Burung-burung Musim yang Bersaksi Di Negeri Kangguru

Romo Paskalis Patut

Oleh: Romo Paskalis Patut,O.Carm

1.     Pengantar

Ketika pertama kali bertemu dengan orang-orang Indonesia dalam perayaan Ekaristi KKI (Keluarga Katolik Indonesia) Melbourne, saya sontak terkejut dengan jumlahnya yang lumayan banyak. Rasa bangga mengawali perjumpaan itu. Tiga bulan saya tinggal di Melbourne dan menyempatkan diri mengikuti beberapa kegiatan rutin KKI terutama Misa KKI, Misa Mudika dan kegiatan PD kaum muda KKI. Saya begitu senang berada di tengah KKI Melbourne yang akrab, kompak, rajin dan sangat perhatian. Mengikuti beberapa kegiatan KKI memberikan hiburan serta kekuatan bagi saya di tengah kesibukan kursus. Saya menimba banyak pengalaman persaudaraan, kerja sama, keakraban dan hidup menggereja yang baik dari mereka. Meski keterlibatan saya dalam kegiatan KKI begitu minim namun kesan-kesan positif yang saya peroleh membantu saya untuk memahami kehidupan kelompok KKI Melbourne dan juga membantu saya untuk terus belajar bagaimana menjadi seorang pelayan yang baik. Tulisan ini sekedar goresan kecil sebagai kesan dan rasa kagum terhadap KKI Melbourne dan juga Mudika Melbourne serta PDKKI.

 2.     Memandang Indonesia dari luar (Extra Clausura)

Melintas batas, mengarungi samudra dan berhijrah ke negeri seberang merupakan suatu kenyataan peradaban modern. Perkembangan ilmu pengetahuan, persaingan ekonomi, peluang usaha, kualitas pendidikan merupakan faktor yang mendorong meningkatnya mobilitas masyarakat antara satu negara ke negara lainnya. Itulah yang terjadi dengan orang-orang Indonesia yang berada di negeri kanguru Australia. Mereka berani keluar meninggalkan tanah air Indonesia dan masuk ke Australia dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Di negeri kanguru mereka meraih mimpi demi suatu masa depan yang lebih pasti. Mereka bagaikan burung-burung musim yang bermigrasi terbang ke arah selatan Indonesia demi suatu masa depan yang cerah. Kemajuan negeri kanguru menyimpan sejuta rasa untuk tetap berpijak di sana demi suatu kepastian sampai musim migrasi untuk kembali ke tanah air Indonesia.

Pusaka Indonesia tidak begitu saja dilupakan. Meski mereka berziarah melintas batas dengan visa masyarakat diaspora di Australia namun pusaka Indonesia tetaplah “Tanah Terjanji” orang-orang Indonesia. Nilai-nilai budaya Indonesia yang terpatri kuat di sanubari mendorong mereka untuk tetap bersatu membentuk dan menamakan diri sebagai komunitas Indonesia Australia. Dalam persekutuan itulah mereka berbagai kasih, membangun persaudaraan, saling bekerja sama (semangat gotong royong), membangun iman, dan lain-lain sebagainya. Intinya dalam wadah KKI mereka melestarikan nilai-nilai khas bangsa agar tetap menjadi identitasnya di negeri asing. Nilai-nilai luhur bangsa yang terus dipelihara menjadi suatu kesaksian mereka dalam berinteraksi di tengah kemajemukan negara maju Australia.

Melalui persekutuan kelompok KKI mereka bersama-sama menatap “Tanah Terjanji Indonesia” dari negeri seberang. Semangat menatap negeri Indonesia dari luar Indonesia inilah saya namakan sebagai ‘extra clausura’. Dari kejauhan mereka menatap tanah air tercinta. Negeri maju kanguru seakan menjadi sebuah gunung yang tinggi untuk didaki demi menatap panorama tanah air tercinta Indonesia. Berbagai kemajuan di banyak bidang negeri kanguru seperti dunia industri, pendidikan, transportasi, ekonomi, dan lain sebagainya menjadi batu pijakan mengevaluasi berbagai bidang di tanah air Indonesia. Mereka bukanlah siapa-siapa, bukan pula penentu kebijakan negara; mereka hanyalah pemimpi dan pemberani mengadu nasib di tanah orang untuk menjadi anak bangsa yang berguna masa mendatang. Mereka adalah burung-burung musim yang mengais rejeki di antara koala dan kanguru, bertaruh dan bersaing meraih suatu mimpi. Dalam terang iman dan semangat cinta tanah air mereka membangun keyakinan dalam bersaing agar suatu saat nanti bisa membangun bangsa Indonesia. Kemampuan bertahan di tengah persaingan yang ketat membentuk mereka untuk menjadi pribadi yang bisa mendongkrak kemajuan indonesia di masa mendatang ketika mereka sudah pulang.

3.     Bertualang Bersama Bapak Abraham (Bdk Kejadian 12 – 22)

KKI bagaikan burung-burung musim yang bermigrasi ke negeri asing mengais rejeki namun tetap mimiliki ciri dan identitas yang pasti. Berbagai kegiatan rohani yang terus dibangun dalam suatu organisasi yang bernama KKI merupakan upaya mempertahankan identitas bangsa yang beragama. Bangsa Indonesia dibangun atas dasar iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini bukan saja dianut setiap warga masyarakat Indonesia tetapi menjadi ciri bangsa Indonesia di mana pun dia berada. Agama tetap diyakini sebagai pembentuk keseimbangan kehidupan manusia. Kelompok Indonesia Melbourne khususnya KKI mampu mempertahankan hal tersebut dalam petualangan mereka di negeri kanguru. Meski mereka sibuk dengan tugas masing-masing namun setiap orang berjuang untuk melaksanakan apa yang menjadi komitmen bersama KKI.

