Alkisah, di suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta, tiba-tiba sang pemberi materi berhenti menyampaikan materinya. Setelah beberapa waktu menyampaikan paparan dan teori-teori, ia memberi kejutan dengan mengajak peserta untuk melakukan sebuah permainan.
Ia memberikan balon dengan warna yang sama kepada masing-masing peserta. Mereka diminta menulis nama masing-masing peserta pada balon tersebut menggunakan spidol. Setelah semua menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian semua balon dikumpulkan. Balon-balon itu lantas dimasukkan ke dalam ruang sebelah yang kosong.
Tak lama, ia kemudian memberikan tugas kepada seluruh peserta seminar. “Perhatian kepada seluruh peserta, kami persilakan Anda pindah ke ruang sebelah. Saya berikan tugas kepada Anda semua untuk mencari dan menemukan balon yang telah tertulis nama Anda sendiri. Siapa yang paling cepat, akan mendapatkan hadiah. Waktu yang diberikan hanya lima menit, mulai dari sekarang…!” perintahnya. Peserta sontak heboh.
Semua peserta bergegas menuju ruang sebelah dan segera sibuk mengambil balon yang paling dekat dan berusaha mencari nama mereka. Saat balon di tangan bukan berisi nama sendiri, mereka segera melempar begitu saja balon tersebut dan bergegas melanjutkan mencari balon yang dicarinya. Akibatnya, satu sama lain ketika belum menemukan namanya, mereka malah jadi saling melempar balon.
Suasana jadi sangat kacau dan berantakan. Satu sama lain saling bertabrakan, mendorong, dan berebut dengan orang lain di sekitarnya sehingga terjadi kekacauan. Maka, setelah waktu lima menit yang disediakan habis, hanya dua orang yang berhasil menemukan balon mereka sendiri.
Sang pemberi materi lalu mengambil alih dan menghentikan kehebohan itu,“Stop. Waktu telah usai. Silakan Anda sekalian berdiri menepi!”
Dengan sedikit kecewa para peserta melepas balon dan menepi. “Nah, sekarang, saya minta Anda secara acak mengambil balon, dan silakan berikan kepada siapa saja orang yang namanya tertulis di balon itu.” Dalam waktu yang relatif singkat, dengan wajah gembira setiap peserta telah memegang balon dengan nama mereka masing-masing.
Setelah kehebohan berganti dengan wajah ceria, sang pemberi materi lalu bertanya, “Apa yang bisa kita simpulkan dari permainan balon kita kali ini?”
Para peserta hanya saling berpandang-pandangan. Mereka lalu sibuk menebak-nebak apa maksud dari permainan tersebut. Tak menunggu lama, si pemberi materi itu pun segera menjelaskan. “Dalam hidup kadang ada yang beruntung. Seperti dua orang yang tadi berhasil mendapatkan nama di balonnya. Ia tak perlu usaha lebih keras dibanding orang lain, tapi bisa mendapat apa yang ia cari. Tapi, keberuntungan itu tak selamanya ada pada kita. Kalau dicoba lagi dengan cara yang sama, bisa jadi dua orang tadi tak akan berhasil kembali seperti pada percobaan pertama.”
Peserta tampak mengangguk-angguk dengan ucapan itu. Pemberi materi pun lantas melanjutkan. “Kejadian seperti itu sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua orang, setiap manusia, setiap waktu sibuk mencari kebahagiaan dan mengharap keberuntungan datang untuk diri sendiri, mirip dengan mencari balon mereka sendiri, dan berakhir dengan banyak yang gagal. Hal ini berbeda pada sesi kedua, saat kita mau memikirkan membantu orang lain, seperti pada saat Anda memungut balon dan memberikan kepada yang namanya tertera di balon. Anda telah membantu teman menemukan keberhasilan dan keberuntunganya. Begitu pun dengan Anda sendiri, menemukan dan menerima balon dari teman yang lain. Alangkah berartinya hidup pada saat menyadari bahwa bantuan kita membuat sukses orang lain dan keberhasilan kita juga karena bantuan dari orang lain. Sungguh kehidupan yang harmonis dan patut dijaga. Dengan cara itu, kita akan jadi pribadi yang semua saling beruntung, semua saling berbagi keuntungan dan kebahagiaan satu sama lain.”
Dear Readers,
Setiap manusia pasti membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Maka, jangan pernah melupakan kebaikan orang kepada kita. Jangan pula merendahkan orang lain saat kesuksesan di tangan kita, karena tidak ada sukses yang abadi. Karena sesungguhnya, dengan memberi kebahagiaan kepada orang lain, maka kita adalah orang yang berbahagia.
Kita kerap kali untung, sukses, berhasil, mampu mencapai impian, karena faktor bantuan dari orang lain. Kita tak akan berhasil jika hanya berdiri sendiri. Sebaliknya, kita bisa mendapat banyak kebaikan jika mau berbagi.
Mari, terus petik keberuntungan dengan banyak berbagi. Mari capai kebahagiaan, dengan banyak memberi. Niscaya, hidup akan jauh lebih berarti.
Salam sukses, luar biasa!