Melbourne Tour ala The Pudels

Ozipmates, jika pada edisi sebelumnya kita telah membahas bagaimana dikotomi film Memoir of A Snail merepresentasikan Australian Identity. Kali ini bertepatan dengan periode school holiday di Victoria, ayo napak tilas ala keluarga Pudel! 

Mari kita mulai perjalanan dari Flinder Street St, tidak jauh dari stasiun kita dapat mengunjungi Pameran Memoir of a Snail di ACMI secara gratis. Eksibisi yang dapat dikunjungi hingga akhir 2026 ini menampilkan serangkaian set, properti, dan karakter buatan tangan dari film tersebut. Film yang didanai oleh Melbourne International Film Festival (MIFF) Premiere Fund ini dibuat dengan teknik stop-motion claymation tanpa menggunakan CGI sama sekali, sehingga pada pameran ini pengunjung juga dapat melihat dan mempelajari secara langsung proses kreatif di balik film ini. Pengunjung dapat menyaksikan storyboard yang digambar langsung oleh animator film, Adam Elliot dan juga rekaman behind the scene yang menunjukkan bagaimana para animator bekerja keras menciptakan adegan-adegan dalam film. Pada produksinya, setiap objek dan karakter digerakan frame-by-frame sehingga kamu juga dapat melihat berbagai diorama yang menggambarkan lokasi-lokasi ikonik Melbourne, seperti Brunswick Street dan Luna Park. Selain itu pengunjung juga dapat melihat koleksi yang menggambarkan karakter-karakter dalam film, termasuk siput-siput milik Grace dan Nenek Pinky yang eksentrik. Pameran ini memberi kesempatan untuk mengeksplorasi dunia animasi secara lebih mendalam dan memahami dedikasi di balik pembuatan karya yang menakjubkan ini.

anuary 1, 2019: Australian Centre for the Moving Image located at Federation Square in Melbourne, Victoria, Australia. It is an Australias national museum of film, video games, digital culture and art

Tidak jauh dari ACMI, kamu bisa berjalan sebentar dan mengunjungi “Arts Centre Melbourne”. Dalam “Memoir of A Snail”, terdapat transisi antara ‘Arts Centre Melbourne Spire’ dan ‘The Eiffel Tower’ yang merepresentasikan angan-angan Gilbert Pudel untuk menjadi pesulap terkenal di Perancis suatu saat nanti.  Arts Centre Melbourne adalah pusat seni pertunjukan paling ikonik di kota Melbourne. Tempat ini menyajikan beragam pertunjukan seperti teater, opera, balet, musik klasik hingga konser kontemporer. Di dalamnya terdapat Australian Music Vault, sebuah pameran gratis yang menampilkan sejarah musik Australia dengan berbagai koleksi menarik dan interaktif. Pengunjung juga bisa mengikuti tur belakang panggung untuk melihat sisi lain dunia pertunjukan.  Jika kamu ingin beristirahat sejenak, terdapat kafe dan restoran yang diperuntukan bagi pengunjung untuk bersantai. Dengan arsitektur megah dan spire tower yang ikonik, Arts Centre Melbourne bukan hanya tempat untuk menonton pertunjukan, tetapi juga pengalaman budaya yang lengkap.

Jika kamu berkunjung di akhir pekan, dari Arts Centre mari lanjutkan tour kamu menuju taman wahana “Luna Park” di St. Kilda rd menggunakan Tram Line 16 atau Tram Line 3A. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, turunlah di The Esplanade – Stop 136. Luna Park Melbourne terkenal dengan gerbang masuk berbentuk wajah tersenyum raksasa. Seperti yang digambarkan dalam film, daya tarik utama taman wahana ini adalah roller coaster kayu tertua di dunia yang masih beroperasi yaitu “The Scenic Railway Roller Coaster”. Wahana ini menawarkan sensasi klasik sambil menyuguhkan pemandangan Teluk Port Phillip.  Luna Park Melbourne buka setiap Sabtu dan Minggu, libur sekolah, dan hari libur nasional (kecuali Natal), mulai pukul 11.00 pagi hingga 6.00 sore. Dengan suasana vintage dan berbagai wahana seru, Luna Park dapat menawarkan pengalaman hiburan yang menyenangkan dan penuh nostalgia bagi seluruh keluarga selayaknya kenangan manis oleh Percy Pudel untuk anak-anaknya. 

Setelah menghabiskan waktu di Luna Park, kamu juga dapat berkunjung ke St. Kilda Beach yang merupakan pantai utama Melbourne. Sambil menunggu sunset, baik tourist ataupun penduduk setempat biasanya berpiknik bersama keluarga, lari, jogging dan jalan santai bersama anjing-anjing lucu di pesisiran pantai St. Kilda. Jika pada kesempatan kali ini kita telah mengeksplorasi Melbourne ke arah timur, pada itinerary selanjutnya mari berkunjung ke Fitzroy dan menyusuri area dimana Grace dan Gilbert dibesarkan.  

Sebelum Percy meninggal dunia, keluarga kecil ini tinggal bersama di rusun pemerintah Collingwood Housing Commission Flat yang dapat kamu temukan di Brunswick Street. Jalan ini terkenal dengan nuansa bohemian yang kuat dan penuh dengan energi kreatif. Sepanjang Brunswick Street, kamu dapat menemukan berbagai toko vintage yang unik dan bar-bar kecil dengan pertunjukan musik live. Pada deretan bangunan ini kamu juga dapat menemukan salah satu kedai kebab yang melegenda di kalangan warga Melbourne yang juga digambarkan oleh film ini yaitu, Souvlaki King. Masih di area yang sama, kamu juga dapat mengunjungi Black Cat Cafe yang menjadi tempat favorit Melbournians untuk menikmati kopi sambil mengamati keramaian di jalan ini. Perpaduan antara cita rasa kuliner, suasana santai, dan energi seni yang hidup menjadikan Brunswick Street lebih dari sekadar tempat nongkrong, kawasan ini mencerminkan gaya hidup Melbourne yang eklektik dan penuh warna.

Jangan lupa ajak keluarga dan sahabatmu untuk menjelajahi Melbourne ala The Pudel’s yang seru dan penuh cerita. Dari pameran Memoir of A Snail yang nunjukin proses kreatif di balik filmnya, hingga tempat-tempat seru yang digambarkan secara mendetail pada film ini seperti Luna Park dan Brunswick Street yang ekspresif. 

Kontributor : Ivany Hanifa Rahmi | Foto : Berbagai Sumber