Black Panther: Wakanda Forever – Sekuel Penuh Roller Coaster Emosi

Haru dan emosional, begitu kesan yang tersisa saat menonton film ini. Duka begitu jelas tergambar di hampir sepanjang film yang memang didedikasikan untuk Chadwick Boseman, setidaknya begitu yang pernah disampaikan penulis sekaligus sutradara Ryan Coogler dan juga para aktor yang ambil peran di Black Panther: Wakanda Forever. Kita akan diajak untuk menjadi bagian dari rasa kehilangan yang tergambarkan dengan sangat apik oleh akting Letitia Wright (Shuri) di sepanjang film. Namun meski demikian, film berdurasi 161 menit ini tetap berhasil memenuhi kewajibannya sebagai sebuah film superhero yang apik.

Menutup Marvel Cinematic Universal (MCU) fase 4, tidak berlebihan jika film yang dibintangi oleh Letitia Wright, Angela Bassett, Lupita Nyong’o ini menjadi penutup yang sempurna. Sama seperti film pertamanya, vibranium masih menjadi pusat dan sumber “inti masalah” dalam cerita.

Cerita penuh emosional ini dimulai dari Shuri (Letitia Wright) yang tengah berjuang menyelamatkan kakaknya T’Challa melalui rekonstruksi digital DNA kakaknya. Di tengah kepanikan karena harus melawan waktu itu, Shuri harus menelan kabar pahit akan kematian kakaknya sang Black Panther. Kepedihan Shuri karena ketidaksanggupannya menyelamatkan T’Challa terus berlanjut hingga satu tahun kemudian.

Wakanda, satu tahun setelah kematian Black Panther sekaligus raja mereka, harus menghadapi kenyataan dengan banyaknya negara yang juga ingin menguasai vibranium. Masalah berat dimulai ketika Amerika dengan bantuan alat canggihnya akhirnya mampu mendeteksi adanya vibranium di dasar lautan. Ekspedisi pencarian vibranium ini akhirnya digagalkan oleh serangan pasukan tak dikenal. Tentu Wakanda ada di posisi yang sulit, karena mereka dituduh telah melakukan penyerangan.

Di tengah fitnah yang mendera, Shuri dan Ratu Ramonda (Angela Bassett) pun dibuat bingung dengan penyerangan yang bukan didalangi oleh mereka. Lagipula sejarah telah mencatat jika vibranium hanya dimiliki oleh bangsa Wakanda. Namun sedikit yang mereka tahu, sejarah telah berkhianat. Pasalnya, vibranium tidak hanya dimiliki oleh Wakanda. Namun, jauh di dalam lautan sana, sebuah kerajaan bernama Talokan telah ribuan tahun menggunakan kekuatan vibranium. Masalah semakin melebar saat bangsa Talokan dan Wakanda berselisih pendapat yang bermuara pada peperangan tak terhindarkan antara dua bangsa pemilik vibranium ini. Apakah Wakanda bisa memerangi Talokan tanpa adanya Black Panther? Atau apakah akan ada Black Panther baru yang muncul?

Di tengah roller coaster emosi sepanjang film, kita akan mengikuti perkembangan Shuri dari seorang melankolis menjadi Shuri yang lebih matang secara emosional. Selain itu, ada yang menarik dengan munculnya karakter antihero di sini. Diperankan dengan sangat baik oleh Tenoch Huerta, karakter Namor sang pemimpin bangsa Talokan menjadi karakter antihero yang susah untuk dibenci. Dengan background yang memilukan dan motivasi yang masuk akal, Namor bisa jadi mendulang lebih banyak simpati terlepas dari peran antagonis yang diembannya. Bisa jadi, penonton pun akan jatuh cinta dengan negeri Talokan karena di beberapa adegan, kita akan melihat keindahan laut bangsa Talokan yang begitu memikat dari kacamata Shuri.

Karakter lain yang muncul sebagai protagonist adalah Riri Williams (Dominique Thorne), salah satu karakter yang mencuri perhatian. Didapuk sebagai penerus Tony Stark / Iron Man dalam komik Marvel, para penonton akan melihat “debut” dari Riri Williams atau Ironheart sebagai calon superhero generasi baru dalam Marvel Cinematic Universe.

Terlepas dari segala pujian yang ada, film ini minim kejutan. Kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam film, walaupun tidak semua adegan mudah ditebak. Jangan berekspektasi akan tumpah ruahnya adegan laga di sepanjang film, karena Black Panther: Wakanda Forever ini lebih terfokus ke pergulatan secara emosional yang kental. Namun tetap saja, meski adegan laga relatif sedikit dibanding durasi waktu yang lebih dari dua jam, adegan laga disuguhkan dengan megah dan cukup adil dalam porsinya.

Pada akhirnya, “ruh” film Black Panther pertama tetap mampu dihidupkan di sekuelnya tanpa perlu mencari pemeran pengganti Chadwick Boseman. Akhir kata, dengan skor 9.3, film Marvel satu ini sangat layak tonton lebih dari 1 kali.

Teks: Mutia Putri

Foto: Berbagai sumber