Melbourne Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok

Melbourne – Mahasiswa Indonesia di Australia menunjukkan solidaritasnya atas bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari tanah rantau, kelompok mahasiswa yang menamakan diri Lombok Friends in Australia tersebut berusaha untuk menggalang dana demi membantu meringankan beban para korban.

“Kami sendiri berasal dari NTB, dan musibah ini jelas pukulan tersendiri bagi kita semua. Tapi, tak ada waktu untuk larut dalam kesedihan dan kita langsung inisiatif membuka donasi bantuan sejak terjadinya gempa yang pertama,” jelas Ahmad Junaidi, mahasiswa program Phd of Education di Monash University yang menjadi penggagas penggalangan dana tersebut.

Ajakan untuk menggalang dana bagi para korban gempa dimulai dari social media. Seiring dengan gempa susulan yang terus mengguncang Lombok dengan jumlah korban yang kian meningkat, simpati masyarakat di Australia pun kian tumbuh. Hingga 11 Agustus 2018, jumlah dana bantuan yang berhasil dikumpulkan pun mencapai 16.093 dollar Australia atau hampir menyentuh angka Rp 200 juta.

“Teman-teman Lombok friends in Australia begitu aktif melakukan upaya penggalangan dana. Tidak hanya melalui social media, tapi juga kita menyebar flayer di kampus berisi ajakan untuk ikut menyumbangan bantuan bagi korban gempa,” jelas Junaidi.

Bantuan yang dihimpun berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa Indonesia di Australia, beberapa organisasi, hingga masyarakat Australia sendiri. Menurut Junaidi, bantuan yang tak kalah besarnya juga disumbangkan oleh koleganya dari beberapa negara lain seperti Belanda hingga Amerika.

Junaidi berharap jumlah donasi yang terkumpul bisa terus bertambah mengingat begitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membantu para korban. Ia mengajak masyarakat yang ingin ikut berdonasi untuk mengirimkan dana melalui rekening atas nama Ahmad Junaidi (BSB 733289/ Acc 700056). Kedepannya, Junaidi dan kawan-kawan berencana melakukan sejumlah strategi lain untuk penggalangan dana, termasuk dengan menjual kue dan cindramata. Namun, diakui untuk merealisasikan rencana tersebut masih butuh waktu dan koordinasi dengan pihak kampus agar memperoleh izin.

“Yang jelas, penggalangan dana ini akan terus kita buka karena memang masyarakat masih sangat membutuhkan bantuan pasca bencana,” jelasnya.

Dana yang telah terkumpul juga sebagian telah disalurkan kepada para korban gempa. Untuk penyalurannya sendiri, Lombok friends in Australia bekerja sama dengan Yayasan Jagekastare di Lombok dan anggota Mapala Fkip Unram.

“Ada sekitar 30 relawan yang membantu kita di lapangan. Apresiasi yang sebesar-besarnya juga kita sampaikan kepada para relawan yang sudah bekerja keras dan berani menjangkau daerah-daerah pelosok demi menyalurkan bantuan kepada para korban,” kata Junaidi yang juga menjadi pendiri dari yayasan Jakekastare.

Terakhir,Ia berharap agar rasa solidaritas yang dibangun dalam merespon bencana gempa bumi di Lombok saat ini, tak berhenti sebatas penggalangan dana. Junaidi menekankan, semangat yang ada saat ini harus terus dijaga untuk membangun kembali Lombok usai diguncang gempa. “Kedepannya, kita masih punya tantangan besar untuk membangun kembali perekonomian daerah yang semetara redup pasca gempa. Jadi, semangat ini harus tetap dijaga,” pungkasnya.

 

rahmatul furqan (mahasiswa master of Global media and communication, University of Melbourne)
Sumber foto:  Yayasan Jagekastare (partner relawan di indonesia)