Perkenankan saya mengangkat Bapa Abraham sebagai tokoh model untuk kelompok KKI Australia khususnya KKI Melbourne dalam peziarahan hidup iman mereka di tanah rantauan. Abraham yang dipanggil keluar dari tanah kelahirannya Ur-Kasdim pergi ke suatu negeri yang dijanjikan Yahwe untuknya. Petualangan Abraham hanya berpedoman pada iman akan Yahweh kapan dan di mana pun dia berada. Kemampuan Abraham mengamalkan imannya akan Yahwe itu terbukti dalam keberhasilannya melintasi batas-batas negara lain, bergaul dengan bangsa-bangsa asing sambil membangun keakraban dan persaudaraan dengan siapa pun selama petualangannya menjawabi panggilan Yahwe. Kehebatannya inilah sehingga Abraham dikenal sebagai Bapak orang beriman bukan saja Yahudi, tetapi juga Kristen dan Islam.

Oleh karena itu, belajar dari ketokohan Abraham merupakan hal perlu bagi kelompok KKI Australia terutama KKI Melbourne. Saya mengutip beberapa poin penting dari petualangan Abraham yang bisa dijadikan spirit untuk KKI Australia.

1)     Panggilan yang disertai janji Yahwe untuk Abraham (Kej.12-18). Yahwe memanggil Abraham untuk keluar dari tanah kelahirannya Ur-Kasdim dan pergi ke suatu negeri yang dijanjikan Yahwe untuknya. Menanggapi panggilan Yahwe merupakan keputusan besar dalam hidup Abraham. Panggilan Yahwe itu mengandung resiko besar yaitu kehilangan saudara dan keluarga, menjadi orang asing di tanah rantau dan kehilangan harta warisan yang menjadi jaminan masa depannya. Abraham pasti sangat sadar bahwa menjadi perantau tidak mudah, pasti ada banyak kesulitan yang akan menghadang. Namun Abraham berani membuat suatu keputusan besar itu untuk mengikuti panggilan Yahwe meski dia tidak mengerti sepenuhnya panggilan Yahwe itu. Apa yang membuat Abraham berani untuk mengikuti panggilan Yahwe? Yaitu janji Yahwe seperti negeri yang berlimpah susu dan madu, keturunan yang banyak serta berkat untuk segala bangsa. Yahwe juga memberikan jaminan bahwa Yahwe selalu menyertai Abraham.

2)     Iman Abraham dituntut kesetiaan dan ketaatan kepada Yahwe (Kej.22). Ketika Abraham memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya, keluarganya dan seluruh warisan yang merupakan jaminan masa depannya, maka saat itulah iman akan Yahwe mulai bertumbuh. Abraham terus percaya kepada Yahwe dengan sejumlah janji Yahwe untuknya. Iman Abraham itu sungguh-sungguh menjadi nyata dan teruji dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Meski istrinya sudah dinyatakan mandul namun karena Yahwe menjanjikan keturunan kepadanya ia pun tetap percaya. Dan puncak dari pengujian iman Abraham kepada Yahwe yaitu ketika harus mempersembahkan anak satu-satunya yaitu Ishak. Saat itulah Abraham dinyatakan sebagai pemenang yaitu sebagai hamba Yahwe yang beriman sungguh, setia dan taat. Kemenangan Abraham atas ujian paling berat oleh Allah membawa berkat berlimpah-limpah untuk Abraham.

3)     Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Bdk Mat 10.16). Abraham adalah seorang perantau yang cerdik dan sukses. Ia mampu menjalin relasi dengan bangsa-bangsa lain di mana saja dia berada sehingga ia diterima. Abraham sukses bukan saja dalam bidang ekonomi tetapi juga sukses sebagai orang yang beriman sungguh kepada Yahwe. Abraham mampu menunjukkan inti iman itu melalui menjalin persaudraan dan relasi yang baik dengan bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya Abraham dikenal sebagai Bapak orang beriman oleh banyak bangsa manusia di dunia.

4.     Penutup

Menjadi orang asing di negeri orang bukanlah hal mudah. Hidup harus mandiri, harus memiliki keahlian, harus bisa diterima oleh orang lain dan juga harus menjadi orang yang sukses. Sebab apalah artinya merantau jika hidup lebih menderita ketimbang di negeri asalnya? Seorang perantau juga harus mampu beradaptasi dengan berbagai situasi baru di negeri orang. Misalnya, harus bisa berbicara dengan bahasa setempat, harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan budaya hidup orang-orang setempat, dan juga ada banyak hal lainnya yang membutuhkan suatu semangat adaptasi agar bertahan di tanah rantau.

KKI Australia terutama di Melbourne adalah para perantau yang bukan saja berhasil di bidang ekonomi/dunia usaha tetapi juga perantau yang beriman tangguh, setia dan taat kepada Tuhan. Mereka adalah burung-burung musim yang bermigrasi demi sesuap nasi di negeri kanguru namun tidak kehilangan diri. Identitas ke-Indonesiaan tetap dijunjung tinggi sambil memelihara nilai-nilai luhur warisan bangsa seperti bekerja sama, saling membantu, menjalin komunikasi dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan. Mereka bermigrasi sambil bersaksi tentang budaya Indonesia dan Injil Tuhan. Untuk itu, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka.

Semoga tokoh Abraham sebagai perantau ulung dan juga bapa kaum beriman menjadi tokoh model bagi para KKI Melbourne. Semoga KKI tetap utuh dan teguh bersatu mambangun kerja sama yang baik sambil mengais rejeki demi masa depan yang cerah. Saya yakin KKI Melbourne telah menjadi berkat bagi banyak orang yang Anda kalian jumpai dan layani selama peziarahan Anda di negeri Kanguru.