Dibalik 98 Mendulang Sukses di IFF 2015 Australia

Sutradara Lukman Sardi, Artis peran Chelsea Islan dan produser Affandi

Katrini Nathisarasia

Pemutaran film Di Balik 98 menuai sukses di hari kedua (10/4) Indonesian Film Festival yang bertempat di ACMI Cinema 1,  Melbourne. Antusiasme penonton terlihat dari penuhnya  gedung pertunjukan yang berkapasitas 200 orang tersebut.  Begitupun dengan sesi tanya jawab yang mengakhiri jalannya pemutaran film. Pertanyaan – pertanyaan yang kritis sekitar film tersebut disambut dengan hangat oleh Lukman Sardi (sutradara) , Chelsea Islan (aktris), dan Affandi Abdul Rachman (produser) yang sengaja dihadirkan ke Melbourne untuk memeriahkan ajang bergengsi yang mengaharumkan nama perfilman Indonesia di kancah internasional ini.

Di Balik 98 adalah sebuah kisah drama keluarga (fiksi), yang mengambil latar belakang sejarah (non-fiksi), yaitu peristiwa Reformsasi 1998. Peristiwa tragis yang terjadi di Indonesia, yang lebih sering disebut sebagai Tragedi 1998, dirangkum dalam kisah yang mengalir apik sepanjang jalannya film yang berdurasi 106 menit ini.

Diceritakan salah satu aktivis mahasiswa yang bernama Diana (Chelsea Islan) memiliki konflik dalam keluarga. Aktifitasnya sebagai aktivis demonstran sangat bertentangan dengan sang kakak  yang berprofesi sebagai pegawai Istana Presiden (Salma, diperankan oleh Ririn Ekawati) dan sekaligus kakak iparnya yang tentara (Bagus diperankan oleh Donny Alamsyah). Puncak kerusuhan yang mencekam, akhirnya sempat mencerai beraikan keberadaan mereka. Hal yang sama tejadi juga pada kekasih Diana (Daniel, diperankan oleh Boy William). Keluarganya yang beretnis Cina sempat menjadi korban kerusuhan yang akhirnya memutuskan untuk eksodus ke luar negeri. Kisah sedih yang sama terjadi pada Salma, yang harus kehilangan anak yang dikandungnya. Pada saat kerusuhan Salma sempat hilang, dan ditolong oleh warga, walau kehamilannya tak berhasil diselamatkan.

Di penghujung cerita, 17 tahun kemudian sejak kejadian 98 tersebut, Diana dan Daniel akhirnya bertemu kembali. Diana memilih menjadi guru TK agar dapat meneruskan idealismenya untuk mendidik anak-anak Indonesia dengan baik. Dia tetap memimpikan  perubahan pada karatkter anak-anak Indonesia sebagai penerus generasi mendatang.

Lukman Sardi berhasil mengemas kisah ini menjadi sebuah film yang sangat menyentuh. Perpaduan kisah konfik keluarga, percintaan, sejarah dan politik, mampu dikemas dengan apik. Alur yang dirangkai dari mulai perjuangan gerakan mahasiswa dalam memperjuangkan reformasi, kerusuhan di Jakarta, situasi di Istana Negara dan Gedung MPR yang mencekam, hingga berakhir dengan runtuhnya Orde Baru mengalir rapi dan mampu membangkitkan emosi.  Tentunya didukung juga oleh akting yang kuat dari para pemeran Di Balik 98.

Lukman mengatakan, bahwa film ini membutuhkan proses pembuatan yang lama, terutama pada saat editing.  Film ini  mulai dibuat pada Desember 2013, dan baru tayang di bioskop Indonesia pada Januari 2015. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal – hal yang berpotensi menjadi gesekan bagi pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam peristiwa 98. Research yang mendalam dan sangat hati – hati, dilakukan oleh Lukman berikut para pemeran, untuk mendapatkan suasana dan kevalidan kejadian. Bahkan Chelsea yang terbilang sangat belia, mampu menghayati perannya. Ia berhasil menampilkan dengan baik aura aktivis demonstran pemberontak.

Film ini bisa dibilang sebagai debut kesuksesan Lukman Sardi, tidak hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai sutradara. Idealisme Lukman untuk selalu dapat berkontribusi lebih dalam kemajuan film Indonesia, nampaknya makin membuahkan hasil. Lukman menegaskan, misi film ini adalah untuk memberi gambaran betapa Reformasi walaupun tujuannya baik, tetapi memakan banyak korban, dan tentunya mematahkan banyak harapan. Peristiwa sejarah dan politik yang lebih dikemas dalam kisah drama, diharapkan mampu mendidik, sekaligus menjadi pencerahan dan mimpi bagi banyak masyarakat Indonesia untuk mejadikan Indonesia yang lebih baik.