesia to our friends in Australia”, expressed Yacinta passionately.
It is also really important the younger generation need to start adopting (Indonesian) culture, namely reading and writing. Looking ahead, she thinks, will come to Indonesia to study a variety of literature, literature by various locals that are yet to be explored in Indonesia. By reading and writ- ing, Indonesia’s young generation will be able to express their ideas more accurately and extend the contribution to the world and humanity. Yacinta is optimistic, “This young generation with strong nationalism who will con- tribute more actively to the world”.