Hadapi Kehidupan dengan Tegar Layaknya Boneka Shaolin

Dikisahkan, di sebuah desa, hidup seorang nenek bersama cucunya yang baru beranjak remaja. Orangtua cucu ini telah meninggal dunia karena kecelakaan. Mereka hidup sangat miskin dan mendiami sebuah gubuk yang sudah reyot.

Setiap hari sang nenek bekerja mengumpulkan ranting pohon di hutan dekat tempat tinggal mereka dan menjualnya untuk menyambung hidup mereka berdua. Hingga suatu hari, sang nenek jatuh sakit dan si cucu berusaha sebisanya merawat sang nenek. Ia bekerja serabutan untuk bertahan hidup. Dan di saat sang nenek merasa waktunya telah tiba, dia memegang erat jemari cucunya dan menyelipkan gulungan kertas kumal sambil berpesan lemah, “Cucuku, bacalah surat ini baik-baik. Hanya ini yang bisa nenek berikan kepadamu.”

Si cucu merasa sedih dan kesepian karena hidup sebatang kara. Di tengah keputusasaan itu, ia berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Tiba-tiba ia teringat pesan sang nenek, kemudian dibukanya gulungan surat itu dan dibaca.

”Cucuku tersayang, saat kamu baca surat ini, berarti nenek sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sungguh, berat sekali meninggalkanmu dalam keadaan susah seperti ini, tapi ini sudah menjadi jalan-Nya. Jangan bersedih dan putus asa karena hidup harus terus berjalan. Nenek tidak punya warisan apapun, tetapi punya hadiah untukmu. Cari dan temukan di dalam kotak di samping pintu.”

Terburu-buru, sang cucu mencari dan membuka bungkusannya. Dengan takjub dan keheranan, dia menemukan sebuah boneka shaolin. Segera dilanjutkan membaca surat sang nenek. “Nenek memberi boneka shaolin ini agar kamu bisa menjadi seperti dirinya. Lihatlah boneka itu dan cobalah pukul sekuat-kuatnya.”

Tanpa berpikir panjang, pukulan pertama diayunkan dan membuat boneka itu terombang-ambing karena di bagian bawah boneka itu berat dan berbentuk bulat. Tak lama, boneka itu berdiri tegak seperti semula. Pukulan selanjutnya yang dihantamkan ke boneka itu tetap sama hasilnya. Boneka itu tak mau jatuh dan tegak kembali. Sang cucu pun lanjut membaca surat.

”Meskipun dipukul berkali-kali. Ia tidak pernah terjatuh. Ia tetap sabar menerima pukulan dan sebanyak itulah ia akan tetap berdiri, tanpa pernah menyerah. Sama seperti boneka itu, nenek berharap kamu tidak pernah menyerah. Ketika jatuh dan putus asa, lihat kembali boneka ini. Kamu harus tetap berdiri! Ketika hantaman datang bertubi-tubi, sebanyak itulah kamu harus bertahan dan tetap bangkit.

“Saat kamu bertekad untuk tidak pernah menyerah, maka orang lain yang akan menyerah dan saat itulah kamu akan menang. Jika kamu tidak pernah mau menyerah, hidup kamu pasti akan berubah. Saat itulah nenek akan bangga melihatmu. Meskipun kamu seorang diri, jangan takut. Nenek akan selalu mendoakanmu. Semoga wasiat, hadiah ini, bisa mengubah hidupmu. Salam sayang selalu. Nenekmu.”

Selesai membaca surat itu, si cucu menangis. Ia merasa malu dan begitu bodoh karena sempat terpikir untuk bunuh diri. Sejak saat itu, ia berubah menjadi seseorang yang bermental baja. Dengan bekal boneka shaolin itu, ia menjadi pribadi yang pantang menyerah hingga akhirnya meraih sukses luar biasa. Pemuda putus asa kini menjadi sang pemenang sejati dalam kehidupan.

Dear Pembaca,

Sesungguhnya, tidak ada kegagalan sejati, kecuali kita berhenti berusaha. Mari, bulatkan tekad untuk tetap tegak berdiri walaupun hantaman sekeras apa pun yang datang menerpa. Sehingga kita bisa berteriak lantang: Aku adalah juara sejati di kehidupan ini!

Salam sukses luar biasa!!!

Teks: Andrie Wongso

Foto: Pixabay