TAGAR INDONESIA TERSERAH TRENDING! APA KABAR PANDEMI INDONESIA?

“Everybody wants a happy ending, but it doesn’t always roll that way” — Tony Stark.

Kutipan Tony Stark diatas, agaknya cukup bisa menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Ditengah menggilanya pandemi covid-19 di Indonesia, pemerintah tentu melakukan tindakan-tindakan, salah satunya adalah dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Lalu apakah ide pemerintah ini sejalan dengan kondisi di lapangan?

Terefleksi dalam tagar #indonesiaterserah, sedikit banyak, beginilah beberapa fakta di lapangan tentang pandemi Indonesia terkini. Sempat menduduki trending 2 di Indonesia pada 16 Mei lalu, #Indonesiaterserah di-tweet lebih dari belasan ribu kali oleh pengguna jagat Twitter. Cuitan-cuitan tentang ignorant-nya beberapa kelakuan rakyat Indonesia pun menjadi sorotan.

Seperti beberapa akun twitter yang memposting foto kartun “stupid > covid” atau “Indonesia??? Terserah!!! Suka-suka kalian saja” diatas kertas putih dengan latar petugas medis lengkap dengan alat pelindung diri (APD). Beberapa meme-meme dan foto kerumunan juga terlihat mewarnai cuitan-cuitan warga net berlatar area publik seperti bandara dan kantor pelayanan masyarakat. Nada-nada keputusasaan dan juga sarkasme sangat kental terasa saat saya menyusuri tiap cuitan. Terdapat gambar dengan tulisan “We are fighting 2 pandemics. Covid-19 and Stupidity” dan juga meme “Orangnya yang jaga jarak, Bambaaaang! Bukan sandalnya!”

Saat artikel ini ditulis, data jumlah korban covid-19 di Indonesia per 16 Mei berdasarkan data dari portal covid19.go.id, pasien positif terdampak covid berjumlah 17.025 jiwa, dengan 3.911 pasien dinyatakan sembuh, dan 1.089 pasien meninggal dunia.

Kenaikan jumlah korban positif yang cukup tinggi dan sempat menempati posisi pertama dengan jumlah kasus terdampak paling banyak se-ASEAN, pemerintah Indonesia mulai berbenah. PSBB mulai diberlakukan, dimulai dari ibukota negara, Jakarta pada 10 April lalu. Menyusul kemudian provinsi dan daerah-daerah lain di Indonesia.

Lalu apa efek domino yang kiranya akan terjadi dengan tidak diindahkannya peraturan itu sendiri? Bukan tanpa alasan, digalakkannya tagar #stayathome beberapa waktu lalu. Dengan sedikitnya petugas medis yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, jangan salahkan jika pasien tidak bisa ditangani seluruhnya. Mengasah empati pada orang lain, terlebih kepada petugas medis yang harus berjuang di garda terdepan dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan.

Kembali kepada kutipan Iron Man di atas, dimana merupakan harapan semua orang agar pandemi ini segera berakhir, sepatutnya kita lebih memanjangkan sabar. Sabar untuk tetap di rumah aja, sabar untuk tidak berkumpul, sabar untuk mengikuti himbauan dari pemerintah maupun WHO demi badai pandemi ini cepat berlalu. Melihat maraknya yang menyuarakan tentang #indonesiaterserah ini, semoga bisa mengetuk pintu hati siapa saja yang masih menganggap remeh tentang aturan berkumpul. Akhir kata, dalam kondisi sulit seperti saat ini, kita semua memiliki andil untuk menjadi pahlawan. So, be the one!

Mutia Putri

Foto: dari berbagai sumber