Karina Utomo – Sang Ratu Musik Punk

Inilah diaspora Indonesia yang dijuluki sebagai ratu punk, Karina Utomo. Ia penyanyi beraliran heavy metal punk yang penggemarnya tersebar di Australia dan Indonesia. Bersama band High Tension, ia sedang bersiap-siap untuk memasuki dapur rekaman untuk album terbaru yang akan dipasarkan di Amerika dan Inggris. Negeri Kangguru ini baginya sangat menyenangkan karena kehidupan musik heavy berjalan dengan sehat. Kondisi yang belum tentu bisa ia dapatkan di negara lain. Ia merasakan suasana bersahabat dimana satu sama lain mau saling membantu.

“Musik itu memiliki kekuatan besar dan bisa meningkatkan begitu banyak aspek dalam kehidupanku,” tutur  lajang kelahiran Jakarta itu. “Hal itu cukup penting dan aku membutuhkannya,” sambungnya.

 

Keterlibatan Karina dalam dunia musik terjadi secara alamiah. Wataknya yang “emosional” membuatnya selalu ingin tampil ekspresif. Pada dasarnya memang Karina dilahirkan sebagai anak panggung. Saat masih tinggal di Jakarta, aksesnya terbatas pada musik kontemporer. Tetapi kepindahannya ke Australia, membuatnya berkenalan dengan komunitas punk underground. Ia mulai menikmati aliran punk hardcore hingga akhirnya mantap mengambil jalur heavy metal punk.

 

Sekalipun mulai dikenal luas dan banyak menjalani tur bersama band High Tension, diakuinya ia belum bisa hidup sepenuhnya dari musik. Ia memang ikut menulis lagu dan menjalani tur, tetapi belum menjadi sandaran hidupnya.  “Aku punya ‘pekerjaan nyata’ dan meniti karir di luar musik dengan sangat serius,” papar model sebuah brand Australia itu.

 

Karina pindah ke Melbourne sekitar tujuh tahun yang lalu untuk belajar. Namun, semangatnya bermusik tak pernah kendur, sekalipun harus berganti-ganti band sesuai kota yang ditinggalinya. Diakuinya, tidak mudah menyesuaikan waktu untuk bermain musik dan belajar.  Kadang ia harus melakukan perjalanan Melbourne-Canberra untuk berlatih dan pergi ke Sydney untuk pementasan. Ia lakukan semuanya dengan penuh semangat. Apalagi kemudian ia mulai bekerja untuk perancang busana pavoritnya. Kerja, musik, dan studi, tiga hal yang membuatnya kewalahan.

 

Terjun di dunia musik membuatnya harus gigish sekaligus sabar. Apalagi wilayah Australai sangat luas. Untuk menjalani tur dibutuhkan waktu yang cukup lama dan tentu saja memerlukan beaya perjalanan yang tinggi. Dosennya di RMIT memberi nasehat yang unik. “You can come back here to study anytime, don’t quit the band.” Kamu bisa kembali ke kampus untuk belajar kapan saja, jangan keluar dari band. Nasihat itu sangat berarti buatnya. Pada saat yang sama High Tension meraih sukses, menerima beberapa penghargaan, memainkan banyak pertunjukan termasuk tur Jawa yang diidamkannya, dan memenangkan mentorship bersama Nick Launay, produser yang sangat dihormati yang telah menghasilkan seniman-seniman besar seperti Midnight Oil to Silverchair.

 

hightension-1Selain bermusik dan belajar, Karina juga tak mau melepas peluang karirnya di dunia mode. Ia tekun bekerja untuk sebuah merek Australia yang empat kali dalam setahun mengirimnya ke Paris untuk memeragakan koleksi mereka. “Melbourne telah membuatku bekerja sangat keras!” ujarnya tanpa ragu.

 

Tentu saja Karina sering rindu juga dengan suasana Indonesia. Ia selalu kangen bakso, martabak, dan kehidupan kota Jakarta. Ia mencoba untuk mudik ke Jakarta sekali dalam dua tahun. Saat pulang kampung itu, biasanya ia mengobati rindunya dengan mendengarkan musik rock dari kelompok Seringai atau band rock yang lainnya.

 

Penyanyi bertubuh ramping ini mengambil banyak inspirasi dari sejumlah penyanyi rock n ‘roll. Salah satunya ialah Jon Christopher dari band Four Dead, band hardcore dari Canberra karena kemampuannya untuk mempengaruhi penonton. Matt Caughthran dari The Bronx juga diakuinya sangat inspiratif. “Jika pergi ke setiap acara Bronx, kita akan segera menyadari bahwa setiap penonton menampakkan senyum kegembiraan di wajah mereka,” tutur pengagum penyanyi Vina Vanduwinata itu.

 

Tahun 2014 ini Karina bersama High Tension mendapat kesempatan untuk mengikuti Southwest Music Conference and Festival (SXSW) di Austin Texas, dan tur keliling Australia bersama band idolanya, The Bronx.

 

Sukses selalu, Karina!