Sepak Terjang Indonesia di Piala Thomas

Kabar gembira datang dari dunia bulutangkis Indonesia: timnas bulutangkis Indonesia baru saja memenangkan Piala Thomas 2020! Timnas Indonesia berhasil menjuarai Piala Thomas setelah mengalahkan juara bertahan China di final dengan skor 3-0 pada hari Minggu (17/10/2021). Kemenangan timnas Indonesia diraih oleh nomor tunggal Anthony Sinisuka Ginting, pasangan Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto, dan nomor tunggal Jonatan Christie. 

Kemenangan ini tentu saja menambah rangkaian prestasi bulutangkis Indonesia di tahun 2021 setelah torehan medali emas pasangan Greysia Polii / Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. Namun tidak hanya itu, kemenangan Indonesia di Piala Thomas 2020 juga menandai kembalinya Piala Thomas ke pangkuan Indonesia, hampir 20 tahun sejak Indonesia terakhir kali menjuarai turnamen ini tahun 2002. 

Tidak bisa dipungkiri, Indonesia memiliki ikatan sejarah yang erat dengan kejuaraan bulutangkis internasional ini. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara yang paling sering memenangkan Piala Thomas dengan rekor 14 kali juara. Tentu saja, muncul pertanyaan: seperti apa sejarah Indonesia dengan Piala Thomas? 

Piala Thomas atau yang biasa disebut Thomas Cup pertama kali dicetus oleh Sir George Alan Thomas, seorang legenda bulutangkis asal Inggris yang berhasil memenangkan kejuaraan bulutangkis All England sebanyak 21 kali di tahun 1903–1928. Terinspirasi dari Piala Davis dalam olahraga tenis dan Piala Dunia dalam olahraga sepakbola, Sir George menyampaikan gagasannya dalam rapat umum International Badminton Federation pada tahun 1939. 

Kejuaraan Piala Thomas pertama seharusnya diadakan pada tahun 1941-1942, namun tertunda akibat Perang Dunia II. Piala Thomas pertama akhirnya diadakan tujuh tahun kemudian, pada tahun 1948–1949. Pada saat itu, Piala Thomas terbagi menjadi tiga zona kualifikasi: Pan Amerika, Eropa, dan Pasifik yang saat itu hanya diwakili oleh Malaya (sekarang Malaysia). Kejuaraan Piala Thomas pertama dimenangkan oleh Malaya yang berhasil mengalahkan Denmark dengan skor 8-1 di final. 

Thomas Cup 1958

Debut Indonesia di Piala Thomas adalah pada tahun 1958. Hebatnya, debut Indonesia di Piala Thomas ditandai dengan menjuarai turnamen tersebut. Pada saat itu, Indonesia yang diwakili oleh Ferry Sonneville dkk berhasil memenangkan Piala Thomas setelah mengalahkan juara bertahan Malaya dengan skor 6-3. Kemenangan Indonesia juga menghentikan rentetan kemenangan Malaya yang sebelumnya menjuarai Piala Thomas sebanyak tiga kali berturut-turut di tahun 1949, 1952, dan 1955. 

Rudy Hartono

Setelah kemenangan perdana pada tahun 1958, Indonesia terus menikmati masa kejayaan di Piala Thomas dari tahun 1961-1979. Di saat itu timnas Indonesia hanya gagal juara sekali di tahun 1967 setelah dikalahkan Malaya di final dengan skor 6-3. Namun di tahun itu jugalah pebulutangkis legendaris Rudy Hartono melakukan debutnya untuk Indonesia di Thomas Cup. Rudy Hartono kemudian memegang peran penting dalam kejayaan Indonesia di kejuaraan tersebut dari tahun 1970-1979. 

Pertama kalinya Indonesia gagal mencapai babak final adalah pada tahun 1988 dalam kejuaraan yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, Indonesia harus puas dengan peringkat ketiga setelah dikalahkan Malaysia 3-2 di babak semifinal. 

Selang enam tahun kemudian pada tahun 1994, Indonesia kembali ke jalur kemenangan setelah menjuarai Piala Thomas yang diadakan di Jakarta. Kala itu, timnas Indonesia yang dipimpin oleh Hariyanto Arbi berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 3-0. Kemenangan Indonesia pada tahun 1994-2002 juga ditandai dengan kemunculan beberapa pebulutangkis putra yang menjadi kebanggaan Indonesia; antara lain Joko Supriyanto tahun 1996, pasangan Ricky Subagja / Rexy Mainaky tahun 1994, dan tentu saja Taufik Hidayat tahun 2000. 

Taufik Hidayat

Tahun 2004-2018 bisa dibilang merupakan masa “surut” Indonesia dari Piala Thomas, dimana dominasi Indonesia tergantikan oleh China yang memenangkan kejuaraan tersebut sebanyak enam kali, diikuti dengan Jepang dan Denmark yang masing-masing juara sebanyak satu kali. Timnas bulutangkis Indonesia “hanya” mencapai final sebanyak dua kali dalam periode ini, yaitu pada tahun 2010 dan 2016. 

Meskipun begitu, perhelatan Piala Thomas 2020 di Aarhaus, Denmark menandai comeback Indonesia ke podium Piala Thomas. Diwakili oleh generasi muda penuh semangat seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas ke ibu pertiwi. 

Semoga kemenangan ini menjadi awal bagi jilid baru masa kejayaan Indonesia di ajang Piala Thomas. Selamat untuk para atlet dan staf pelatih, we are proud of you! 

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: Berbagai sumber