The Great Zoo of China: Bangkitnya Naga di Abad 21

Judul: The Great Zoo of China 

Penerbit: Pan Macmillan Australia 

Penulis: Matthew Reilly 

Tahun terbit: 2014 

Jumlah halaman: 529

Dipenuhi dengan adegan seru dan mendebarkan di setiap babnya, The Great Zoo of China merupakan sebuah novel yang patut dibaca, terlebih lagi bila pembaca datang dengan satu pertanyaan: apa jadinya ketika peran dinosaurus di Jurassic Park digantikan oleh naga? 

Layaknya novel dan film Jurassic Park yang dibuka dengan diundangnya berbagai ilmuan ke taman wahana Jurassic Park sebelum dibuka, The Great Zoo of China pun dibuka dengan diundangnya jurnalis-jurnalis ternama dari Amerika ke sebuah kebun binatang raksasa di provinsi Guangdong, Cina. Salah satu jurnalis tersebut adalah Dr. Cassandra Jane “CJ” Cameron, seorang ahli reptil dan amfibi yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalis lepas untuk Nature dan National Geographic. Untuk undangan liputan ini, CJ membawa adiknya, Hamish, yang berprofesi sebagai fotografer perang. 

Tidak butuh waktu lama bagi CJ, Hamish, dan rombongan jurnalis undangan untuk melihat bahwa “hewan” yang dipelihara dalam kebun binatang raksasa tersebut tidak lain dari naga. Bukan binatang “naga” seperti Komodo Dragon yang tinggal di Pulau Komodo, tapi naga raksasa betulan yang mampu terbang dan menyemburkan api yang panasnya bisa melelehkan baja. Tidak hanya dari segi fisik saja, naga yang dikerangkeng dalam kebun binatang ini memiliki tingkat kepintaran yang luar biasa. Saking pintarnya, naga-naga ini menemukan cara untuk melepaskan diri dari kurungan mereka dan membuat kekacauan dalam kebun binatang tersebut. Hal ini membuat CJ dan rombongannya terperangkap dalam kompleks kebun binatang di tengah kekacauan dan kerusakan yang disebabkan oleh lepasnya para naga. Mampukah CJ menyelamatkan diri? 

Premis cerita novel yang simpel namun menarik merupakan salah satu daya tarik novel ini. Bayangkan saja kisah Jurassic Park yang bertempat di Tiongkok—tapi dengan naga! Tidak hanya itu, karakter CJ sebagai tokoh utama perempuan (female protagonist) sangat kuat dan menarik untuk dibaca. Patut diingat, latar belakang CJ bukanlah mantan tentara atau agen rahasia langganan protagonis film action Hollywood. Ia hanyalah seorang ahli buaya yang terlempar dalam situasi gila melibatkan reptil yang berukuran jauh lebih besar dari seekor buaya. Meskipun demikian, situasi yang dihadapi oleh CJ memampukan dirinya untuk bertumbuh secara karakter dan juga memperlihatkan sisi simpatik CJ, baik terhadap hewan maupun terhadap manusia. 

Adegan action yang datang bertubi-tubi juga menjadi salah satu daya tarik novel ini. Tidak hanya bombastis dan besar dari segi skala, adegan aksi dalam The Great Zoo of China juga terbilang brutal dan sadis. Penulis tidak segan membeberkan detil ngeri yang terjadi dalam kekacauan akibat naga lepas, seperti misalnya ketika ada naga yang sedang memakan salah satu staf kebun binatang. Terkadang detil yang disuguhkan ini terasa tidak perlu dan bisa membawa pembaca keluar dari cerita. Alur kisah novel juga bisa terasa kelewat panjang dan berisi dengan berbagai macam plot twist yang berlebihan. 

Terlepas dari kekurangan minor tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa The Great Zoo of China tergolong sebagai bacaan seru yang tidak boleh dilewatkan. Perpaduan unsur fantasi dan sains fiksi modern di novel ini sangat menarik dan ditambah dengan karakter kuat CJ serta penulisan adegan aksi yang runtut membuat The Great Zoo of China sebuah novel yang patut dibaca untuk penggemar sains fiksi modern.

Rating: 8.5/10 

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: Booktopia