Jatuh Cinta Seperti di Film-film – Sebuah Film Cinta dalam Film Cinta

Rilis: 2023

Durasi: 118 menit

IMDb: 8.3/10

Genre film drama romantis adalah genre film yang tidak mungkin kehabisan penonton, tidak terkecuali di Indonesia. Namun, Jatuh Cinta Seperti di Film-film yang disutradarai Yandy Laurens mengambil sudut pandang yang unik, yaitu dari sudut pandang dunia penulisan naskah film atau scriptwriting.

Sudut pandang ini diwakili oleh Bagus Rahmat (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis skrip yang berusaha menyatakan cintanya kepada Hana (Nirina Zubir) yang merupakan teman SMA-nya melalui sebuah naskah film. Akan tetapi, terdapat sejumlah rintangan menghalangi Bagus dalam menyatakan cintanya. Misalnya, Hana yang baru saja kehilangan suaminya sedang tidak ingin menjalani hubungan. Di sisi lain, Pak Yoram (Alex Abbad) yang merupakan agen Bagus, kerap menekan Bagus dari sisi pekerjaannya sebagai seorang penulis naskah.

Senjata utama Jatuh Cinta adalah gaya penceritaan unik yang nampak dari penggunaan warna hitam-putih dalam filmnya. Tidak hanya itu, film ini juga dihiasi dengan berbagai istilah dunia perfilman. Suguhan-suguhan inilah yang semakin memperkuat perspektif Jatuh Cinta dalam melihat drama romantis dari kacamata dunia film. Namun, berbagai adegan dan dialog antartokoh dalam film mengungkapkan sebuah pesan mendalam yang berkaitan dengan dunia penulisan film.  

Pada intinya, Jatuh Cinta adalah sebuah surat cinta terhadap dunia penulisan skrip dalam perfilman. Dalam film ini, para penonton tidak hanya diajak untuk melihat sedikit dari proses pembuatan film dari sudut pandang produksi, baik itu aktor maupun sutradara, tapi juga bagaimana seorang penulis skrip melihat dunia. Terdapat sejumlah adegan yang sebenarnya menjadi komentar Yandy Laurens terhadap cara kerja dan berpikir seorang penulis naskah. Adegan-adegan yang mungkin nampak dramatis atau bahkan berlebihan sejatinya cara Yandy Laurens menceritakan gaya penulisan Bagus sebagai seorang penulis skrip; dengan kata lain, menulis seorang penulis.

Melihat dari perspektif Bagus, seorang penulis naskah lebih sering diharuskan untuk mengekstrak emosi sebanyak mungkin dari sebuah cerita dalam kurun waktu yang terbatas. setidaknya, dalam sebuah film drama bioskop yang memiliki durasi kurang lebih dua jam. Akibatnya, dalam sebuah film sering terjadi eskalasi emosi yang tajam atau adegan berlebihan yang nampaknya datang entah dari mana. Namun melihat dari sudut pandang seorang penulis skrip, seringkali adegan-adegan inilah yang mampu menyampaikan pesan ke penonton dengan cara yang paling berkesan—meskipun nampak tidak realistis. Namun, argumen mengenai lensa penulis skrip ini bukan sekadar pengamatan dari OZIP saja—ini tertuang dalam sejumlah adegan dalam Jatuh Cinta.

Selain itu, lensa unik penulis skrip dalam Jatuh Cinta memungkinkan penonton untuk melihat bagaimana seorang penulis skrip menghadapi hingar-bingar dunia produksi film, mulai dari produser yang banyak mau sampai produksi film yang banyak kendala. Namun tidak hanya itu saja, Jatuh Cinta juga menceritakan dampak yang muncul ketika dunia personal dan dunia kerja seorang penulis film bertabrakan. Konflik ini tidak hanya berdampak pada sifat dan interaksi Bagus dengan kolega-koleganya, tapi juga gaya penulisan Bagus dalam proyeknya.

Tentu saja, semua konsep, komentar, dan pesan mendalam ini tidak akan bisa tersampaikan dengan efektif tanpa penampilan yang apik dari jajaran pemerannya. Apresiasi patut diberikan kepada Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir selaku kedua pemeran utama yang mampu memberikan penampilan dramatis dan realistis yang berkesinambungan. Selain itu, ada juga Alex Abbad yang nyentrik, namun juga memiliki sisi yang simpatetik.

Sebagai Kesimpulan, Jatuh Cinta adalah sebuah film unik yang tidak hanya mampu menyuguhkan sudut unik dari sebuah kisah cinta, namun juga menjadi wadah komentar yang cerdas dan mendalam terhadap medium asalnya, yaitu sebagai sebuah film layar lebar. Apakah konsep film ini bisa dibuat ulang dengan kualitas yang sama? Barangkali tidak, tapi itu bukan berarti kita harus berhenti berharap.

Rating OZIP: 9/10

Teks: Jason Ngagianto

Foto: IMDb