OZIPmates yang budiman,
Pada catatan wisata sebelumnya, kita telah mengenal tiga desa unik di Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan pada kesempatan kali ini kita terbang menuju tengah Kota Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya menuju pemukiman Desa Kampong Melayu di tepian sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia yang legendaris.
Dalam sejarah lokal, suku Melayu dikenal sebagai pemukim awal desa tertua ini sebelum berdirinya Kesultanan Pontianak 253 tahun lalu (tahun 1771). Sejarah panjang ini membentuk identitas budaya yang sangat unik. Rumah-rumah Melayu berusia ratusan tahun masih berdiri kokoh di sepanjang sungai. Demikian pula budaya lokal yang terpelihara, seperti tradisi Meriam Karbit dari kayu besi Ulin Kalimantan. Sanggar-sanggar seni, buah dari perpaduan budaya Dayak, Peranakan Tionghoa dan Melayu pun tumbuh subur di desa ini, terlihat dari keberadaan sanggar tari Jepin, sanggar Pencak Silat, sanggar Barongsai, sanggar Hadra, pusat tenun Kelengkang, dan sentra batik.
Susur sungai Kapuas dengan kapal wisata air (warga lokal menyebutnya bus air), menjadi favorit wisatawan lokal dan para tamu luar daerah. Khusus bagi wisatawan backpacker, tersedia banyak pilihan homestay Airbnb maupun vila dan hotel standar layak inap berkualitas bagus di kawasan ini.
Kuliner Pontianak tentu cukup familiar bagi kebanyakan lidah warga Indonesia. Sebut saja seperti pisang goreng kipas Pontianak, bubur ikan Ponti, bubur pesawat, dan sotong pangkong. Ada pula kuliner perpaduan Dayak-Melayu seperti pengkang (ketan dan ebi gurih) dan sambal kepah yang biasanya menjadi bekal berburu dan berladang, dan lek tau suan (bubur gunting waterchesnut perpaduan Melayu dan Peranakan) hingga sambal tempoyak (fermentasi durian) yang legendaris.
Travel, enjoy and learn. Ayo kunjungi Indonesia.
Teks: Rio S. Migang | Maryland, USA
Foto: Istimewa (berbagai sumber)