Safari Ramadhan oleh PCI Nahdlatul Ulama di Melbourne Australia

Ramadhan selalu menjadi bulan yang penuh keistimewaan bagi umat Islam. Kabarnya, Allah mengkhususkan bulan ini antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung. Oleh karenanya, banyak sekali umat muslim yang tengah berlomba-lomba menebar kebaikan, salah satu caranya adalah dengan mengadakan berbagai kajian keislaman yang dirangkai dengan buka puasa bersama untuk meng-upgrade iman kita sebagai manusia.

Dengan semangat Ramadhan kali ini, PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand kembali mengadakan rangkaian acara Safari Ramadhan dengan menghadirkan Ust. Moch. Bukhari Muslim, Sekretaris lembaga dakwah PB Nahdlatul Ulama. Rangkaian acara Safari Ramadhan di Melbourne ini diadakan selama tiga hari mulai tanggal 20 Mei 2018 sampai 22 Mei 2018 kemudian dilanjutkan ke negara-negara bagian Australia dan New Zealand. Dalam kesempatan kali ini, Ust. Bukhori menyampaikan tausiyahnya di berbagai tempat antara lain di pengajian Doa & Dzikir Melbourne, Masjid Westall, Surau Kita, Baitul Makmur, dan juga Monash University. Ust. Bukhori memberikan tausiyah seputar Ramadhan dan keislaman salah satunya adalah topik “Fikih Minoritas: Menjaga Amalan di Negeri Barat”.

Dalam tausiyahnya, Ust. Bukhari menyinggung pula tentang prinsip  ekonomi Islam di mana agama Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah shalat, puasa, dzakat dsb. Namun, Islam juga memiliki prinsip dasar ekonomi yang biasa disebut dengan istilah fikih mu’amalah. Prinsip tersebut mengatur segala urusan transaksi ekonomi misalnya dalam hal berdagang, hukum riba’, hutang piutang, dan sebagainya”, tutur beliau. Semua prinsip ekonomi dalam Islam ini adalah semata-mata untuk mendatangkan segala kemaslahatan dan menjauhkan segala kemudharatan.

Beliau juga sempat bercerita panjang tentang sejarah peradaban ekonomi dari masa filsuf barat bernama Adam Smith yang banyak belajar tentang prinsip ekonomi dari filsuf muslim bernama Ibnu Haldun.

Acara yang dihadiri mayoritas oleh mahasiswa ini juga berujung pada diskusi renyah dengan sesi tanya jawab. Beberapa masyarakat Indonesia yang telah cukup lama bermukim di Melbourne juga berbagi cerita tentang fenomena-fenomena di Australia mengenai prinsip ekonomi, dan tentunya kajian dan diskusi tersebut menjadi ilmu baru yang segar bagi banyak mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Australia.

Nudia Imarotul Husna