Indonesian Satay Festival: Manjakan Selera Lewat Sajian Nusantara

sixty-8-bandAcara tahunan “Indonesian Satay Festival” garapan Perwira kembali menghadirkan budaya Indonesia yang disajikan lewat ragam hidangan nusantara dan pertunjukan seni. Sabtu, 13 Mei 2017 lalu, Box Hill Town Hall tampak ramai pengunjung yang asyik berkumpul sambil menikmati makanan khas Indonesia – dari mulai sate lilit bali, sate ayam, sampai kudapan asli Indonesia, semuanya tersajikan dengan cita rasa khas tanah air.

Selain hidangan yang lezat, Perwira juga menciptakan sarana untuk para komunitas seni Indonesia ini berunjuk gigi. Acara yang meriah ini dibuka dengan penampilan dari Asbun Band dan dilanjutkan dengan banyak pertunjukan seni lainnya. Diantaranya yaitu pertunjukan Angklung dari Dharma Wanita Persatuan Melbourne, Adelindo, tarian Indonesia dari Widya Luvtari, Maria Leeds, SAS, Baitul Makmur, dan SSPI, penampilan band dari Burwood Crew, Sixty 8 Band, dan Imam Supardi, puisi dari Anton Alimin, sampai Martial Arts dari APSF (Australian Pencak Silat Federation) dan Martial Arts Kids. Petang hari, Fashion Show dari desainer muda Indonesia nampak mewarnai acara yang berlangsung sampai pukul 8 malam itu. Meriahnya suasana ISF ini rupanya tidak hanya dinikmati oleh pengunjung – berbagai komunitas yang menjajakan makanan juga nampak asyik berinteraksi sembari melayani.

I listened to ABC radio today and heard about this event. I brought my wife, Nora, as a present for Mother’s day. It was a lovely event and obviously, the food alone or the music alone is not enough, it is the people,” pungkas Matt, pria asal Turki yang hari itu turut hadir membawa istrinya, Nora, wanita asal Indonesia yang sudah hampir genap satu tahun tinggal di Melbourne. “Being far away from home, I’ve always been excited to have something Indonesian… attending this event was a pleasure, thanks to Matt who brought me here. I tried everything – lontong sayur, siomay, daun singkong, rendang – it’s always nice to have Indonesian food.

komunitas-manado-Dibentuk sejak 1 Oktober 1981, organisasi non-profit Perwira ini memang tak henti menggarap proyek sosialnya sebagai bentuk apresiasi budaya Indonesia. “Kami ingin turut mempromosikan budaya Indonesia untuk masyarakat Melbourne khususnya, dan juga masyarakat Australia. Selain dari itu juga mengakomodir komunitas seni Indonesia di Melbourne untuk menampilkan kebolehannya. Kalau ada yang tidak berkesempatan tampil di satu festival, akan kami gilir untuk tampil di festival berikutnya,” papar Nika Suwarsih, Ketua Perwira periode 2017. Nika juga berharap, Perwira akan senantiasa menghadirkan inovasi dalam programnya sebagai bentuk langkah progresif.

Text dan photo : Syafira Amadea