Christ, The Coming King (Lukas 1 :26-38)

Dr. Seuss adalah seorang penulis buku anak-anak. Dalam salah satu bukunya yang berjudul Yertle the Turtle, diceritakan ada seorang raja kura-kura yang memerintah di satu kolam. Raja ini memerintahkan semua kura-kura untuk membuat istana kura-kura baginya. Semua kura-kura berkumpul dan menumpuk menjadi satu membentuk istana yang indah dan ada satu kura-kura kecil bernama Yertle berada di bagian yang paling bawah. Ketika semua kura-kura ini telah membentuk istana yang tinggi, Yertle kura-kura kecil yang berada di bagian yang paling bawah melakukan sesuatu yang sederhana, yaitu dia bertahak (burp). Akibatnya, seluruh susunan istana kura-kura tersebut runtuh. Suatu kejadian yang kelihatan begitu kecil dan sederhana namun ternyata berdampak sangat besar.

Kelahiran bayi Yesus Kristus adalah kelahiran yang sangat sederhana. Tetapi berita kelahiranNya menggoncang kerajaan yang besar termasuk raja Herodes dan seluruh Yerusalem. Dalam Yesus Kristus, Allah memberi sifat paradoks terbesar mulai dari kelahiran, kehidupan, dan kematianNya. Jikalau Yesus Kristus adalah Raja sesungguhnya, mengapa Dia lahir di kandang dan yang datang hanyalah gembala-gembala yang begitu remeh?. Menjelang kematianNya di atas kayu salib, mengapa Yesus yang pernah membuat banyak mujizat besar, menjadi kelihatan begitu tak berdaya dan lemah?

Firman Tuhan menjelaskan paradoks mengenai apa yang dikatakan Yesus “Bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat “ dengan menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah tiba melalui kelahiran, kematian dan kebangkitan Kristus. Melalui peristiwa penyaliban, yang dianggap orang tidak percaya sebagai kebodohan, Allah memakai salib sebagai cara paling efektif untuk menghancurkan kuasa  terbesar yang mencengkeram seluruh hidup manusia dari sejak Adam hingga sekarang, yaitu penghancuran kuasa dosa yang direpresentasikan oleh kematian. Proklamasi kemenangan Kristus atas kematian dinyatakan melalui kebangkitanNya. Kuasa dosa yang selama ini mencengkeram seluruh ciptaan telah ditaklukan.

Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja di atas segala raja dan hal tersebut telah terjadi. Sedangkan manifestasi dari kerajaanNya itulah yang belum nyata sepenuhnya. Orang percaya masih menunggu langit dan bumi yang baru dimana segala dosa dengan segala akibatnya itu tidak akan ada lagi. Ketika Kristus menggenapi janjiNya untuk datang kedua kali, Dia akan menghapus semua air mata. Tidak ada lagi kedukaan, tangisan, kesakitan dan kematian. Kristus yang berkuasa atas langit dan bumi, Ia berkuasa atas kematian dan kehidupan, dan hanya ketika Dia datang untuk kedua kalinya, semua lutut akan bertelut, semua lidah akan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan.

Merespon Kebenaran dengan Pikiran Terbuka

Melalui kitab Lukas 1:26-38, orang percaya tahu Maria adalah seorang teladan yang menundukkan dirinya kepada kehendak Allah, melakukan dan mentaati kehendak Allah. Aplikasi dari doa “…datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga…” bentuknya adalah ketaatan. Orang percaya yang mengaku Yesus Kristus adalah raja adalah orang-orang yang mentaati perintah dan kehendakNya, yang menginginkan kehendak Allah itu jadi di bumi seperti di surga.

Bila kita membaca dan membandingkan secara detail konteks ayat sebelumnya yaitu ayat 18 , akan ditemukan perbedaan antara keraguan Zakharia dengan keraguan Maria. Keraguan Maria adalah tanda dari pikiran yang terbuka akan kebenaran, ia bertanya untuk mengerti lebih lanjut dan rela berubah jika kebenaran itu memang diberikan kepadanya. Sedangkan keraguan Zakharia adalah tanda dari pikiran yang tertutup, keraguannya menunjukkan bahwa dia tidak mau berubah dan tidak mau mendengar. Dia memakai keraguannya sebagai cara untuk mempertahankan kontrol atas dirinya. Inilah dua jenis keraguan manusia. Tuhan selalu membuka diriNya untuk kita bergumul dan bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tajam bahkan kritis. Tetapi kalau dibalik keraguan dan pertanyaan kita sebenarnya adalah tanda pikiran yang tertutup dan tidak mau menerima apapun meskipun kebenaran itu sudah dibukakan kepada kita, maka hal ini menjadi bahaya besar.

Janji Tuhan Digenapi

Dia adalah Ya dan Amin. Melalui Bayi Natal janji Tuhan yang sudah dinyatakan beribu-ribu tahun sebelumnya tergenapi. Maria sadar bahwa kehendak Tuhan yang sudah dijanjikan dan direncanakan ribuan tahun itu sekarang digenapi di dalam dirinya. Allah telah menyatakan anugerahNya yang besar kepada kita semua. Firman yang kekal itu telah datang ke dalam dunia menjadi manusia. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitanNya. Natal berbicara tentang apa yang Allah telah kerjakan bagi manusia berdosa, bukan apa yang manusia kerjakan bagi Allah, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Marilah kita berdoa agar Roh Kudus bekerja dan menggerakkan hati kita agar sungguh-sungguh percaya akan karya agung Yesus Kristus dan berespons seperti Maria, menyadari anugerah Tuhan yang besar, meresponi dengan segenap akal budi dan segenap hati dan takluk pada kebenaran. Marilah kita menjadi orang-orang yang beriman kepada Kristus dan memiliki iman sejati bahwa Kristus adalah Raja yang telah lahir dan Raja yang akan datang. Selamat Natal 2018. Soli deo gloria!

*Pesan Natal ini disampaikan di Rally KKR Natal Australia-New Zealand, Sesi 17 November 2018 di IREC Melbourne oleh Rev. Budy Setiawan., M.Div (Editorial: Rio Setiawan)