Forum Masyarakat Indonesia di Australia (FMIA) menggelar acara peringatan Hari Kartini di Melbourne, Victoria. Acara bertajuk “Kartini Zaman Now” ini diselenggarakan pada Sabtu, 4 Mei 2019 di Drill Hall – Multicultural Hub, 26 Terry Street, Melbourne dari pukul 4 sore. Acara tersebut menghadirkan seorang standup comedian wanita ternama Indonesia, Sakdiyah Ma’ruf, yang juga dikenal dengan keahliannya dalam mengkritisi isu politik, gender, dan Islam di kalangan masyarakat global yang diakui secara internasional.
Penasaran dengan sosok komika tunggal yang dikenal dengan ciri khas “Ironic Comedy”nya, tiket untuk acara Kartini Zaman Now pun habis terjual. Acara ini dihadiri oleh ratusan masyarakat Indonesia dari berbagai komunitas dan juga warga Australia yang memiliki ketertarikan dengan Indonesia. Beberapa perwakilan dari organisasi kemasyarakatan Indonesia di Melbourne turut hadir memeriahkan acara tersebut. Acara diawali dengan tarian khas daerah Indonesia oleh Sanggar Lestari Melbourne yang membawakan tarian Lenggang Nyai.
“There’s no better way to celebrate Kartini Day and cherishing her struggle for Indonesian women’s rights than having the one and only Sakdiyah Ma’ruf talk about being a “Kartini Zaman Now” in Indonesia today,” ungkap Diana Pratiwi, ketua Forum Masyarakat Indonesia di Australia.
Momen perayaan Hari Kartini ini juga bertepatan dengan pasca pemilihan umum serentak Indonesia. Pada pesta demokrasi yang juga berlangsung di Melbourne pada tanggal 13 April lalu terlihat kepedulian dan antusiasme yang luar biasa dari warga Indonesia di Melbourne yang dibuktikan dengan antrian panjang di depan KJRI Melbourne pada hari pencoblosan. Jadi, acara yang diadakan oleh FMIA ini juga bertujuan untuk melepas ketegangan setelah pemilu dengan menikmati lawakan bersama komedian kondang Sakdiyah Ma’ruf.
“I think her ability to create comedy based on actual struggles as a Muslim woman were funny and relatable,” papar Tommy, warga Indonesia yang hadir di acara tersebut.
Sakdiyah melontarkan beberapa sindiran bernuansa humor sehingga penonton pun tersentil dengan leluconnya dan tertawa. Ia menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia secara bergantian untuk komedinya. Meskipun aspek bilingual tersebut menciptakan sesi yang agak canggung, tapi candaannya dapat dinikmati oleh penonton yang multikultur yakni warga asli Indonesia dan juga warga lokal Australia.
Teks: Evelynd
Foto: Windu Kuntoro & Fakhrul Hadianto