Vanessa Tunggal, Musisi Muda Berbakat

Vanessa Tunggal memang baru berusia 21 tahun namun kemampuannya di bidang musik tidak bisa dianggap enteng. Enam proyek konser garapannya sendiri dan lima music production garapan bersama, menghasilkan sederet karya musik yang berkarakter dan enak didengar. Salah satunya adalah karya musik yang ditampilkan di Temu Lawak 2017, pertunjukan drama musikal yang digelar di Athenaeum Theatre, Melbourne pada 19 Agustus 2017.

Bagi Nessa – begitu ia biasa disapa, peran guru sangat berpengaruh terhadap kepiawaiannya bermusik saat ini. Salah satu guru yang mengajarinya banyak hal adalah sang ibu. “Kalau sudah memulai sesuatu, selesaikan sampai habis,” ucap Nessa tentang salah satu pesan ibu yang paling diingatnya. Pesan ibunya ini juga yang membuatnya tetap bertahan ketika menulis dan mengaransemen lagu yang memang sangat disukainya sejak kecil.

Selain sang ibu, guru-guru di sekolah juga memberikan pengaruh positif ke Nessa. Nessa yang dulunya memiliki sikap tidak percaya diri, berani keluar dari kepompongnya dan berkarya serta berkompetisi di sekolah berkat dorongan sang guru. “Guru yang bagus itu bukan hanya yang bisa menjadi panutan, namun juga mampu membuat muridnya benar-benar bisa dan mengerti, serta menumbuhkan semangat untuk terus maju menjadi lebih baik,” tuturnya.

Lalu bagaimana ceritanya Nessa bisa terlibat di music production? Semuanya dimulai ketika Nessa mengambil studi Classical Performance di University of Melbourne sekitar tiga tahun silam. Nessa pun kemudian bergabung dengan Melbourne Music Theatre Association dan menempati posisi music director. “Bersyukur banget, itu adalah pengalaman pertamaku di music production,” pungkasnya.

Pengalaman bergabung di komunitas musisi internasional ini kemudian membentuk etos kerjanya di manajemen produksi musik. Latihan yang selalu terorganisir dengan rapi dan berjalan tepat waktu mengajarkannya disiplin.
“Kalau latihan dijadwalkan pukul 6, semua orang datang pukul 5.30. Awalnya aku heran, kenapa awal banget? Rupanya mereka menyempatkan waktu untuk mempersiapkan semuanya dengan matang, sehingga latihan berjalan efisien,” paparnya.

Mantap dengan profesi musisi yang dipilihnya, Nessa percaya bahwa musisi tidak bisa dianggap remeh. Apalagi Nessa yakin bahwa Indonesia memiliki materi yang bagus untuk berkarya. “Nilai sebuah bangsa itu paling mudah dilihat dari budaya dan seninya. Kita punya materi yang bagus, tapi sayang kurang etika kerja, disiplin, dan semangat,” pungkasnya. Realita inilah yang kian memicunya untuk terus menghasilkan karya-karya yang bagus dan unik.

“Teruslah berkarya tanpa memikirkan kita berhak mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. Harus jadi seseorang yang sehebat Addie MS dulu supaya suaranya didengar. Kalau cuma bicara tapi kerjanya nggak bagus, siapa yang mau mencontoh?” papar Nessa sambil tersenyum.

Teks: Syafira Amadea
Foto: Windu Kuntoro & Dok. Pribadi