Samuna – Pasar Malam untuk Amal 2017

Acara amal tahunan  PPIA RMIT, Project O akan segera diadakan tanggal 7 Oktober 2017 di Storey Hall RMIT. Menuju Project O, PPIA RMIT sudah mulai menggalang dana dengan mengadakan pre-event. Bertajuk Samuna, singkatan dari Pasar Malam untuk Amal, pre-event Project O ini diadakan Sabtu, 26 Agustus 2017 di  Alumni Courtyard, kampus RMIT. Pengunjung dikenakan tiket masuk $2 yang mana uangnya akan sepenuhnya digunakan untuk amal.

Tahun ini, Project O bekerjasama dengan organisasi non-profit Book for Papua (Instagram: bookforpapua_). Book for Papua adalah sebuah komunitas social untuk meningkatkan mutu pendidikan di pedalaman Papua. “Visi dan misi kami dan Book for Papua sama, yaitu membantu anak-anak yang membutuhkan dalam bidang edukasi dan kesehatan. Nanti uang yang berhasil dikumpulkan akan kami berikan kepada mereka.” Ujar Fransiska Darmawan, Co-project Manager Project O.

Menyusul Project O dua tahun sebelumnya yang bertemakan In Their Shoes dan Wake Up Your Senses, kampanye yang digunakan tahun ini adalah Make Your Move. Untuk memeriahkan acara penggalangan dana, panitia sudah menyediakan berbagai acara di Samuna. Ada banyak games, seperti Poskesmas, Pos Irian, Posumo dan Kenari (Kelas Anak Irian). Games-games ini bukan games biasa karena di balik setiap games ada makna penting untuk raise awareness  akan kondisi anak-anak di Papua. “Ember air kotor melambangkan susahnya anak-anak Papua untuk mendapatkan air bersih di lingkungan mereka. Kami ingin orang-orang aware dengan hal-hal seperti ini,” lanjutSiska.

Selain games ada juga panggung utama tempat talenta-talenta mudaunjuk gigi. Yang tampil antara lain Tasha Helfira, Syena and Louis, Gabby and Chris, Made and Friends, Gibran and Michelle, Burwood Crew, dan DJ Henry Ho. Ada juga berbagai food stall yang menggugah selera. Sekitar 200 pengunjung hadir malam itu.Harapan Siska dan tim, Samuna bisa mengumpulkan cukup dana untuk membantu program Book For Papua dan Project O bisa dihadiri lebih banyak orang tidak hanya orang Indonesia.

Mayseeta.

Photo: Windu Kuntoro