Indonation 2019 Membuka Pintu Hati dan Pikiran

Berbeda dari inisiatif Societal Project RMIT tahun-tahun sebelumnya, kali ini inisiatif penggalangan dana jerih payah anggota PPIA RMIT ini menghadirkan kesempatan bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam membantu anak-anak korban perdagangan gelap dan prostitusi yang marak terjadi di Indonesia, terutamanya di Pulau Batam. Bekerja sama dengan Rumah Faye, PPIA RMIT turut mengundang artis-artis dan musisi indie Adhitia Sofyan, EndahNrhesa dan The Overtunes untuk datang dan meramaikan acara dengan alunan lagu-lagu mereka. Mulai dari lagu-lagu Endah Nrhesa yang berkobar semangat hingga alunan gitar Adhitia yang mellow, para penonton bersorak dengan semangat bersorak dan bertepuk tangan menanti lagu berikutnya. Indonation 2019 menjanjikan sore hari penuh ria sembari mengajak penonton untuk beramal bersama. Pada pukul 15:30 sore tanggal 12 Oktober 2019, acara pun resmi dimulai.

Acara dimulai dengan perkenalan diri kedua MC, Ineke dan Bryan Anderson. Duo MC yang penuh canda dan tawa ini membuka acara dengan menjelaskan tujuan diselenggarakannya acara Indonation 2019. Kemudian, alunan lagu Indonesia Raya pun dimulai seraya penonton berdiri melantunkan lirik lagu kebangsaan yang dipimpin oleh Amadea Deilesa. Tidak lama kemudian, grup indie siswa-siswi RMIT “Matahara” memulai pertunjukan dengan lagu-lagu cover pop. Berbeda dengan suasana konser ala Soundsekerta, pertunjukan di sore hari ini terkesan rileks dan casual, seakan mendengar alunan musik di bawah pohon rimbun di sore hari yang indah. Setelah mendengarkan pesan pembuka dari Ibu Spica A. Tutuhatunewa, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Melbourne dan Tasmania, Presiden PPIA RMIT Jeremy Chondro dan Project Manager Indonation 2019 Chintya Dharmayanti, Faye Simanjuntak, pendiri Rumah Faye, turut membagikan pandangan dirinya akan sebab maraknya perdagangan gelap anak kecil. Suasana pun berganti serius ketika penonton mendengarkan cerita yang dibagikan Faye mengenai pengalamannya bersama anak-anak korban perdagangan gelap. 

Selepas sesi serius bersama Faye, atmosfer serius berubah ceria ketika duo Endah dan Rhesa memasuki panggung. Lagu-lagu penuh energy yang dibawa membuat penonton bersorak dan bersemangat – tidak lupa juga mereka membawakan judul-judul lagu kontemporer yang populer di kalangan masyarakat. Sindiran, plesetan maupun cover dinyanyikan dengan lirik kocak yang turut mengundang tawa penonton. Nada bass yang tenang ditemani oleh nyanyian merdu Rhesa memenuhi ruangan dan penonton pun bertepuk tangan menanti lagu berikutnya. Sungguh merupakan pasangan duo yang sangat berbakat dan 

Setelah sesi penuh semangat bersama Endah dan Rhesa, acara dilanjutkan dengan sesi mellow dan puitis bersama Adhitia Sofyan. Gaya musiknya yang puitis dan dan bergenre medley membuat penonton jatuh hati di setiap nada gitarnya. Pengalamannya bersekolah di Sydney juga turut mempengaruhi gaya musiknya dan dirinya banyak menulis lagu yang terinspirasi dari pengalamannya ketika bersekolah di Sydney, termasuk “Blue Sky Collapse”, “Adelaide Sky”, dan album keenamnya yang berjudul “Chronicle of You”. Berbeda dengan lagu genre hip hop yang lebih fokus ke nada musik, lagu-lagu Adhitia menitikberatkan lirik dan konten kreasi yang penuh makna. Setiap lagunya pun merupakan sebuah cerita – sebuah kisah tentang dirinya dan observasi dirinya akan pengalaman dan liku-liku hidup orang lain.

Setelah sesi mellow bersama Adhitia, The Overtunes pun kembali menuai semangat penonton dengan lagu-lagu penuh energi. Pentas dipenuhi dengan anggota-anggota band The Overtunes yang memainkan berbagai instrument mulai dari gitar, keyboard, drum hingga saxophone. Para penonton pun tidak lama mulai bangkit dari tempat duduk dan menempatkan diri mereka di bawah panggung guna menyalami dan berfoto bersama anggota-anggota band. Meriahnya acara pun berlanjut hingga pukul 22:30 malam ketika acara akhirnya selesai dan penonton beranjak pulang.

Indonation 2019 tahun ini melahirkan sebuah konsep menarik yang mungkin dapat dicontoh di acara-acara lainnya. Beramal tidak harus selalu menjadi sebuah pengalaman yang monoton. Dengan mengundang artis-artis dan musisi lokal, penonton dengan murah hati akan lebih terdorong untuk beramal sambil menikmati sore hari yang penuh ria. Bagi Anda yang tidak sempat bergabung di Indonation tahun ini, jangan sempat melewatkan acara Societal Project PPIA RMIT tahun 2020!

Teks: Edward Tanoto
Foto: Windu Kuntoro