Polemik Teknologi Keselamatan Mobil

Seiring dengan perkembangan teknologi otomotif, fitur keselamatan berkendara terus mengalami kemajuan.

Fitur keamanan yang bersifat otomatis seakan sudah menjadi kewajiban dalam mobil modern, terutama dalam mobil keluarga seperti SUV. Tidak hanya sabuk pengaman atau airbag, tapi juga blind spot monitoring untuk kendaraan yang melewati titik buta pengemudi atau lane-keeping assist agar mobil tidak berkelok keluar lajur yang sedang dilalui.

Tidak hanya itu, pemerintah juga memiliki peran dalam mendorong normalisasi teknologi keselamatan dalam mobil. Sebagai contoh, Pemerintah Federal Australia resmi mewajibkan fitur pengereman darurat otonom (autonomous emergency braking/AEB) untuk mobil yang dijual mulai bulan Maret 2025. Selain itu, pemerintah federal juga mewajibkan mobil yang dijual mulai November 2025 untuk memiliki kamera mundur (reversing camera) dan sensor parkir.

Tidak bisa dipungkiri, fitur-fitur ini berperan besar dalam menyelamatkan jiwa di jalan raya. Namun terkadang, banyaknya fitur keselamatan ini bisa menimbulkan polemik tersendiri.

Salah satu sentimen muncul dari pengendara yang sudah terbiasa dengan mobil yang tidak memiliki banyaknya fitur keselamatan ini. Bukan hanya dari kurangnya keakraban terhadap teknologi baru, tapi juga sifat otonom fitur baru yang bisa terasa mengganggu pengalaman berkendara. Misalnya, lampu yang berkedip atau bunyi peringatan yang muncul ketika pengemudi hendak berganti lajur bisa mengganggu atau bahkan membuyarkan fokus pengemudi tersebut. Belum lagi teknologi setir mobil yang dapat bergerak secara otomatis untuk mencegah perpindahan jalur yang tidak sengaja, yang bisa mengakibatkan pengemudi berebut kendali dengan mobilnya sendiri.

Meskipun reaksi ini tidak berlaku bagi semua pengendara mobil di Australia, sejumlah produsen mobil mengambil langkah untuk menangani situasi ini. Sebagai contoh, dilansir dari CarExpert, Hyundai Australia memperbaiki isu bunyi peringatan batas kecepatan pada sejumlah model Hyundai, Kia, dan Genesis yang rilis sejak 2022. Bunyi ini muncul ketika kecepatan mobil melebihi batas kecepatan yang terdeteksi di jalan raya. Akhirnya pada bulan Juli 2024, CarExpert melaporkan bahwa model Hyundai akan memiliki tombol pada setir yang bisa mematikan bunyi peringatan tersebut, dimulai dari Hyundai Tucson 2025. Pembaruan ini diikuti oleh Kia pada bulan September yang memasang fitur ini dimulai  dari Kia EV9 dan Kia Sorento.

Selain itu, ada juga argumen bahwa pengendara yang kurang lihai tetap dapat terlibat dalam kecelakaan mobil, terlepas dari banyaknya fitur keselamatan yang dimiliki mobil tersebut. Dilansir dari drive.com.au, Kevin Flynn, seorang instruktur pengemudi, mengatakan bahwa pengemudi yang terlalu mengandalkan teknologi keselamatan dalam mobil cenderung mengalami penurunan dalam kesadaran akan situasi dan kecepatan reaksi.

Selain itu, psikolog Dr Max von Sabler juga mengatakan bahwa sistem bantuan mengemudi tingkat lanjut (advanced driving assistance systems/ADAS) bisa mengurangi rasa tanggung jawab dari para pengemudi terhadap keselamatan diri dan orang di sekitar mereka. Singkatnya, para pengemudi bisa ‘menyalahkan’ sistem pengemudian otomatis ketika terjadi kecelakaan. Salah satu contohnya adalah di Armadale, Melbourne tahun 2022 ketika seorang pengemudi Tesla Model 3 yang menabrak seorang pejalan kaki yang hendak menaiki tram, dimana sang pengemudi menyalahkan sistem pengemudian otomatis dari mobil yang dikendarainya.  

Sama halnya dengan teknologi pada umumnya, teknologi keselamatan berkendara tidak luput dari polemik. Ada saatnya ketika teknologi menjadi terlalu intrusif sehingga mengganggu pengalaman berkendara, ada saatnya juga ketika pengemudi terlalu mengandalkan sistem tersebut.

Pada akhirnya, keselamatan berkendara tetap menjadi tanggung jawab dari pihak pengemudi. Meskipun mobil modern memiliki banyak fitur yang bisa membantu mencegah kecelakaan, kewaspadaan dari orang di balik setir tetap menjadi prioritas utama. Ketergantungan yang berlebihan terhadap teknologi keselamatan tidak hanya menjadi menyebabkan risiko terhadap orang di sekitar kita, tapi juga terhadap kemampuan kita dalam berkendara.

Apakah keselamatan berkendara menjadi faktor utama OZIPmates dalam membeli mobil? Lebih lagi, apakah OZIPmates membutuhkan perbaikan dalam fitur keselamatan dalam mobil? Untuk jawaban mengenai masalah keselamatan berkendara, OZIPmates dapat berkonsultasi dengan Pro-RAutomotive melalui nomor 0413-526-614.

Teks: Jason Ngagianto

Foto: Berbagai sumber