Godzilla Minus One – Ketika sang Monster Muncul di Titik Terendah Jepang

Rilis: 2023

Durasi: 125 menit

Rotten Tomatoes: 98%

Godzilla Minus One bercerita tentang Koichi Shikishima (Ryunosuke Kamiki), seorang pilot kamikaze yang kembali ke Jepang setelah kekalahan negara tersebut di Perang Dunia II. Sama halnya dengan segenap warga Jepang yang selamat, Koichi pun harus membangun kehidupan baru di tengah negara yang masih porak poranda. Namun di tengah usaha Koichi memulai kembali, Jepang dihadapkan dengan ancaman baru: Godzilla! Koichi pun bertekad untuk membantu menghentikan Godzilla, apalagi dengan dirinya yang memiliki dendam tersendiri terhadap monster raksasa tersebut.

Namun, perjalanan Koichi untuk menghentikan Godzilla bukanlah satu-satunya kisah dalam film ini. Tema membenahi dan melanjutkan hidup sangat kental dalam film ini. Tema ini tidak hanya terlihat pada Koichi, tapi juga pada tokoh-tokoh lain dalam film dari berbagai macam latar belakang, mulai dari masyarakat biasa sampai veteran perang. Sebagai hasilnya, setiap tokoh dalam film menyikapi keadaan Jepang pasca-Perang Dunia II dengan berbeda-beda, tergantung dari latar tokoh mereka. Setiap perspektif ini diceritakan dengan dinamis; setiap tokoh memiliki ruang untuk berubah dan berkembang sesuai berjalannya lini waktu pemulihan Jepang dalam cerita. Tentu saja, semua dinamika tokoh ini diperankan dengan sangat baik oleh jajaran cast film; mulai dari Noriko Oishi (Minami Hamabe) yang lemah lembut sampai Shiro Mizushima (Yuki Yamada) yang naif.  

Sama halnya dengan kebanyakan film Godzilla modern, reaksi umat manusia terhadap kehadiran Godzilla kerap menjadi jangkar dalam alur cerita. Dalam Godzilla Minus One, Koichi menjadi tokoh manusia yang menjadi jangkar cerita film ini. Namun, posisi Koichi dalam masyarakat Jepang memberikannya perspektif unik; mengingat dia adalah seorang pilot kamikaze yang selamat, ia pun mendapatkan stigma sebagai seorang penakut yang gagal melaksanakan tugasnya untuk kekaisaran Jepang. Polemik ini sering muncul dalam film, ditambah dengan pertemuan pertama Koichi dengan Godzilla yang seakan memperkuat stigma tersebut. Dua titik perkenalan ini seakan meletakkan premis untuk perkembangan karakter Koichi dalam film: apakah dia takut mati?

Namun seiring berjalannya film, Koichi—sama halnya dengan kebanyakan warga Jepang—mulai membenahi hidupnya. Ia menemukan teman-teman hidup baru. Orang-orang inilah yang memberikannya dorongan baru untuk melanjutkan hidupnya, bahkan setelah kemunculan Godzilla. Akan tetapi, pertemuannya dengan Godzilla menimbulkan trauma mendalam, yang memberikannya rasa bersalah penyintas (survivor’s guilt) yang kuat, ditambah dengan tekanan dari pangkat pilot kamikaze-nya. Trauma ini memiliki pengaruh besar dalam hidupnya serta dalam berbagai keputusannya dalam film. Perlahan-lahan, di tengah film, muncul premis baru akibat perkembangan karakter dari Koichi: apakah dia takut hidup?

Kedua premis Godzilla Minus One—perihal keinginan Koichi untuk mati atau hidup–bertemu dalam klimaks cerita yang spektakuler tanpa mengorbankan rasa imersi penonton dalam film. Tidak bisa dipungkiri, pertanyaan tersebut terjawab dengan jelas di akhir film, tentunya dengan penceritaan yang rapi lengkap dengan ending yang memuaskan.

Lalu, apalah film Godzilla tanpa efek spesial yang menakjubkan? Meskipun dibuat dengan budget film yang kalah jauh dari film waralaba Hollywood, efek spesial dalam Godzilla Minus One tidak main-main. Tidak hanya dari bentukan Godzilla yang tampak menakutkan dan nyata, adegan-adegan melibatkan Godzilla seperti kehancuran salah satu kota di Jepang akibat monster tersebut juga tidak kalah nyatanya. Pada akhirnya, Godzilla dalam Minus One terasa seperti sebuah makhluk yang benar-benar bisa ada berkat interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, tidaklah mengagetkan ketika film ini berhasil memenangkan penghargaan Oscar untuk kategori Efek Visual Terbaik.

Pada akhirnya, di tengah banyaknya rilis film dahsyat tahun lalu seperti fenomena Barbenheimer, rupanya Godzilla Minus One menjadi salah satu rilis yang banyak mencuri perhatian penyuka film; dan untuk alasan yang bagus pula. Film ini tidak hanya memiliki efek spesial yang luar biasa memukau, tapi juga cerita bermakna dalam yang dilengkapi dengan penampilan memukau.

Rating OZIP: 9.5/10

Teks: Jason Ngagianto

Foto: IMDb